Fenomena alam yang jarang terjadi menarik perhatian masyarakat Desa Manding Serut, Kecamatan Sabdodadi, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Warga setempat menemukan kemunculan bunga bangkai langka jenis Suweg (Amorphophallus paeoniifolius) yang tumbuh secara alami di lahan sekitar Makam Sasonoloyo, Desa Manding Serut.
Penemuan ini sontak menjadi perbincangan warga karena bunga bangkai suweg dikenal unik dan tidak sering muncul tanpa campur tangan manusia.
Kemunculan bunga bangkai suweg tersebut pertama kali diketahui oleh seorang warga yang tengah melintas di area dekat makam.
Saat melihat keberadaan tanaman berukuran besar dengan bentuk menyerupai kerucut yang menjulang, lengkap dengan warna mencolok di bagian kelopaknya.
Rasa penasaran mendorong warga tersebut untuk melihat dari jarak lebih dekat, hingga akhirnya dipastikan bahwa tanaman tersebut merupakan bunga bangkai jenis Suweg.
Termasuk ke dalam salah satu spesies dari keluarga Araceae yang terkenal memiliki ukuran tubuh besar dan aroma menyengat saat mekar.
Bunga bangkai suweg memiliki bentuk yang khas yaitu bagian luar kelopak berwarna hijau kecoklatan, sementara bagian dalamnya menampilkan warna ungu gelap yang kontras.
Struktur bunganya yang unik membuat tanaman ini mudah dikenali, meskipun ukurannya bervariasi tergantung usia dan kondisi tanah.
Selain, penampilan bunga bangkai suweg yang eksotis dan aroma khas yang sering kali muncul saat bunga bangkai mekar juga menjadi daya tarik tersendiri bagi warga yang belum pernah menyaksikannya secara langsung.
Penemuan bunga bangkai langka ini dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut, sehingga membuat warga Manding Serut dan desa-desa sekitar berdatangan untuk melihat fenomena tersebut.
Banyak masyarakat mengaku baru pertama kali menyaksikan bunga bangkai suweg tumbuh di lingkungan mereka.
Hal ini membuat kemunculan bunga bangkai suweg menjadi pengalaman baru yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memberi wawasan tambahan tentang kekayaan flora lokal.
Tidak sedikit warga yang memanfaatkan momen langka ini dengan mengabadikan bentuk bunga suweg menggunakan ponsel mereka.
Foto-foto tersebut kemudian dibagikan di berbagai platform media sosial, sehingga menambah wawasan masyarakat yang melihat melalui media sosial tentang bunga bangkai langka suweg.
Beberapa warga bahkan menyatakan kekagumannya karena selama ini mereka hanya mengetahui bunga bangkai dari berita atau buku pelajaran, tanpa pernah melihat aslinya.
Meski antusiasme warga tinggi, masyarakat Manding Serut tetap mengingatkan agar lokasi tumbuhnya bunga bangkai dijaga dan tidak dirusak.
Warga sepakat untuk saling mengimbau agar pengunjung tidak menginjak area sekitar tanaman untuk tidak memotret dari jarak terlalu dekat, serta tidak menyentuh bagian bunga yang sensitif.
Para masyarakat menyadari bahwa bunga bangkai jenis Suweg tidak mekar setiap tahun, sehingga kelestarian habitatnya perlu diperhatikan.
Kemunculan bunga bangkai langka ini di Manding Serut menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Fenomena ini menunjukkan bahwa keanekaragaman hayati dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila ekosistem tetap terjaga.
Bagi warga Manding Serut, kehadiran bunga bangkai suweg bukan hanya menjadi tontonan menarik, tetapi juga simbol bahwa alam masih terus memberikan kejutan-kejutan berharga yang patut dilestarikan.
Bunga bangkai langka jenis Suweg memang tidak mekar setiap tahun dan kemunculannya tidak dapat diprediksi dengan pasti. Fenomena bunga bangkai suweg di Manding Serut menjadikan kekayaan alam semakin berharga dan menjadi simbol penting dari kekayaan alam yang ada di Yogyakarta, khususnya di wilayah Bantul.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News