Karapan Sapi merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang dikendalikan oleh joki dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain.
Bagi para peserta memenangkan lomba karapan sapi bisa memberi kebanggaan tersendiri. Hal ini menunjukkan keberhasilan dalam menjaga tradisi juga meningkatkan status sosial pemilik sapi yang berprestasi.
Tetapi merawat sapi untuk meraih juara dalam setiap event tidak mudah. Diperlukan ikhtiar maksimal dari pemilik sapi, agar bisa mendapatkan sapi yang tangguh dan siap tanding.
Dimuat dari CNBC, seorang pemilik Tim Karapan Sapi Sonar Muda, yakni H Samsudin menceritakan modal yang perlu dikeluarkan untuk perawatan sapi. Dia menyebut angka 50 juta untuk merawat tiga ekor sapi.
“Pokoknya minimal tiap bulan habis 55 juta. Itu untuk merawat 3 pasang sapi karapan saya. Nanti kalau sudah jelang tanding, biayanya pasti nambah dua kali lipatnya," katanya.
Apa saja perawatannya?
Dosen STAIN Pamekasan, Mohammad Kosim dalam Kerapan Sapi; “Pesta” Rakyat Madura (Perspektif Historis-Normatif) menjelaskan berbagai macam perawatan yang perlu dilakukan kepada sapi sebelum perlombaan. Dia menegaskan untuk merawat sapi ini diperlukan kesabaran dan keahlian.
“Oleh karena itu, pemilik sapi harus mengupah perawat yang ahli dan telah paham benar dengan karakter sapi,” paparnya.
Kosim mengungkapkan perawatan ini sudah layaknya kepada seorang manusia seperti dimandikan, dijemur di bawah terik matahari pagi, dipijat, diberi makan dan jamu-jamuan. Sedangkan Makanan sapi seperti rumput dan daun jagung muda yang selalu harus dalam keadaan segar.
Hal yang menarik adalah ramuan jamu untuk anak sapi ini harus disiapkan secara khusus. Ramuannya meliputi daun sirih temu urat 20 lembar, buah asam dan gula merah.
Biaya berlipat jelang pertandingan
Lalu setelah anak sapi berumur 3 bulan, harus diberi ramuan jamu yang terbuat dari air kopi, daun kedelai, nasi yang sudah basi, gaddung, bawang merah, tepung terigu, dan gula merah. Dijelaskan olehnya, ramuan ini diperlukan agar anak sapi bisa lahap makan.
Kosim menyebut sapi bisa berlari kencang, pemiliknya akan memberi ramuan dari anggur, arak/bir, 20 butir telur, jahe, cuka, madu, air perasan lombok, cabe jamu, buah asam, gula merah, kunyit, garam, daging ayam yang sudah direbus.
Menjelang pertandingan, lanjut Kosim, pemberian jamu ini semakin meningkat. Bila biasanya dibutuhkan 10-20 butir telur setiap hari, menjelang lomba bisa menghabiskan 80-100 butir telur per harinya .
“Alhasil, biaya pemeliharaan sapi kerapan sangat tinggi, sehingga tidak
semua orang bisa melakukannya,” ucapnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
