menelusuri jurusan antropologi pertama ada di ui - News | Good News From Indonesia 2025

Menelusuri Jurusan Antropologi, Pertama Ada di UI

Menelusuri Jurusan Antropologi, Pertama Ada di UI
images info

Menelusuri Jurusan Antropologi, Pertama Ada di UI


Siapa yang tidak kenal dengan antropologi? Ilmu ini mempelajari seluk-beluk manusia, dari kebudayaan, masyarakat, hingga evolusinya.

Kawan, bagaimana ilmu ini pertama kali hadir di Indonesia? Banyak yang mengira bahwa jurusan antropologi pertama kali muncul setelah Indonesia merdeka. Padahal, akarnya sudah tertanam jauh sebelum itu.

baca juga

Antropologi Masa Kolonial: dari Hukum ke Etnologi

Sebelum kemerdekaan, pendekatan antropologi lebih dikenal sebagai etnologi atau studi tentang suku bangsa. Ilmu ini diajarkan di beberapa institusi pendidikan tinggi kolonial Belanda. Salah satunya adalah Rechtshoogeschool di Batavia, perguruan tinggi hukum pertama di Indonesia yang sekarang menjadi Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Di sini, ilmu tersebut tidak berdiri sendiri sebagai jurusan, melainkan sebagai mata kuliah pendukung dengan nama Volkenkunde van Ned.-Indië (Etnologi di Hindia Belanda). Mata kuliah ini difokuskan bagi calon pejabat pemerintah kolonial. Tujuannya adalah agar mereka bisa memahami adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat, sehingga memudahkan proses administrasi dan kontrol.

baca juga

Lahirnya Jurusan Antropologi dan Peran Koentjaraningrat

Setelah Indonesia merdeka, kebutuhan akan antropologi sebagai ilmu murni semakin terasa. Di sinilah peran besar Prof. Dr. Koentjaraningrat dimulai. Setelah menempuh pendidikan di Belanda, ia kembali ke Indonesia dan meletakkan dasar-dasar antropologi yang berorientasi pada Indonesia.

Pendekatan Koentjaraningrat sangat berbeda. Ia tidak lagi menggunakan kacamata kolonial, melainkan mendorong penelitian yang berfokus pada kekayaan budaya Indonesia.

Ia memperkenalkan konsep-konsep baru yang sangat relevan dengan kondisi sosial Indonesia yang multikultural.

Koentjaraningrat banyak mengkritisi bias kolonial dalam catatan etnografi Eropa. Ia menekankan pentingnya perspektif lokal dalam memahami masyarakat Indonesia. Dalam bukunya, ia menyebut bahwa banyak laporan kolonial menggambarkan masyarakat pribumi sebagai liar atau primitif, padahal kenyataannya jauh lebih kompleks.

baca juga

Salah satu hal yang unik dari Koentjaraningrat adalah metode penelitiannya. Ia sangat menekankan penelitian lapangan (fieldwork). Mahasiswanya tidak hanya belajar teori, tetapi juga harus turun langsung ke desa-desa, berinteraksi dengan masyarakat, dan mengamati kehidupan sehari-hari mereka. Pendekatan ini membuat antropologi di Indonesia lebih hidup dan dekat dengan realitas sosial.

Fakta menarik lainnya, Koentjaraningrat lulusan Sastra Indonesia. Ia dua kali menempuh pendidikan jurusan Sastra Indonesia: di Universitas Gadjah Mada (1950) dan Universitas Indonesia (1952).

Koentjaraningrat baru tertarik pada bidang antropologi sejak menjadi asisten Prof. G.J. Held, guru besar antropologi di Universitas Indonesia, yang mengadakan penelitian lapangan di Sumbawa. 

Ketertarikannya itu kemudian mendorongnya untuk melanjutkan pendidikan dan meraih gelar M.A. bidang Antropologi dari Yale University, AS, pada 1956 dan Doktor Antropologi dari Universitas Indonesia, 1958.

baca juga

Jurusan Antropologi Pertama Ada di UI

Pada tahun 1957, Jurusan Antropologi didirikan di Universitas Indonesia (UI). Prof. Koentjaraningrat adalah pendiri sekaligus perintis jurusan Antropologi di Universitas Indonesia (UI). Bisa dibilang, ini sebagai cikal bakal jurusan antropologi pertama yang terstruktur dan modern di Indonesia.

Jurusan ini awalnya berada di Fakultas Sastra. Akan tetapi, pada tahun 1983, Jurusan Antropologi dipindahkan ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Pergeseran ini mencerminkan perubahan paradigma bahwa antropologi tidak hanya sebagai bagian humaniora (sastra, bahasa, kebudayaan), tetapi juga sebagai ilmu sosial yang harus berinteraksi lebih luas dengan politik, ekonomi, sosial modern.

Pada tahun akademik 1981/1982, UI juga membuka program Pascasarjana Antropologi, dipelopori Koentjaraningrat bersama Prof. Dr. Harsya W. Bachtiar. Langkah ini menandai kematangan disiplin, sekaligus melahirkan generasi peneliti baru yang lebih kritis dan berwawasan luas.

Sejak pendiriannya, Departemen Antropologi UI menjadi pusat pelatihan bagi dosen-dosen antropologi baru dan berperan penting dalam pendirian Jurusan Antropologi di berbagai universitas negeri di Indonesia, seperti Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sumatera Utara, Universitas Hasanuddin, Universitas Udayana, Universitas Sam Ratulangi, dan Universitas Cenderawasih.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.