Siapa sangka, limbah puntung rokok yang selama ini dianggap sepele dan mencemari lingkungan bisa berubah menjadi inovasi sosial yang membantu sesama? Itulah yang dilakukan oleh Fariz Fadhlillah, sosok muda di balik Tactogram, startup yang memanfaatkan limbah puntung rokok menjadi ubin pemandu bagi tunanetra.
Dari Puntung Rokok Jadi Ubin Pemandu
Fariz merupakan peneliti dan desainer produk yang membuat teknologi yang membantu disabilitas. Ia mengembangkan produk guiding block yang sudah ada dengan inovasi yang mengedepankan nilai sustainable. Hal ini dilakukan karena banyak sampah plastik yang mencemari lingkungan.
Dilansir dari liputan 6, limbah yang digunakan Fariz dan teman-temannya untuk membuat ubin pemandu yaitu busa puntung rokok, pecahan beton, kain bekas dan pecahan kaca. Dari keempat bahan tersebut, dicampur sebanyak 50% ke dalam adonan guiding block dan diuji satu per satu untuk menemukan hasil yang terbaik.
Setelah diuji, limbah pecahan beton lah yang menjadi bahan yang paling bagus dari segi durabilitasnya. Fariz dalam Liputan 6 menyebutkan bahwa, kekuatan guiding block yang menggunakan pecahan beton bisa lebih kuat dari jembatan pada umumnya.
Inovasi Inklusif dari Anak Bangsa
Dilansir dari Dewi Magazine, ide membuat ubin pemandu ini berawal dari Pameran Design Matters Lab yang diadakan di Erasmus Huis. EUNIC Indonesia Cluster sebagai penyelenggara, menyebutkan bahwa pameran ini bermula dari krisis limbah yang mendunia. Design Matters Lab menyajikan solusi inovatif dan berkelanjutan yang menjadi hasil kolaborasi antara desainer Indonesia dan Eropa.
Salah satu desainer dari pameran Design Matters Lab yaitu Fariz. Fariz Fadhlillah berkolaborasi dengan Chloe Xingyu Tao dibantu Conture Concrete Lab memberikan inovasi ubin pemandu yang dinamakan Tac Tiles. Ubin pemandu yang terbuat dari campuran beton dan material daur ulang ini diharapkan dapat membantu penyandang tunanetra untuk memandu jalan ketika berada di area publik.
Tac Tiles ini memiliki kelebihan dibandingkan ubin pemandu biasa. Selain memiliki ketahanan yang lebih bagus dibandingkan ubin biasa, Tac Tiles memiliki desain anti licin yang aman dan nyaman digunakan penyandang tunanetra. DI tengah-tengah ubin ada cekungan yg sesuai dengan ukuran ujung tongkat tunanetra agar membantu penyandang tetap berjalan sesuai jalur. Tac Tiles juga memiliki pilihan warna yang ramah bagi penyandang buta warna karena menggunakan warna-warna seperti grayscale, kuning dan biru.
Dilansir dari Liputan 6, Tac Tiles memiliki tiga desain utama. Desain Tac Tiles pertama yaitu desain ubin anti slip. Desain kedua yaitu temporary obstruction yang ditempatkan di area temporal. Desain ketiga mengembangkan simbol universal yang bisa diaplikasikan di UK dan negara Eropa lain.
Tac Tiles dibuat untuk menjadi solusi bagi penyandang tunanetra total dan penyandang buta warna agar bisa memiliki hak yang sama yaitu untuk memudahkan aksesibilitas mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Menjadi Langkah Awal bagi Akses yang Lebih Setara
Tac Tiles sebagai terobosan ubin pemandu yang memudahkan akses penyandang tunanetra ini didukung oleh British Council. Selain itu, Fariz Fadhlillah mendapatkan penghargaan apresiasi SATU Indonesia Awards pada tahun 2025 di bidang teknologi. Harapannya ubin pemandu Tac Tiles dapat membantu penyandang tunanetra tidak hanya di Indonesia saja, tetapi di negara lain juga.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News