Kawan GNFI, ternyata bukan hanya manusia saja yang memiliki keunikan genetik, hewan ternak pun memiliki 'kode kehidupan' yang dapat menentukan dan mempengaruhi kualitas daging, susu, telur, hingga imunitas tubuh ternak tersebut.
Ilmu yang mempelajari hal ini disebut animal genetics, dan kini menjadi salah satu fondasi utama kemajuan peternakan modern di Indonesia.
Apa Itu Animal Genetics?
Genetika hewan merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari bagaimana sifat-sifat hewan diturunkan dari induk ke keturunannya. Sifat seperti pertumbuhan cepat, kualitas daging yang empuk, atau produksi susu tinggi bisa ditelusuri melalui gen.
Dengan memahami animal genetics, para peneliti dan peternak dapat menyeleksi dan mengembangbiakkan hewan yang memiliki kualitas terbaik untuk berbagai tujuan tertentu, misalnya menghasilkan sapi yang lebih tahan di cuaca ekstrem atau ayam dengan pertumbuhan yang lebih cepat.
Peran Genetika dalam Peternakan
Dulu, seleksi hewan dilakukan berdasarkan penampilan fisik luar saja, seperti ukuran tubuh, bentuk tanduk, atau warna bulu. Namun, ciri-ciri fisik tersebut tidak selalu merepresentasikan potensi performa dari suatu ternak.
Berkat kemajuan ilmu genetika, gen-gen unggul yang menentukan produktivitas dapat dianalisis sejak dini. Hal ini dapat membantu para peternak untuk memaksimalkan performa produksi hewan ternaknya.
Beberapa teknologi modern telah dikembangkan untuk mendukung kemajuan ini. Misalnya, DNA marker digunakan untuk mendeteksi gen tertentu yang berkaitan dengan sifat unggul, sementara inseminasi buatan (IB) memungkinkan distribusi bibit pejantan berkualitas ke berbagai daerah tanpa perlu memindahkan hewannya.
Selain itu, ada juga rekayasa genetik dan pemuliaan berbasis genom (genomic selection) yang membantu menciptakan hewan ternak dengan kombinasi gen unggul untuk mengoptimalkan hasil produksi.
Contoh Penerapan di Indonesia
Indonesia mulai menerapkan pendekatan genetika hewan melalui berbagai program pemerintah dan riset perguruan tinggi. Misalnya, program inseminasi buatan nasional yang memanfaatkan pejantan unggul untuk meningkatkan mutu genetik sapi lokal.
Salah satu inovasi yang mencuri perhatian datang dari Fakultas Peternakan UGM yang mengembangkan Sapi Gama (Gagah dan Macho). Sapi ini merupakan hasil persilangan antara Belgian Blue dan Brahman Cross yang menghasilkan sapi pedaging dengan otot ganda, adaptif terhadap iklim tropis, serta efisiensi pakan yang luar biasa.
Sapi Gama bahkan telah resmi ditetapkan sebagai rumpun sapi pedaging baru di Indonesia oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2025.
Keberhasilannya menjadi bukti bahwa riset panjang dan kolaborasi antara akademisi serta industri mampu menghadirkan bibit sapi lokal unggulan yang setara dengan ras impor.
Selain itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Peternakan juga aktif mengembangkan teknologi pemuliaan ternak.
Dalam webinar Risnov Ternak bertajuk “Inovasi Teknologi Pemuliaan Ternak untuk Percepatan Pembentukan Rumpun Baru”, BRIN menyoroti pentingnya bioinformatika dan analisis data genetik dalam mempercepat pembentukan rumpun ternak unggul yang adaptif dan tahan penyakit.
Menurut Puji Lestari, Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, penerapan teknologi genetika modern memungkinkan identifikasi sifat unggul dengan lebih akurat. Dengan demikian dapat mempercepat pembentukan rumpun ternak lokal yang produktif dan adaptif terhadap lingkungan tropis Indonesia.
Peneliti BRIN Anneke Anggraeni menambahkan bahwa teknologi genetika molekuler dapat mempercepat peningkatan kualitas Sumber Daya Genetik Ternak (SDGT) nasional yang selama ini masih terbatas terutama dalam hal produktivitas, konversi pakan, ketahanan penyakit, dan adaptasi iklim.
Menuju Peternakan yang Lebih Efisien dan Berkelanjutan
Pemanfaatan genetika hewan tidak hanya soal produktivitas, tetapi juga kelestarian lingkungan dan kesejahteraan hewan.
Dengan memilih ternak yang lebih efisien dalam mengonsumsi pakan dan menghasilkan emisi lebih rendah, Indonesia bisa menuju peternakan rendah karbon di masa depan.
Kawan GNFI, di balik setiap gelas susu dan potongan daging yang kita nikmati, ada sains luar biasa yang bekerja.
Genetika hewan menjadi bukti bahwa teknologidapat mendukung efisiensi pemeliharaan untuk mewujudkan peternakan Indonesia yang berkelanjutan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News