Pada Senin, 10 November 2025 pukul 20.00 WIB, komunitas Data Sorcerers menggelar acara Sorcery Talks ke-12 secara virtual via Zoom. Acara ini berkolaborasi dengan Trash Ranger Indonesia dan Youth Ranger ID, serta dihadiri oleh peserta dari berbagai latar belakang: mahasiswa, komunitas teknologi, hingga pemerhati Artificial Intelligence (AI) di Indonesia.
5 Keunikan Acara Teknologi oleh Data Sorcerers
Eksekusi Spontan Penuh Arti: Acara yang digelar dadakan justru menghasilkan diskusi mendalam tentang Kecerdasan Buatan
Narasumber Multidimensi: Menghadirkan praktisi dari berbagai latar belakang - startup, lingkungan, hingga organisasi pemuda
Kolaborasi Lintas Komunitas: Sinergi antara Trash Ranger Indonesia, Youth Ranger ID, dan Data Sorcerers
Tema Aktual: Mengaitkan teknologi dengan nilai kepahlawanan modern
Moderator Founder Langsung: Dipandu langsung oleh Marchel Shevchenko sebagai Founder Data Sorcerers
Sosok Inspiratif di Balik Layar
Empat narasumber inspiratif hadir membagikan pandangan mereka:
Aurelius Ivan Wijaya (Co-Founder Artifisial)
Dimas Dwi Pangestu (Founder Trash Ranger Indonesia& CEO Youth Ranger ID)
Fadli (Ketua Umum Permikomnas RI)
Marchel Shevchenko (Founder Data Sorcerers, sebagai moderator)
Peran AI dan Generasi Muda dalam Industri Masa Depan
Diskusi mengangkat pentingnya Kecerdasan Buatan sebagai tulang punggung industri masa depan. Aurelius menekankan bahwa anak muda harus aktif belajar dan beradaptasi,
Salah satu fokus utama diskusi adalah peran generasi muda sebagai motor penggerak industri berbasis kecerdasan buatan di Indonesia. Aurelius Ivan Wijaya menegaskan pentingnya semangat belajar dan adaptasi terhadap perubahan zaman.
“Anak muda memiliki kesempatan yang sangat luas di era ini. Gunakan waktu sebaik mungkin untuk belajar dan terus mengikuti perkembangan zaman, karena kita yang akan menjadi kunci penggerak industri dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan,” ujar Ivan.
Para pembicara sepakat bahwa kunci utama percepatan AI nasional terletak pada literasi digital, pengembangan talenta muda, serta kolaborasi antara komunitas, lembaga, dan pemerintah untuk membangun fondasi inovasi yang kuat dan berkelanjutan.
Fadli, Ketua Umum Permikomnas RI, turut menyoroti pentingnya kerja sama lintas bidang agar teknologi AI benar-benar membawa manfaat bagi kesejahteraan masyarakat, bukan hanya kepentingan industri besar.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika 2024, permintaan talenta Kecerdasan Buatandi Indonesia meningkat 300% dalam dua tahun terakhir. Diskusi mengangkat pentingnya Artificial Intelligencesebagai tulang punggung industri masa depan.
Trash Ranger Indonesia dan Semangat Kepahlawanan Digital
Dimas Dwi Pangestu, Founder Trash Ranger Indonesia, mengajak anak muda tidak menunggu menjadi pemimpin besar untuk berbuat dampak. Menurutnya, setiap orang bisa menjadi "pahlawan digital" dengan memulai dari bidang masing-masing, berpikiran terbuka, dan berani mencoba hal baru.
Melalui Sorcery Talksini, Trash Ranger Indonesiamemperkuat komitmennya dalam mendorong generasi muda untuk menciptakan solusi teknologi yang menyelesaikan masalah nyata di masyarakat, khususnya dalam bidang lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Semangat Spontan yang Berdampak
Acara Sorcery Talks ke 12 berhasil menciptakan ruang diskusi bermakna. Marchel Shevchenko, selaku moderator, menegaskan bahwa semangat ini mencerminkan esensi kepahlawanan modern: bergerak cepat, berani mencoba, dan tetap berdampak meski dengan fasilitas terbatas.
Menurut laporan World Economic Forum 2024, Kecerdasan Buatandiproyeksikan menciptakan 3,7 juta lapangan kerja baru di Indonesia pada 2025. Melalui acara ini, Trash Ranger Indonesiadan para pemangku kepentingan berharap generasi muda Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta inovasi Artificial Intelligenceyang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Kepahlawanan Digital di Era Modern
Menurut Ivan, makna kepahlawanan kini tidak lagi terbatas pada perjuangan fisik, melainkan juga pada semangat berbagi dan memberdayakan orang lain.
“Pahlawan di masa sekarang bukan hanya mereka yang berjuang di medan perang, tetapi juga mereka yang punya niat baik, rela meluangkan waktu untuk berbagi pengetahuan, dan tidak takut untuk berbagi meski merasa belum sepenuhnya ahli,”jelas Ivan.
Sementara Dimas Dwi Pangestu juga menambahkan bahwa setiap anak muda bisa menjadi sosok yang berdampak, tanpa harus menunggu jabatan tinggi.
“Untuk menjadi anak muda yang berdampak, kita tidak perlu menunggu menjadi founder, CEO, atau pemimpin besar. Kita bisa mulai dari bidang masing-masing, asal punya pola pikir terbuka dan keberanian untuk berani mencoba hal baru” kata Dimas.
Sebagai penutup, Marchel Shevchenko, selaku Founder Data Sorcerers sekaligus moderator acara, menyampaikan bahwa edisi Sorcery Talks kali ini merupakan momen spesial yang disiapkan secara spontan untuk memperingati Hari Pahlawan.
“Acara ini sebenarnya diadakan cukup dadakan, tapi semangatnya luar biasa. Dengan fasilitas seadanya, kami tetap bisa menghadirkan diskusi penuh makna dan antusiasme dari para peserta,” ujar Marchel sambil tertawa.
Melalui Sorcery Talks ke 12, diharapkan dapat menumbuhkan semangat kepahlawanan digital di kalangan generasi muda Indonesia. Anak muda diharapkan tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta inovasi yang berdampak positif bagi masyarakat.
Dengan kolaborasi, keberanian, dan semangat belajar yang tinggi, generasi muda diyakini mampu membawa Indonesia menuju masa depan AI yang berdaulat dan inklusif.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News