Di era serba digital seperti sekarang, anak-anak lebih akrab dengan layar gawai dibandingkan lapangan terbuka. Game online, media sosial, dan video pendek seolah menjadi hiburan utama. Padahal, sebelum teknologi merajalela, anak-anak Indonesia punya segudang permainan tradisional yang tak kalah seru dan sarat makna.
Permainan itu bukan hanya soal bersenang-senang, tapi juga soal kebersamaan, sportivitas, dan nilai-nilai sosial yang mulai jarang ditemui di masa kini. Apalagi, semakin berkembangnya fungsi telepon genggam membuat orang semakin fokus kepada telepon yang digunakan.
Nah, biar generasi sekarang nggak cuma tahu “game mobile”, berikut 10 permainan tradisional Indonesia yang wajib dikenalkan lagi pada anak-anak zaman sekarang.
1. Congklak
Congklak adalah permainan yang menggunakan papan berlubang dengan biji-bijian kecil (biasanya dari kerang atau batu). Dua pemain duduk berhadapan dan berlomba mengumpulkan biji di lumbung masing-masing.
Sekilas terlihat sederhana, tapi congklak sebenarnya melatih strategi, logika, dan kesabaran. Setiap langkah harus diperhitungkan agar hasil akhir menguntungkan. Selain itu, congklak juga bisa dimainkan lintas usia, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Jadi, ini bisa jadi momen merekatkan keluarga yang menyenangkan.
2. Egrang
Egrang terbuat dari dua batang bambu panjang dengan pijakan di tengahnya. Pemain harus berdiri di atas pijakan dan berjalan tanpa jatuh.
Permainan ini mungkin terlihat menantang, tapi justru di situlah letak keseruannya. Anak-anak belajar tentang keseimbangan, fokus, dan keberanian untuk mencoba hal baru. Selain itu, egrang juga bisa mengajarkan pentingnya latihan dan pantang menyerah, karena tidak mungkin bisa langsung lancar di percobaan pertama.
3. Petak Umpet
Siapa yang tidak kenal permainan legendaris ini? Petak umpet adalah permainan yang sangat populer di seluruh Indonesia. Seorang pemain bertugas menjaga dan menghitung, sementara yang lain bersembunyi.
Permainan ini mengajarkanstrategi, kerja sama, dan kecepatan berpikir. Anak-anak belajar mencari tempat persembunyian yang aman, sekaligus melatih kepekaan dalam menemukan teman yang bersembunyi. Serunya, petak umpet bisa dimainkan di mana saja, seperti di halaman rumah, taman, atau gang kecil sekalipun.
4. Bentengan
Bentengan adalah permainan yang menggabungkan strategi, kecepatan, dan kekompakan tim. Dua kelompok saling menyerang dan mempertahankan benteng (biasanya tiang atau tembok).
Selain seru, permainan ini mengajarkankerja sama, komunikasi, dan kepemimpinan. Setiap pemain punya peran penting: ada yang bertugas menyerang, ada juga yang menjaga benteng. Bentengan bukan hanya soal menang, tapi juga bagaimana menyusun taktik bersama-sama.
5. Gasing
Gasing adalah mainan kayu berbentuk kerucut yang diputar menggunakan tali. Tantangannya? Siapa yang bisa membuat gasingnya berputar paling lama.
Permainan ini menuntut ketelitian dan koordinasi tangan yang baik. Anak-anak belajar tentang keseimbangan fisika secara tidak langsung, yaitu bagaimana gaya putaran dan pusat gravitasi bekerja. Permainan ini sangatlah populer di kalangan anak-anak Indonesia di berbagai daerah dengan beragam bentuk.
6. Lompat Tali
Lompat tali bisa dimainkan oleh dua orang atau lebih. Biasanya tali dibuat dari karet gelang yang disambung panjang, kemudian dua orang memutar tali sementara pemain lain melompat dengan irama tertentu.
