Ekonomi kreatif menjadi salah satu pilar penting pembangunan Kabupaten Bogor dalam mendorong kesejahteraan masyarakat. Upaya ini didukung oleh kebijakan yang jelas, program strategis, serta komitmen kolaboratif antara pemerintah, komunitas, dan pelaku kreatif.
Di tengah geliat ini, Gema Desa Visual hadir sebagai ruang kreatif berbasis desa yang tumbuh dari regulasi, dan bergerak untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Gema Desa Visual: Mengapa Diperlukan?
Gema Desa Visual dibentuk sebagai wadah kolaborasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat desa. Gerakan ini menjadi jembatan antara regulasi pemerintah dan aspirasi kreatif warga, terutama generasi muda. Melalui pendekatan visual dan digital, Gema Desa Visual berperan mendokumentasikan budaya lokal, mendorong usaha kreatif desa, dan membuka ruang belajar serta berkarya yang mudah diakses.
Gerakan ini sejalan dengan arah pembangunan Kabupaten Bogor yang menekankan peningkatan kapasitas pelaku kreatif, penguatan ekosistem, serta penciptaan ruang aman dan produktif bagi pemuda.
Landasan Hukum sebagai Fondasi Gerakan
Pengembangan ekonomi kreatif, termasuk lahirnya ruang seperti Gema Desa Visual, didasarkan pada regulasi yang saling terhubung dari tingkat nasional hingga kabupaten.
Di tingkat nasional, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 menetapkan kerangka besar pengembangan ekosistem ekonomi kreatif, termasuk peran komunitas, SDM, pembiayaan, dan perlindungan kekayaan intelektual. Aturan ini diterjemahkan lebih teknis melalui Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2022, yang mengatur tata kelola penyelenggaraan ekonomi kreatif secara menyeluruh.
Pada tingkat provinsi, Perda Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2017 memberikan dasar bagi kabupaten/kota untuk membangun kebijakan ekonomi kreatif berkelanjutan. Sementara di tingkat daerah, Perbup Bogor Nomor 38 Tahun 2021 secara spesifik mengatur pengembangan kapasitas pelaku kreatif, penguatan ekosistem, mekanisme pembinaan, serta dukungan terhadap 17 subsektor ekonomi kreatif seperti kuliner, kriya, fesyen, film, video, musik, fotografi, seni pertunjukan, hingga media digital.
Regulasi inilah yang menginspirasi pembentukan Gema Desa Visual sebagai implementasi nyata pengembangan kreatif berbasis desa.

Sesi foto setelah melaksanakan pembuatan video podcast bersama narasumber dan moderator | sumber: Dok. Pribadi Belgi Alhuda
Kelembagaan Ekonomi Kreatif Kabupaten Bogor
Untuk memastikan pengembangan berjalan efektif, Kabupaten Bogor memiliki kelembagaan pendukung seperti:
Kabupaten Bogor Ekonomi Kreatif (KABEKRAF) sebagai wadah kolaborasi pelaku industri kreatif, komunitas, UMKM, dan pemerintah.
Komite Ekonomi Kreatif, yang dibentuk melalui SK Bupati, bertugas memberikan rekomendasi teknis, pendataan pelaku, serta sinkronisasi kebijakan.
Sementara itu, Gema Desa Visual berperan dan memposisikan sebagai salah satu kepanjangan tangan dalam menyujudkan Kabupaten Bogor sebagai Kota Kreatif dengan menjadikan simpul atau komunitas yang menyebabkan tumbuhnya ekosistem ekonomi kreatif di Desa dan Kecamatan dan sebagai mitra akar rumput dalam jejaring kelembagaan ini.
Peran & Tujuan Gema Desa Visual
Gerakan ini dibangun untuk:
1. Mengembangkan potensi kreatif masyarakat desa melalui pelatihan, ruang kolaborasi, dan literasi visual.
2. Menjadi pusat produksi konten kreatif desa yang mengangkat budaya, cerita, dan potensi lokal.
3. Mendorong ekonomi berbasis kreativitas melalui digitalisasi dan akses pasar.
4. