kulit buah naga untuk pewarna alami yang ramah lingkungan dan bernilai tinggi - News | Good News From Indonesia 2025

Kulit Buah Naga untuk Pewarna Alami yang Ramah Lingkungan dan Bernilai Tinggi

Kulit Buah Naga untuk Pewarna Alami yang Ramah Lingkungan dan Bernilai Tinggi
images info

Kulit Buah Naga untuk Pewarna Alami yang Ramah Lingkungan dan Bernilai Tinggi


Belakangan ini, penggunaan bahan alami dalam kehidupan sehari-hari semakin banyak diminati, termasuk dalam pemanfaatannya sebagai pewarna makanan. Kekhawatiran masyarakat terhadap efek samping pewarna sintetis mendorong banyak orang untuk mencari alternatif yang lebih aman dan berasal dari bahan alami. Salah satu bahan yang sebenarnya mempunyai potensi besar, tetapi sering kali diabaikan, adalah kulit buah naga.

Kulit buah naga biasanya langsung dibuang setelah daging buahnya diambil. Padahal, bagian ini menyimpan pigmen berwarna menarik yang dapat diolah menjadi pewarna alami yang aman, mudah digunakan, dan ramah lingkungan. Tingginya minat terhadap bahan alam membuat pemanfaatan kulit buah naga menjadi pilihan yang semakin relevan.

baca juga

Kulit buah naga diketahui mengandung pigmen betasianin, yaitu pigmen alami bernitrogen yang larut dalam air. Pigmen ini berperan penting sebagai sumber warna pada kulit buah naga dan menjadi alasan mengapa kulitnya memiliki warna yang kuat (Sandy et al., 2021).

Betasianin tidak hanya berfungsi sebagai pewarna, tetapi juga memiliki kemampuan antioksidan yang baik. Keberadaan antioksidan ini menjadi nilai tambah karena memberikan potensi manfaat kesehatan selain fungsi utamanya sebagai pewarna alami.

Hal ini membuat kulit buah naga semakin menarik untuk dimanfaatkan, terutama karena pewarna alami jauh lebih aman dibandingkan pewarna sintetis yang berpotensi mengandung zat kimia tambahan dan bisa menimbulkan efek samping apabila digunakan secara berlebihan atau dalam jangka panjang.

Proses memperoleh warna dari kulit buah naga cukup sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Kulit buah naga hanya perlu dicuci hingga bersih untuk menghilangkan kotoran, kemudian dipotong kecil-kecil agar pigmennya lebih mudah larut.

Potongan kulit tersebut kemudian direndam atau direbus dengan air hingga warna alaminya keluar. Ekstrak yang dihasilkan dapat langsung digunakan sebagai pewarna makanan atau minuman.

Walaupun terlihat mudah, proses ini tetap dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti suhu, cahaya, dan cara penyimpanan. Jika ekstrak disimpan pada kondisi yang tidak sesuai, misalnya terkena cahaya langsung atau suhu terlalu tinggi, warnanya dapat memudar lebih cepat. Oleh sebab itu, teknik pengolahan dan penyimpanan yang baik sangat diperlukan agar kualitas warna tetap stabil.

Ekstrak warna dari kulit buah naga dapat dimanfaatkan dalam berbagai produk pangan. Pewarna ini cocok digunakan untuk puding, kue, minuman segar, es jelly, hingga aneka dessert lainnya.

Bukan hanya dalam bidang kuliner, kulit buah naga juga dapat digunakan dalam produk kecantikan sederhana, seperti masker wajah alami atau pewarna bibir buatan sendiri. Pemanfaatannya yang cukup luas ini menunjukkan bahwa kulit buah naga memiliki fungsi yang lebih besar daripada yang kebanyakan orang bayangkan.

Penelitian oleh Nizori et al. (2020) juga menegaskan bahwa penggunaan kulit buah naga sebagai pewarna alami dapat mengurangi jumlah sampah organik sehingga turut mendukung pengelolaan limbah yang lebih baik serta mendorong kebiasaan menggunakan bahan ramah lingkungan.

baca juga

Dengan berbagai kelebihan tersebut, kulit buah naga sebaiknya tidak lagi dianggap sebagai limbah yang tidak bermanfaat. Pigmen betasianin yang terkandung di dalamnya mampu menghasilkan warna alami yang aman digunakan dan dapat menjadi alternatif pewarna sintetis. Selain itu, pemanfaatan kulit buah naga sejalan dengan gaya hidup sehat dan prinsip keberlanjutan yang kini semakin banyak diterapkan masyarakat.

Saat mengonsumsi buah naga, ada baiknya kulitnya tidak langsung dibuang karena pengolahan kulit tersebut bisa menjadi pewarna alami yang berguna untuk berbagai kebutuhan rumah tangga. Pemanfaatan sederhana ini memberikan nilai tambah pada bahan yang sebelumnya sering dianggap tidak memiliki manfaat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DS
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.