Berdasarkan data Analisis dan Evaluasi (Anev) Ditlantas Polda Jatim pada tahun 2024, terjadi 27.775 kecelakaan yang menyebabkan 5.091 korban meninggal dunia.
Korban luka berat mencapai 412 orang, korban luka ringan 38.436 orang, dengan total kerugian material fantastis, mencapai Rp 35,8 miliar.
Angka ini menjadikan Jawa Timur salah satu provinsi dengan catatan kecelakaan tertinggi di Indonesia, sebuah alarm serius bagi produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.
Di tengah mobilitas yang makin padat, keselamatan sering kali baru menjadi bahan refleksi setelah tragedi terjadi. Padahal, prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tidak seharusnya terbatas pada pabrik, konstruksi, atau rumah sakit. K3 harus dibawa ke jalanan yang kita lalui setiap hari.
Dengan mulai memperlakukan aktivitas berkendara sebagai “pekerjaan” yang memerlukan kesadaran K3, kita menjadikan kesadaran diri sebagai Alat Pelindung Diri (APD) utama yang melindungi bukan hanya individu, tetapi juga memperkuat keamanan dan produktivitas bersama.
Menciptakan Standar K3 di Aspal
Bagaimana budaya K3 dapat diterapkan secara nyata dan efektif di jalan? Jawabannya terletak pada edukasi dan kedisiplinan yang distandardisasi.
Di berbagai fasilitas pelatihan keselamatan berkendara di Jawa Timur, proses edukasi ini dilakukan secara menyeluruh. Sebagai contoh, pusat pelatihan di Sidoarjo, yang memiliki lintasan praktik menyerupai kondisi jalan sebenarnya, mengajarkan bukan hanya teknik manuver atau pengereman, tetapi yang paling utama adalah sikap disiplin.
Sebelum latihan dimulai, setiap peserta diwajibkan menggunakan APD lengkap: helm, sarung tangan, sepatu, dan rompi visibilitas tinggi. Hal ini menanamkan pemahaman bahwa keselamatan adalah standar minimum, bukan pilihan.
Standar keselamatan juga tercermin dari pengelolaan lingkungan kerja di tempat-tempat tersebut. Misalnya, pengaturan gudang suku cadang yang rapi, pemisahan jalur untuk alat angkut dan pejalan kaki, hingga penempatan rambu-rambu K3 yang jelas.
Semua hal ini menjadi bukti bahwa K3 adalah budaya yang hidup, memberikan contoh konkret bahwa lingkungan yang tertata dan taat aturan adalah prasyarat dasar bagi keselamatan, baik di tempat kerja maupun di jalan.
K3 sebagai Upaya Promotif Kesehatan Masyarakat
Kesadaran ini tidak hanya digalakkan oleh sektor pelatihan, tetapi juga oleh dunia akademik. Lembaga pelatihan keselamatan ini rutin mengadakan program Traffic Safety Riding, salah satunya dengan peserta dari perguruan tinggi seperti Universitas Airlangga.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa diajak memahami tata cara berkendara yang benar, mengenali potensi bahaya di jalan, serta menanamkan perilaku disiplin dalam berlalu lintas.
Bagi mahasiswa kesehatan masyarakat, pengalaman ini memberikan gambaran nyata bahwa pencegahan kecelakaan (pre-event) adalah bagian penting dari upaya promotif dan preventif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Mencegah kecelakaan berarti melindungi produktivitas, menjaga kesejahteraan keluarga, dan memastikan lingkungan sosial tetap aman.
Nilai-nilai ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ketiga tentang kehidupan sehat dan sejahtera, serta poin kedelapan mengenai pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Pada dasarnya, lembaga-lembaga pelatihan keselamatan ini membuktikan bahwa K3 dapat diajarkan dengan cara yang menyenangkan, tanpa kehilangan makna kedisiplinannya. Menjaga keselamatan bukan hanya tugas instruktur atau petugas keamanan, melainkan tanggung jawab setiap individu.
K3 adalah budaya hidup, cara kita menghargai diri sendiri dan orang lain agar tetap selamat, sehat, dan produktif.
Menuju Indonesia Emas 2045
Membangun budaya K3 harus dimulai dari hal-hal kecil di sekitar kita, termasuk di jalan raya. Ketika setiap pengendara memahami arti keselamatan sebagai APD utama, maka angka kecelakaan akan menurun, kualitas hidup meningkat, dan produktivitas bangsa pun akan tumbuh.
Dengan edukasi, kedisiplinan, dan kepedulian dari berbagai pihak mulai dari akademisi, pemerintah, hingga pusat-pusat edukasi keselamatan keselamatan dapat menjadi kebiasaan yang melekat di setiap langkah dan perjalanan hidup kita.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News