Indonesia merupakan negeri kepulauan yang kaya akan keanekaragaman hayati, mulai dari flora, fauna, hingga ekosistem yang memukau.
Di antara ribuan keunikan alam tersebut, terdapat satu bunga merah mencolok yang berhasil menarik perhatian para peneliti, pecinta alam, hingga wisatawan mancanegara.
Bunga itu adalah padma raksasa atau Rafflesia arnoldii, salah satu flora paling langka dan ikonik yang hidup di hutan hujan Sumatera dan Kalimantan.
Keistimewaannya bukan hanya pada ukuran yang luar biasa besar, tetapi juga pada siklus hidup dan karakteristiknya yang unik.
Dalam artikel ini, saya akan mengupas berbagai fakta menarik mengenai Rafflesia arnoldii. Yuk, simak sampai selesai!
1. Pertama Kali Ditemukan di Bengkulu
Rafflesia arnoldii pertama kali ditemukan di Bengkulu pada tahun 1818 oleh seorang dokter dan penjelajah alam berkebangsaan Prancis bernama Dr. Joseph Arnold.
Penemuan ini terjadi di pedalaman Manna, Bengkulu Selatan, ketika ia tengah melakukan ekspedisi.
Sayangnya, Dr. Arnold meninggal dalam perjalanan, dan koleksinya sempat dirampas oleh pihak Inggris. Atas penghargaan terhadap penemuan tersebut,
Gubernur Inggris saat itu, Sir Stamford Raffles, lalu memberi nama bunga ini dengan gabungan nama mereka berdua: Rafflesia arnoldii.
Hingga kini, Bengkulu dikenal sebagai salah satu daerah utama yang menjadi habitat asli bunga langka ini.
2. Memiliki Aroma Busuk yang Khas
Salah satu daya tarik sekaligus ciri paling terkenal dari Rafflesia arnoldii adalah baunya. Banyak orang menyebutnya “bunga bangkai”, meskipun secara ilmiah berbeda dari Amorphophallustitanum (bunga bangkai raksasa). Rafflesia mengeluarkan aroma busuk serupa daging membusuk.
Ternyata, bau ini bukan tanpa tujuan. Aroma kuat tersebut menarik perhatian lalat dan serangga pemakan bangkai, yang kemudian membantu proses penyerbukan bunga ini. Jadi, bau busuknya merupakan strategi bertahan hidup.
3. Termasuk Parasit Obligat
Berbeda dari kebanyakan tanaman, Rafflesia arnoldii adalah parasit obligat. Ia tidak memiliki akar, batang, daun, maupun klorofil untuk melakukan fotosintesis.
Karena itu, ia bergantung sepenuhnya pada tanaman inang, biasanya tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma.
Rafflesia akan menempel di jaringan inang, menyerap nutrisi organik dan anorganik, lalu tumbuh perlahan sebagai kuncup yang akhirnya berkembang menjadi bunga besar.
Ketiadaan bentuk vegetatif inilah yang membuat Rafflesia sangat sulit ditemukan dan dibudidayakan.
4. Mekar Hanya Beberapa Hari dalam Setahun
Siklus hidup Rafflesia sangat unik. Kuncupnya bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sebelum akhirnya mekar. Ketika sudah mekar, keindahannya hanya bertahan 5 hingga 7 hari.
Setelah itu, bunga perlahan layu, membusuk, dan mati. Namun, proses ini meninggalkan biji-biji kecil yang berpotensi tumbuh menjadi individu baru apabila kondisi lingkungan memungkinkan.
Karena masa mekarnya yang singkat, menyaksikan Rafflesia mekar merupakan momen langka yang sangat dinantikan banyak peneliti dan wisatawan.
5. Bunga Terbesar di Dunia
Rafflesia arnoldii memegang gelar sebagai bunga terbesar di dunia. Saat mekar, diameter bunganya bisa mencapai 1 meter, dengan berat sekitar 11 kilogram dan tinggi hingga 50 sentimeter.
Bunga ini memiliki 5 mahkota tebal berwarna merah jingga dengan bintik-bintik putih, menambah keindahannya yang eksotis dan tak tertandingi.
Itulah berbagai fakta menarik tentang Rafflesia arnoldii, bunga raksasa yang menjadi kebanggaan Indonesia. Sayangnya, keberadaan bunga ini semakin langka akibat kerusakan habitat dan sulitnya proses regenerasi.
Karena itu, Rafflesia arnoldii kini menjadi salah satu flora yang sangat dilindungi. Upaya pelestarian terus dilakukan agar keajaiban alam ini tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News