Penulis dapat kesempatan mengisi waktu akhir pekan dengan menonton drama musikal "Pengin Hijrah" di Graha Bakti Budaya, pada Minggu (24/8). Peristiwa quarter life crisis menjadi kemasan baru dalam berkesenian yang diprodusi Multi Buana Kreasindo dan Institut Kesenian Jakarta. Peristiwa ini kerap ditemukan bagi anak muda, termasuk Kawan GNFI.
Pertunjukan panggung yang menampilkan cerita anak muda sedang mencari jati diri mulai dari percintaan, keluarga, persahabatan, dan pendekatan diri kepada pencipta-Nya.
Drama musikal "Pengin Hijrah" menceritakan dinamika kehidupan Alina yang berhasil menjadi influencer sambil ia menyelesaikan kuliah. Selanjutnya, representasi diri anak muda di media sosial turut memberikan warna kekinian bagi penonton.
Alina kemudian mendapatkan masalah ketika foto pribadi milik dirinya tersebar di media sosial. Ia harus menerima hujatan dari lingkungan sekitar serta panggilan dari sang dosen mengenai keberlangsungan beasiswa selama kuliah.
Perempuan muda terbiasa dengan hidup mewah ini tetap memiliki sahabat yang terus mengingatkan dirinya untuk hijrah atau meninggalkan dunia lama.
Menarik dan manis melihat bentuk dukungan sahabat Alina dalam hal kebaikan, seperti meminjamkan hijab dan memperkenalkan masjid sebagai sarana aktualisasi diri. Hal ini tentu menjadi potret kehidupan pertemanan baik senang maupun sedih.
Drama musikal "Pengin Hijrah" menyelipkan juga kehidupan masyarakat Indonesia yang membahas pemerintah dengan unsur komedi politik ringan.
Penonton turut memberikan respon meriah terhadap adegan keluh kesah masyarakat terhadap negara. Adegan ini sebagai hal segar dan lucu selama pertunjukan musikal.
Latar belakang musikal terdiri dari kehidupan Alina di dalam negeri dan luar negeri. Uzbekistan adalah destinasi perjalanan hijrah Alina. Penonton diajak berkenalan dengan dengan tarian tradisional dari negara yang terkenal dengan keindahan arsitektur ini. Ensemble drama musikal Pengin Hijrah menampilkan tarian ikonik dari Uzbekistan.
Tak sekedar tarian tradisional saja Kawan GNFI, kebudayaan masyarakat Uzbekistan untuk minum teh (chai) tampil dalam drama musikal Pengin Hijrah. Penonton terbawa dalam kehidupan Alina yang semakin rumit di Uzbekistan.
Drama musikal "Pengin Hijrah" disutradarai Damar Rizal Marzuki yang berlangsung pada 23-24 Agustus 2025 di Jakarta. Musikal ini juga mengangkat percintaan Alina (Rahel Putri Ardani Budiono) dan Omar (Mahatva Zakie Siregar) yang berliku dan penuh berbagai pertanyaan terhadap hubungan keduanya. Kisah percintaan ala anak muda yang dekat dengan keseharian penonton.
Penulis melihat berbagai penonton yang hadir dalam drama musikal "Pengin Hijrah", dari anak muda hingga orang tua. Lebih lanjut, fenomena hijrah masih menjadi perbincangan di kalangan masyarakat Indonesia saat ini.
Pembahasan religi ringan dan menyenangkan dibawa dalam musikal yang akan menyambut penayangan film dengan judul sama pada 30 Oktober 2025.
Drama musikal "Pengin Hijrah" menampilkan pemain muda yang berasal dari berbagai program studi di Institut Kesenian Jakarta, yaitu: Songsong Haga Gregorius Giawa, Putri Najma Erika Adli, Presi Elisabeth Wantah, Arnold Kurnia, Tegar Brahmanastrya, Rezky Awaluddin Nursaid, Jolly Masnar Sijabat, Destinia Merryane Adeleyva Janis, Tomy Babap, Almanzo Konoralma, Ahmed Osaka, Syarifudin, Widiyashara Septyantini, Zarra Azzahra, Dinda Poetri Hanarizki.
Deretan ensemble terdiri dari Savika Refa Zahira, Aliyah Shafa Rin Nur Fitria, Muhammad Wibowo, Dedi Ronald Maniakori, Xena Israely Loppies, Nadia Hersa Putri, Shinta Devi, Try Anggara, Silas Sampari Rumadas, Rifa Arrahmi Annida, Muhammad Abdul Aziz, Jagad Fitria Nanda, Della Sintya Ananda, dan Salsabilla.
Kawan GNFI, apakah kamu tertarik dengan drama musikal?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
