hayu dyah patria peneliti tanaman liar - News | Good News From Indonesia 2025

Hayu Dyah Patria, Peneliti Tanaman Liar untuk Ketahanan Pangan

Hayu Dyah Patria, Peneliti Tanaman Liar untuk Ketahanan Pangan
images info

Hayu Dyah Patria, Peneliti Tanaman Liar untuk Ketahanan Pangan


Hayu Dyah Patria melihat bahwa tanaman liar di lingkungan sekitar bisa menjadi aset gizi dan berpotensi membantu perekonomian masyarakat. Kiprahnya tersebut akhirnya membawanya meraih penghargaan bergengsi dari PT Astra International Tbk lewat SATU Indonesia Awards di tahun 2011. Menjadi sebuah pengakuan atas dedikasi dan inovasi yang dimilikinya. Bagaimana perjalanannya dan apa yang dilakukan Hayu?

Sebagai lulusan Fakultas Teknologi Pangan di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, wanita dari Gresik ini mulai menyelami isu gizi dan pangan lokal. Tadinya, ini semua berawal dari kewajiban skripsi.

Risetnya mendorongnya untuk semakin mendalami tanaman liar yang tumbuh di sekitar, ada daun kastuba, daun krokot, sintrong, dan lainnya. Yang dulu kerap dianggap “hama” atau sekadar tumbuhan liar, ternyata menyimpan potensi gizi tinggi.

Sejak 2004, ia mulai masuk ke daerah pedesaan, termasuk Desa Galengdowo di Kabupaten Jombang, Jatim, untuk mengidentifikasi tanaman‐tanaman tersebut dan menggali pengetahuan tradisional mengenai konsumsi dan pengolahan tanaman liar.

baca juga

Kesuksesan Hayu tidak hanya terletak pada riset tanaman liar, tetapi pada bagaimana ia mengajak masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga. untuk terlibat aktif dalam pengolahan tanaman liar menjadi pangan bernilai tambah.

Di Desa Galengdowo, ibu-ibu diajak menanam, mengolah, mengemas dan memasarkan produk dari tanaman liar. Produk tersebut kemudian dipasarkan ke daerah seperti Surabaya, Yogyakarta, Jakarta.

Dalam prosesnya, Hayu juga menggabungkan dua elemen penting: kearifan lokal (pengetahuan tradisional mengenai tanaman liar) dan ilmu pangan modern (analisis gizi, pengolahan, pengemasan).

Salah satu hasil risetnya tercatat bahwa krokot memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang penting untuk perkembangan otak anak.

Kegiatan Hayu telah membawa 3 dampak penting, yaitu

  1. Gizi dan ketahanan pangan lokal: Dengan mengangkat tanaman liar yang tumbuh “gratis” di sekitar masyarakat, ia membuka alternatif pangan yang murah, tersedia lokal, dan bergizi.
  2. Pemberdayaan perempuan: Melalui penglibatan ibu-ibu dalam pengolahan dan pemasaran, perempuan di desa naik peran sebagai pelaku ekonomi mikro dan pengubah kultur pangan keluarga.
  3. Nilai tambah ekonomi: Produk olahan dari tanaman liar mulai dipasarkan dan memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat pedesaan yang sebelumnya sangat bergantung pada pertanian konvensional atau buruh.

Diketahui bahwa di tahun 2009, Hayu telah berhasil mengidentifikasi sekitar 300 spesies tanaman liar yang memiliki potensi pangan dan mulai didokumentasikan.

Atas kiprahnya, pada tahun 2011, SATU Indonesia Awards yang diselenggarakan oleh PT Astra International melalui program CSR memilih Hayu Dyah Patria sebagai salah satu penerima apresiasi dalam kategori yang terkait gizi atau bahan pangan.

Penghargaan tersebut merupakan momentum pengakuan nasional atas kerja kerasnya. Program SATU Indonesia Awards sendiri menyeleksi praktisi muda yang melakukan inovasi sosial di bidang Pendidikan, Lingkungan, Teknologi, Kesehatan, Ekonomi/Kewirausahaan.

baca juga

Bagi Hayu, penghargaan ini menjadi titik penting, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk memperkuat kegiatan pemberdayaan di lapangan. Ini memberikan legitimasi dan dorongan agar kegiatan berbasis tanaman liar makin dikenal dan didukung.

Hayu Dyah Patria adalah contoh nyata bahwa satu orang dengan visi dan aksi yang konsisten dapat membuat perubahan dari akar. Dari seorang sarjana teknologi pangan yang memilih meneliti tanaman liar hingga menjadi pemenang pengakuan nasional, perjalanan ini sarat pembelajaran: tentang ketekunan, inovasi, dan kepedulian terhadap masyarakat yang kerap luput dari sorotan.

Hayu sendiri telah mendirikan Mantasa, sebuah lembaga nonprofit yang fokus pada isu ketahanan pangan. Dalam situsnya, disebutkan bahwa Mantasa melakukan penelitian dan literasi soal tanaman liar sebagai solusi ketahanan pangan berkelanjutan. Mantasa juga menjadi kampanye atas pentingnya keanekaragaman hayati dan gizi pangan untuk masa mendatang yang lebih mandiri dan sehat.

 

#kabarbaiksatuIndonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AJ
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.