Di tengah hiruk pikuk kehidupan kota yang kian padat, persoalan lingkungan seperti banjir menjadi tantangan serius dan terus berulang. Menelisik Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia yang dihiasi oleh permukiman dan wilayah industri turut merasakan hal yang sama.
Dijuluki sebagai kota Pahlawan, Surabaya juga menghadapi tantangan ekologis yang berdampak pada sanitasi air bersih.
Berangkat dari keresahan dan tantangan tersebut, mahasiswa Sosiologi Universitas Negeri Surabaya melaksanakan kegiatan Sosialisasi Penanaman Lubang Resapan Biopori di SMP Negeri 42 Surabaya.
Gerakan ini sebagai bentuk implementasi dari mata kuliah Model Pemberdayaan Masyarakat Program Studi Sosiologi. Aksi lingkungan tersebut turut menggandeng Menabung Air Foundation, yayasan nirlaba yang bergerak pada konservasi dan keberlanjutan air bersih.
Gerakan peduli lingkungan ini dilaksanakan oleh 5 mahasiswa Sosiologi UNESA, yaitu Aprilia Riszky Usianti, Dewita Prihatini Nugroho, Jihan Salsabila Mochtar, Baiq Nisrina Lydya, dan Chusnul Awalia Rahmah. Membawa semangat pelestarian lingkungan, mereka membagikan materi mengenai lingkungan dan penanaman biopori kepada para siswa SMP Negeri 42 Surabaya.
Kolaborasi dan Inovasi Konservasi Lingkungan lewat Biopori

Berdasarkan pada mata kuliah Model Pemberdayaan Masyarakat yang ditempuh, mereka tidak hanya melakukan transfer teori, tetapi juga menerapkan aksi yang berdampak nyata dalam pemberdayaan langsung di lapangan.
SMP Negeri 42 Surabaya dipilih karena latar belakang sekolah yang berada dalam wilayah industri pabrik-pabrik besar dan pasar loak. Menariknya, sekolah tersebut menyandang gelar peringkat ketiga terbaik Sekolah Adiwiyata tingkat SMP se-Kota Surabaya pada tahun 2017.
Kegiatan tersebut turut berkolaborasi dengan Menabung Air Foundation (MAF), yayasan yang berfokus pada upaya mengatasi krisis air dan banjir di Indonesia melalui solusi berbasis alam, khususnya penerapan teknologi biopori.
MAF sendiri memiliki misi 1 juta penanaman biopori di Indonesia, yang hingga saat ini tercatat telah ada kurang lebih 4 ribu penanaman lubang resapan biopori (LRB) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Jalannya Kegiatan, Partisipasi Aktif, dan Pendekatan Humanis

Pada Kamis, 20 November 2025, sosialisasi ini berjalan lancar dan interaktif. Acara dimulai pukul 09.30 WIB dibuka oleh Sariatin, M.Pd selaku Waka Humas SMP Negeri 42 Surabaya dan disusul oleh sambutan Ketua Pelaksana, Aprilia Riszky Usianti.
Sejumlah 56 siswa yang terdiri dari perwakilan Duta Lingkungan Hidup dari masing-masing kelas 7-9 mengikuti sesi materi dengan aktif.
Materi yang dipaparkan berisi pemahaman seputar biopori, seperti upaya mencegah banjir dan genangan serta mengampanyekan keberlanjutan air bersih.
Kegiatan tidak hanya berisi materi seputar lingkungan dan biopori. Dalam menjaga keberlangsungan acara, diadakan juga sesi games Ranking 1 yang berisi berbagai pertanyaan pengetahuan dasar, mulai dari ilmu sosial, pengetahuan alam, dan soal-soal matematika.
Hal ini menjadi strategi agar sosialisasi tidak terkesan monoton dan mendorong antusiasme serta penyerapan materi siswa.
Aprilia Riszky Usianti, selaku Ketua Pelaksana berharap kegiatan ini menjadi langkah kecil tentang upaya kepedulian terhadap lingkungan yang dapat menjadi keberlanjutan dan berdampak besar.
“Saya harap kegiatan sosialisasi ini bisa menjadi langkah awal kita untuk peduli terhadap lingkungan. Semoga apa yang dipelajari tidak hanya didengar, tetapi juga dipraktikkan dan diteruskan. Yuk, mulai dari hal kecil untuk dampak yang besar,” ujar Aprilia.
Aksi Lingkungan menuju Pembangunan Berkelanjutan

Sosialisasi ini mempertebal peran serta pentingnya biopori, manfaatnya bagi lingkungan, serta mengajak siswa-siswi di SMP Negeri 42 Surabaya untuk ikut berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan melalui penanaman lubang biopori.
Pemahaman dan kesadaran ekologis perlu dikampanyekan kepada generasi muda. Dalam label SMP Negeri 42 Surabaya yang merupakan sekolah Adiwiyata, aksi ini turut meneruskan komitmen dalam keberlanjutan lingkungan di sekolah.
Kegiatan kolaboratif antara mahasiswa, yayasan, dan sekolah ini turut berkontribusi dalam menumbuhkan kesadaran ekologis dan kontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada poin 6 (Air Bersih dan Sanitasi), 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), 11 (Kota & Komunitas Berkelanjutan), dan 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News