Dulu, desa ini dikenal sebagai desa nelayan, tapi kini kawasanya menjelma menjadi destinasi ekowisata berkat rehabilitasi mangrove yang kian menghijau. Transformasi ini tak jadi semalam, perlu waktu dan tenaga untuk memulihkannya menjadi kembali hidup hingga menjadi rumah bagi flora dan fauna di sekitarnya, dan tempat masyarakat yang menggantungkan hidup dari hasilnya.
Desa Golosepang, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur dikenal sebagai lokasi penting untuk program rehabilitasi dan penanaman mangrove. Mangrove disini memiliki peran selain sebagai penahan abrasi juga mampu menciptakan habitat yang sehat bagi biota laut termasuk kepiting.
Untuk hidup, nelayan disini bergantung pada hasil mangrove berupa siput, kerang, dan kepiting. Disini hutan mangrove yang berdiri tegak bak perisai alam sekaligus menjadi jembatan menuju kesejahteraan. Tanpa mangrove, laut terasa ganas. Tak hanya menanam saja, tapi dalam membangun harus mampu membuat gerakan.
Hal ini datang melalui dukungan program konservasi Astra group untuk merangkul desa dengan harapan baru yang kuat untuk hasil manis dan sejahtera. Adanya program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh PT Astra International, Tbk terjalin melalui inisiatif program CSR yaitu program Desa Sejahtera Astra dan inisiatif lingkungan yang berfokus pada potensi lokal.
Lestarikan Mangrove dan Budidaya Kepiting Bakau
Desa Golosepang, Nusa Tenggara Timur | Foto: Instagram/@bentang_foundation
Dengan luas sekitar 40 hektar, hutan mangrove di Desa Golosepang menjadi tempat untuk menikmati ketenangan alam yang nyaris tak tersentuh. Pohon bakau yang menjulang tinggi membentuk lorong hijau, sejuk, dan menenangkan, ditambah adanya sajian makanan lokal andalan yaitu kepiting mangrove semakin menambah suasana.
Wisata edukasi menjadi salah satu upaya menciptakan sumber pendapatan baru warganya dengan menawarkan laboratorium alam untuk pembelajaran konservasi. Di DSA Golosepang, sebenarnya kepiting bakau menjadi salah satu sumber mata pencaharian. Dari sana, mereka menggantungkan hidupnya hingga membentuk ekonomi biru sebagai wujud pemanfaatan sumber kekayaan laut.
Dulu nelayan di Desa Golosepang hanya menemukan kepiting di sela-sela mangrove saja, tetapi sekarang budidayanya menjawab peluang ekonomi nelayan yang semakin meningkat.
Adanya dukungan dari Astra dengan memberikan bantuan intensif kepada UMKM perikanan dan kelautan, membantu menciptakan kemandirian ekonomi, meningkatkan pendapatan, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa. Program CSR Astra menunjukkan contoh bagaimana aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola dapat diintegrasikan secara baik.
Crab box di DSA Golosepang | Foto: Instagram/@dsamanggaraibarat
Budidaya kepiting dari program pelatihan dan dikenal dengan metode ‘apartemen kepiting’ menjadi jalan untuk menghasilkan ekonomi biru hingga mampu meningkatkan omset 95% nelayannya hasil panen tanpa merusak habitat alaminya.
Selain itu, budidaya dengan metode tambak, keramba, dan crab box yang berasal dari lahan tidur bekas sawah nelayan pun dilakukan bersama Koperasi Rumah Biru Sejahtera sebagai penyalurannya dan wadah dalam membuat peluang usaha baru bagi masyarakat.
Ibu-ibu juga tidak diam begitu saja, mereka dilatih untuk mengolah bahan-bahan dari pesisir, menjadi produk baru sekaligus mengenalkan potensi lokal misalnya dilatih membuat sirup buah mangrove, sambal kepiting, dan kerupuk kepiting dengan diberikan jalan untuk mendapatkan sertifikasi PIRT dalam peningkatan kualitas dan legalitasnya sehingga dapat dijual sebagai oleh-oleh khas bagi para wisatawan.
Pelatihan pembuatan kerupuk kepiting di DSA Golosepang | Foto: Instagram/@dsamanggaraibarat
Dalam rangka menjaga konservasi lingkungan, pada 18 Agustus 2025, sebanyak 100.000 pohon mangrove telah ditanam di kawasan konservasi seluas 10 hektar di muara Sungai Terang. Upaya ini bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan, memperkuat ekosistem, serta membuka peluang ekonomi baru bagi warga setempat.
Keterlibatan Astra di Desa Golosepang, dalam program Desa Sejahtera Astra tidak hanya berupa bantuan finansial saja, tetapi lebih pada pendampingan jangka panjang untuk membangun kapasitas masyarakat dan menciptakan model pembangunan desa berkelanjutan untuk kemajuan ekonomi yang sejalan dengan kelestarian alam.
Desa ini bukan hanya tempat untuk singgah, tetapi menjadi contoh bagaimana kolaborasi, inisiatif, dan semangat kelestarian dapat mengubah desa pesisir menjadi lebih berdaya, sejahtera, dan berseri.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
