Jawa Tengah dikenal memiliki beragam lagu daerah yang sarat makna dan nilai budaya. Selain itu, lagu daerah asal Jawa Tengah juga mudah dihafal dan dinyanyikan.
Kali ini, GNFI telah merangkum 10 lagu daerah dari Jawa Tengah, lengkap dengan lirik dan maknanya. Jangan lupa disimak sampai habis ya, kawan!
Daftar Lagu Daerah dari Jawa Tengah
1. Gambang Suling
Gambang suling ngumandhang swarane
Tulat tulit kepenak unine
Unine mung nrenyuhake
Barengan kentrung
Ketipung suling sigrak kendangane
Gambang Suling merupakan salah satu lagu yang diciptakan oleh dalang terkenal, Ki I Sabdo.
Dalam lagu ini, pencipta menggambarkan ketentraman dan ketenangan melalui alunan seruling yang merdu. Gambang Suling biasanya dinyanyikan dalam berbagai permainan tradisional.
2. Gundul-Gundul Pacul
Gundul gundul pacul cul gembelengan
Nyunggi nyunggi wakul kul gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sakratan
Wakulngglimpang segane dadi sakratan
Tak hanya di daerah Jawa Tengah, Gundul-Gundul Pacul juga cukup terkenal di daerah lain. Beberapa sumber mengatakan bahwa lagu ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga sebagai strategi dalam berdakwah di Pulau Jawa.
Dalam maknanya, lagu ini mengisahkan seorang pemimpin Adat atau Raja yang tidak peduli dengan rakyat. Hal ini mengakibatkan kewajibannya tidak terlaksana dengan baik.
Lagu ini mengajarkan kita mengenai sikap kepemimpinan hingga tanggung jawab yang perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Jenang Gulo
Jenang gulo
Kowe ojo lali marang aku iki ya kang mas
Nalikane nandang susah sopo sing ngancani
Dhek semono aku tetep setyo serta tetep tresno yo
Kang mas
Durung nate gawe ghelo lan gawe kuciwo
Ning saiki bareng mukti kowe kok njur malah lali marang aku
Sithik-sithik mesti nesu terus ngajak padu
Jo ngono, jo ngono
Opo kowe pancen ra kelingan jaman’e dhek biyen ya kang mas
Kowe janji bungah susah padha dilakoni
Jenang Gulo diciptakan oleh Andjar Any. Lagu ini menceritakan kehidupan suami istri yang setia, bahkan saat masa-masa sulit.
Namun saat Si Suami mulai sukses, Sang Istri sering memarahinya. Pada akhirnya, rumah tangga tersebut harus usai karena egoisme.
4. Lir Ilir
Lir ilir, lir ilir
Tandure wong sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo peneken kanggo mbasuh dodotiro
Selain Gundul-Gundul Pacul, lagu Lir Ilir juga dijadikan Sunan Kalijaga sebagai media dakwahnya.
Lagu ini memberi pelajaran terkait pemerintah mematuhi ajaran agama dan menjauhi semua larangannya. Sunan Kalijaga menasehati manusia agar tidak bermalas-malasan agar tidak hidup menderita.
5. Bapak Pucung
Bapak Pucung dudu watu dudu gunung
Sangkane ing seberang
‘ngon-ingone sang Bupati
Bapak Pucung yen mlaku lembehan grana
Lagu Bapak Pucung berasal dari Kradenan, Kabupaten Grobogan. Lagu ini sering digunakan untuk mengiringi permainan anak-anak.
Makna yang terkandung dalam lagu ini yaitu nasehat untuk menjaga hubungan positif antar sesama manusia.
6. Cublak-Cublak Suweng
Cublak-cublak suweng
Suwenge ting gelenter
Mambu ketudhung gudhel
Pak Gempong lera-lere
Sapa ngguyu ndelikake
Sir sir pong dele gosong
Sir sir pong dele gosong
Lagu Cublak-Cublak Suweng sering dinyanyikan untuk mengiringi permainan dengan nama serupa.
Permainan Cublak-Cublak Suweng sendiri dimainkan oleh 4-12 orang yang dimulai dengan hompimpa. Selanjutnya, anak yang kalah harus menjadi Pak Empo dan berbaring tengkurap di tengah.
Permainan ini memiliki makna yang cukup dalam, yaitu mengenai pencarian dalam kebenaran. Seseorang perlu mencari sumber dan kejelasan dari informasi yang didapatkannya.
7. Jaranan
Jaranan, jaranan jarane jaran tejhi
Sing numpak Mas Ngabehi,
sing ngiring para abdi
Jrhek jrhek nong, jrhek jrhek gung
jrhek jrhek turut lurung
Gedebuk krincing gedebuk krincing
thok thok gedebuk jedher
Gedebuk krincing gedebuk krincing
thok thok gedebuk jedher
Lagu Jaranan diciptakan oleh Ki Hadi Sukatno dan sering mengiringi pementasan tari Jaranan.
Makna yang terkandung dalam lagu ini cukup dalam, yaitu mengenai rasa toleransi dan kebersamaan yang perlu dijaga antar sesama manusia, tanpa melihat kasta atau latar belakangnya.
8. Padhang Bulan
Yo pra kanca dolanan ing jaba
Padhang bulan padhange kaya rina
Rembulane sing awe-awe
Ngelingake aja padha turu sore
Yo pra kanca dolanan ing jaba
Rame-rame kene akeh kancane
Langite pancen sumebyar rina
Yo padha dolanan sinambi guyonan
Padhang Bulan menceritakan tentang perayaan bulan purnama bersama kawan-kawan.
Filosofi yang terkandung dalam lagu ini yaitu setiap manusia dilarang untuk tidur saat sore atau menjelang magrib. Hal ini dikarenakan waktu tersebut merupakan waktu terbaik untuk melakukan ibadah sunnah.
9. Turi-Turi Putih
Turi turi putih ditandur ning pinggir sumur
Turi turi putih ditandur ning pinggir sumur
Jeleret tiba nyemplung ke kembang kembange apa
Mbok kira mbok kira mbok kira kembange apa
Lagu Turi-Turi Putih diciptakan oleh Sunan Giri. Lagu ini memiliki makna terkait kebijaksanaan, kehidupan, hingga kematian.
Melalui lagu ini, Sunan Giri mengajarkan untuk memahami arti kematian, serta perlu belajar selama hidup agar tidak tersesat.
10. Suwe Ora Jamu
Suwe ora jamu jamu godhong telo
Suwe ora ketemu ketemu pisang awe gelo
Suwe ora jamu jamu godhong telo
Suwe ora ketemu ketemu pisang awe gelo
Suwe Ora Jamu merupakan lagu yang mengisahkan tentang rasa rindu kepada orang yang sudah lama tidak dijumpai. Jamu dalam lagu ini melambangkan hubungan yang telah lama ada namun mulai dilupakan.
Itulah 10 lagu daerah asal Jawa Tengah yang penuh makna, mulai dari filosofi hidup hingga ajaran agama. Semoga kita dapat menerapkan ajaran yang terdapat pada lagu-lagu di atas ya, kawan!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News