7 tarian suku dayak kenyah dan kisah dibaliknya - News | Good News From Indonesia 2025

7 Tarian Suku Dayak Kenyah dan Kisah Dibaliknya

7 Tarian Suku Dayak Kenyah dan Kisah Dibaliknya
images info

7 Tarian Suku Dayak Kenyah dan Kisah Dibaliknya


Apakah Kawan pernah dengar tentang suku Dayak Kenyah? Suku Dayak Kenyah adalah bagian dari suku Dayak yang berasal dari Kalimantan Timur. Suku ini memiliki banyak bentuk seni, mulai dari seni arsitektur, seni musik, seni sastra, seni kriya membuat perisai, hingga seni tari.

Seni tari suku Dayak Kenyah merupakan cerminan dari adat istiadat, agama, dan budaya masyarakat di sana. Dahulu, tarian ini memiliki fungsi sebagai upacara adat, tari suka cita (mencari jodoh, kebersamaan, ungkapan terima kasih atas hasil panen, dan lain-lain), serta merayakan kepahlawanan pria suku Dayak Kenyah setelah menang perang. Sekarang, tarian ini dapat Kawan temui di upacara adat dan ketika menyambut tamu.

Tarian bukan sekadar rangkaian gerakan saja, tetapi ada cerita yang ingin disampaikan. Artikel ini akan membahas 7 tarian suku Dayak Kenyah dan kisah dibaliknya.

Tari Kancet Papatai

Tari kancet papatai atau tari perang mengisahkan tentang seorang pahlawan dari suku Dayak Kenyah yang berperang melawan musuhnya. Karena menggambarkan kondisi perang, penari mengenakan pakaian tradisionalnya lengkap dengan perlengkapan perang seperti mandau, perisai, dan baju perang.

Tari Kancet Ledo

Tari kancet ledo atau tari gong mendeskripsikan seorang gadis yang lemah lembut seperti sebatang padi yang bergoyang lembut dibelai angin. Pada umumnya, tari ini dilakukan di atas sebuah gong. Maka dari itu, tari ini dinamakan tari kancet ledo atau tari gong.

Tari Burung Enggang Terbang

Tari burung enggang terbang menampilkan keseharian burung enggang. Masyarakat suku Dayak Kenyah meyakini bahwa leluhur mereka berasal dari langit dan turun ke bumi dalam wujud menyerupai burung enggang. Oleh karena itu, suku ini sangat memuliakan burung tersebut.

Bulu-bulu enggang memiliki peranan yang sangat penting di setiap upacara dan tarian adat. Selain itu, Kawan akan banyak menemukan ukiran bentuk burung enggang di suku Dayak Kenyah.

Tari Leleng

Tari leleng mengisahkan tentang seorang putri bernama Utan Along yang mau dinikahkan ibunya dengan pria yang tidak dia cintai. Maka dari itu, dia memutuskan untuk kabur ke hutan. Selama berhari-hari, dia menangis karena sudah pergi meninggalkan orang yang dia cintai dan teman-teman yang tulus padanya.

Mendengar kabar tersebut, teman-teman Utan Along bergegas mencari keberadaan Utan Along di hutan. Mereka menemukannya dan berusaha membujuknya untuk kembali ke kampung. Pada akhirnya, Utan Along luluh dengan bujuk rayu teman-temannya dan pulang dengan perasaan riang gembira.

Tari Hudoq

Ada dua macam tarian hudoq, yakni tari hudoq dari suku Dayak Kenyah yang ditampilkan oleh wanita dan tari hudoq dari suku Dayak Bahau yang ditampilkan oleh pria. Biasanya, penari akan menggunakan topeng hudoq yang memiliki motif ukiran Kenyah dan Bahau.

Tari hudoq adalah bentuk harapan kepada dewi padi, roh nenek moyang, dan penjaga desa agar kelak mendapatkan hasil panen yang melimpah. Tidak hanya itu, tarian ini berfungsi sebagai pengusir setan, hantu, dan hama-hama yang merusak tanaman.

Tari Pecuk-Pecuk Kina

Tari pecuk-pecuk kina berarti bertahap-tahap. Tarian ini mengisahkan suku Dayak Kenyah yang berpindah dari Api Kayan di Bulongan ke daerah Long Segar di Kabupaten Kutai. Hal ini dilakukan secara bertahap-tahap selama kurang lebih delapan belas tahun lamanya dan diabadikan dalam tarian ini.

Tari Datun

Tari datun adalah tarian mengikat janji sepasang kekasih dari suku Dayak Kenyah. Pada umumnya, tarian sukacita ini diselenggarakan saat upacara pernikahan di suku tersebut.

Melestarikan budaya bisa dimulai dengan langkah kecil seperti menambah wawasan dan meningkatkan kesadaran tentang budaya di Indonesia. Dengan membaca artikel ini, Kawan sudah mengenal lebih dekat dengan tarian dari suku Dayak Kenyah. Semoga bermanfaat!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.