Halo, Kawan GNFI! Sumatera Barat selalu menyimpan kisah kekayaan alam dan budaya yang memukau. Namun, di Nagari Ulakan, ada kisah tentang semangat kewirausahaan dan pelestarian lingkungan yang patut dijadikan teladan.
Inilah Kampung Berseri Astra (KBA) Ulakan, sebuah komunitas yang telah membuktikan bahwa potensi lokal, sekecil apa pun, bisa diubah menjadi juara.
Kampung Berseri Astra (KBA) adalah program Corporate Social Responsibility (CSR) dari Astra yang bertujuan mendorong masyarakat menjadi mandiri dan berkelanjutan melalui empat pilar utama pembangunan: Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, dan Kewirausahaan.
Program KBA ini dirancang untuk menciptakan dampak yang terukur dan berkelanjutan di berbagai wilayah di Indonesia.
KBA Ulakan terletak di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Lokasinya yang dekat dengan pesisir membuat Nagari Ulakan kaya akan sumber daya seperti pohon nipah.
Kampung ini menjadi sorotan nasional ketika tampil gemilang di ajang Festival Astra 4 Pilar Inovasi 2025, menjadi satu-satunya wakil dari Sumatera Barat di antara 1.449 desa binaan Astra se-Indonesia.
Keterlibatan dalam festival ini menunjukkan komitmen Ulakan dalam mengimplementasikan pembangunan di keempat pilar tersebut.
Pemanfaatan Nipah Jadi Kunci Keberhasilan yang Berbuah Penghargaan
Kerja keras warga Ulakan berbuah manis. Mereka berhasil meraih Juara 1 Gerakan Wisata Bersih Desa dan Juara 3 Tokoh Penggerak Lingkungan pada Festival tersebut.
Kemenangan ganda ini membuktikan keberhasilan Ulakan mengintegrasikan sektor pariwisata dengan prinsip keberlanjutan lingkungan.
Kemenangan ini tidak lepas dari peran penting tokoh lokal, Septiadi Kurniawan, yang dinobatkan sebagai local champion karena gigih menyalakan semangat pelestarian lingkungan di tengah masyarakat.
Tiga tahun setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari Astra, Nagari Ulakan berinovasi dengan memanfaatkan buah nipah yang tumbuh subur di pesisir mereka.
Inovasi ini melahirkan produk unggulan, yaitu minuman khas Es Nipah Ulakan, yang kini populer dan menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Kejeniusan warga Ulakan tidak berhenti di minuman saja. Mereka juga menerapkan prinsip sirkular ekonomi pada limbah kulit nipah yang biasanya hanya menumpuk.
Limbah ini kini diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomi, seperti pupuk kompos untuk menyuburkan tanah lokal, hingga kerajinan tangan berupa sandal, tas, dan keset.
Inilah wujud nyata bagaimana potensi alam diubah menjadi sumber penghidupan dan menjaga kebersihan lingkungan secara simultan.
Selain nilai ekonominya, buah nipah juga terkenal akan manfaatnya bagi kesehatan tubuh.
Diketahui, buah ini kaya akan antioksidan tinggi dan dipercaya dapat mencegah berbagai penyakit seperti penyakit tenggorokan, diabetes, dan bahkan kanker.
Secara tradisional, buah nipah juga diyakini sebagai penawar racun dan mampu meningkatkan nafsu makan, melengkapi nilai tambah komoditas pesisir ini.
Harapan untuk KBA Ulakan
Kisah KBA Ulakan adalah inspirasi bagi daerah lain di pesisir, membuktikan bahwa potensi alam lokal yang sederhana (seperti pohon nipah) dapat menjadi sumber inovasi dan kemenangan.
Harapannya, Es Nipah Ulakan dapat terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda dan produk-produk olahan limbah nipah dapat menembus pasar ritel modern yang lebih luas.
Semoga semangat juara, kebersihan, dan kepeloporan lingkungan yang ditunjukkan oleh Nagari Ulakan terus menular ke seluruh Sumatera Barat, menjadikan KBA Ulakan sebagai simbol kemandirian yang mengakar kuat pada kekayaan alam pesisir.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News