lebaran sinema di jogja mengintip kerja editor film di the ritual kerja - News | Good News From Indonesia 2025

Lebaran Sinema di Jogja: Mengintip Kerja Editor Film di 'The Ritual Kerja'

Lebaran Sinema di Jogja: Mengintip Kerja Editor Film di 'The Ritual Kerja'
images info

Lebaran Sinema di Jogja: Mengintip Kerja Editor Film di 'The Ritual Kerja'


Akhir November hingga awal Desember 2025 menjadi "Lebaran Sinema" di Yogyakarta. Terlihat banyak sineas film datang ke kota ini untuk menghadiri festival internasional yang sedang digelar. Kini, film sedang merajai negeri sendiri. Apresiasi untuk dunia film tidak henti-hentinya dan makin meningkat kualitasnya.

Merespons Lebaran Sinema di Yogyakarta, Bolo Space bersama Super 8mm Studio, didukung oleh Omah Jayeng, menyelenggarakan "The Ritual Kerja", sebuah kolaborasi yang menghadirkan sesi intim bersama Andhy Pulung—editor, colourist, serta founder Super 8mm Studio.

'The Ritual Kerja', Malam Penuh Sinergi di Bolo Space

Momentum Lebaran Sinema seolah menjadi ruang untuk berbaur para sineas. Bolo Space pun turut andil dalam momentum ini.

Berbagai aktivitas tentang perfilman mewarnai ruang ini pula—di tengah-tengah pameran sketch dari Thy Atelier, dari B-List Books; Alternative Posters For Indonesian Movies—The Ritual Kerja, event kolaborasi Bolo Space dan Super 8mm Studio, digelar.

Mula-mula, acara dibuka oleh cerita Bagus Suitrawan tentang ketertarikannya pada alat-alat modular ketika berkunjung ke Super 8mm Studio di Jakarta.

Saat ke ruang studio Andhy Pulung, ia melihat alat-alat modular dan sangat tertarik, membayangkan dinamika frekuensi suara yang dapat memengaruhi dinamika dalam warna dan gambar.

Bolo Space, sebagai alternative space yang terbuka untuk eksplorasi dan berbagai peluang baru, dengan senang hati membawa eksperimen dan eksplorasi ritual kerja yang biasanya dilakukan Andhy Pulung ke ruang publik.

Alhasil, di Kamis malam, 4 Desember 2025, yang penuh sinergi itu, Andhy Pulung membagikan cerita tentang proses kerjanya lewat modular frequencies.

baca juga

Berkenalan dengan Andhy Pulung, Sosok di Balik Layar Perfilman Indonesia

Andhy Pulung
info gambar

Andhy Pulung | Foto: dok. Pribadi/Riza Rozaliani


Film merupakan kerja kolaboratif yang melibatkan banyak orang. Ada banyak tangan yang bekerja di balik layar hingga sebuah film menjadi satu kesatuan dan akhirnya bisa ditonton—dan Andhy Pulung merupakan salah satu orang dari behind-the-scene itu.

Sebagai seorang penyunting gambar tingkat nasional yang memainkan peranan penting dari balik layar, Andhy Pulung setidaknya sudah menyunting lebih dari 50 film karya anak bangsa. Beberapa di antaranya adalah

  • Opera Jawa (2006),
  • Denias (2006),
  • King (2009),
  • Hari untuk Amanda (2010),
  • Aach…Aku Jatuh Cinta (2016),
  • Setan Jawa (2016), dan
  • Istirahatlah Kata-Kata (2017).

Sementara itu, karya terkini yang baru saja ia tangani sebagai colourist adalah Rangga dan Cinta (2025) dan Dopamin (2025).

Alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang satu ini memulai karier di dunia audio sebagai penyunting pada tahun 2000. Awal kariernya dimulai dengan menyunting film-film dokumenter. Kegiatan ini ia lakukan untuk membentuk sudut pandangnya sebagai seorang penyunting.

Selama berkuliah di IKJ, Andhy Pulung belajar banyak dari senior editor tanah air, seperti Arturo GP dan Dewi S. Alibasyah. Ia juga pernah bekerja sama dengan sutradara-sutradara ternama Indonesia, seperti Garin Nugroho, Hanung Bramantyo, John De Rantau, Ari Sihasale, dan Angga D. Sasongko, dan banyak lagi.

Sebagai seorang colourist dan editor, Andhy Pulung juga menyalurkan hobinya lewat bunyi dan frekuensi. Melalui alat modular, ia mencoba membentuk ritme editing dan menjadi ritualnya bekerja di balik layar. Sesi ini akhirnya dihadirkan di "The Ritual Kerja".

Andhy Pulung dan Ritual 'Modular Frekuensi'

"The Ritual Kerja" di Bolo Space | Foto: dok. Pribadi/Riza Rozaliani

Bagi seorang Andhy Pulung, proses editing naratif (story editing) tidak hanya mengandalkan mata dan timeline visual, tetapi juga pendengaran dan perasaan. Untuk mencapai kedalaman emosi dan ritme yang diinginkan, ia menggunakan "Modular Frekuensi" sebagai instrumen kreatif utamanya.

Modular Frekuensi atau synthesizer modular, yang sering kali dimainkan atau diolah dengan sensor tangan, memungkinkan Andhy Pulung untuk menciptakan dinamika audio secara instan dan intuitif.

Bermain dengan alat ini adalah cara uniknya untuk menentukan cutting point. Ia menciptakan mood dan ritme sonik yang kemudian berfungsi sebagai peta emosional.

Pendekatan ini sangat krusial, baik dilakukan sebelum ataupun saat melakukan editing, karena membantu Andhy Pulung memutuskan di mana momen dramatis harus dipotong dan di mana perluasan ketegangan harus dimasukkan.

Dengan mengolah suara modular, ia mampu menangkap mood yang tepat dan memasukkan dinamika emosional ke dalam cerita—memastikan bahwa hasil akhir story editing tidak hanya logis secara visual, tetapi juga kaya dan kuat secara pengalaman audio-visual.

Pada Kamis malam di Bolo Space itu, kawan-kawan penikmat musik dan film membaur; ruangan yang mula-mula terang berubah menjadi remang kebiruan, terbius dengan nuansa bersamaan dengan bunyi-bunyian yang mulai terdengar. Hadir pula senior dari Andhy Pulung, Arturo GP dan Nanang Garuda, yang turut memeriahkan suasana dengan mencoba bermain modular.

baca juga

Sebuah sinergi yang utuh dan mendalam menjadikan malam itu bersejarah. Di Bolo Space, "The Ritual Kerja" bukan sekadar workshop atau gigs, melainkan sebuah manifestasi bahwa suara—yang lahir dari sentuhan dan sensor tangan pada Modular Frekuensi—memiliki kekuatan untuk membongkar batas konvensional editing film dan musik.

Pengalaman tersebut menegaskan bahwa mood dan dinamika sebuah cerita sejatinya adalah frekuensi yang dapat dirasakan, dimainkan, dan dialami bersama.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RR
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.