Selain seru, permainan ini sangat menyehatkan. Anak-anak bisa berolahraga tanpa terasa, sekaligus melatih kelincahan dan koordinasi tubuh. Tak jarang, lompat tali juga diselingi lagu-lagu khas anak-anak yang membuat suasana makin hidup.
7. Kelereng
Permainan ini menggunakan bola-bola kaca kecil berwarna-warni. Tujuannya adalah mengenai kelereng lawan dari jarak tertentu. Meski sederhana, kelereng memerlukan keterampilan, ketepatan, dan strategi.
Kelereng juga punya nilai sosial tinggi. Anak-anak belajar sportif, mau menerima kekalahan, dan tetap bermain jujur. Di masa lalu, permainan ini sering menjadi ajang “kompetisi kecil” di kalangan anak kampung, peramainan ini tidak hanya seru tapi penuh makna.
8. Bola Bekel
Bola bekel adalah permainan yang populer di kalangan anak perempuan di Indonesia. Permainan ini menggunakan bola kecil dan biji-bijian yang biasanya terbuat dari logam atau batu. Bola bekel diperkirakan berasal dari permainan kuno yang ada di Asia atau Timur Tengah, dan telah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Permainan ini menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, seperti di Jawa, Sumatera, dan Bali
Bola bekel melatih koordinasi tangan dan mata, serta mengasah keterampilan motorik halus. Selain itu, permainan ini juga mengajarkan tentang aturan, strategi, dan meningkatkan kesabaran.
9. Engklek
Engklek atau permainan loncat-loncatan ini menggunakan kapur atau batu untuk menggambar kotak di tanah. Pemain harus melompat dengan satu kaki sambil menjaga keseimbangan, tanpa menginjak garis.
Engklek tidak butuh alat mahal, hanya butuh ruang kecil dan semangat bermain. Permainan ini mengajarkan konsentrasi, ketelitian, dan keseimbangan. Selain itu, engklek sering jadi permainan favorit anak perempuan di masa lalu, tapi sebenarnya bisa dimainkan oleh siapa saja.
10. Balap Karung
Biasanya dimainkan saat perayaan 17 Agustus, balap karung adalah permainan penuh tawa dan kebersamaan. Peserta masuk ke dalam karung dan melompat menuju garis finis.
Meski terlihat lucu, balap karung punya makna mendalam. Anak-anak belajar tentang sportivitas, semangat juang, dan kebersamaan. Tidak ada alat canggih yang dibutuhkan, hanya karung dan semangat untuk bersenang-senang bersama teman.
Menghidupkan Kembali Warisan Permainan Tradisional
Permainan tradisional Indonesia bukan sekadar hiburan, tapi juga warisan budaya dan pendidikan karakter. Di dalamnya tersimpan nilai gotong royong, kejujuran, strategi, bahkan pelajaran fisika sederhana.
Sayangnya, banyak anak zaman sekarang yang tak pernah merasakan serunya bermain di luar rumah. Di sinilah peran orang tua dan sekolah menjadi penting untuk memperkenalkan kembali permainan-permainan ini, baik di kegiatan sekolah, acara keluarga, maupun komunitas lingkungan.
Mengajak anak bermain, bisa dimulai dari hal kecil, seperti ajak anak bermain congklak di rumah, atau buat lomba engklek di taman. Dengan begitu, anak-anak akan tahu bahwa bermain tidak harus selalu dengan layar. Ada cara yang lebih sehat, lebih menyenangkan, dan lebih Indonesia.
Permainan tradisional adalah bagian dari identitas bangsa. Ia mengajarkan hal-hal yang mungkin tak bisa ditemukan di dunia digital, yaitu kebersamaan, interaksi langsung, dan kebahagiaan sederhana.
Mengenalkan permainan tradisional pada anak-anak bukan berarti menolak teknologi, tapi menyeimbangkannya. Supaya generasi muda bisa tumbuh bukan hanya cerdas secara digital, tapi juga tangguh, sportif, dan punya jiwa sosial yang kuat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News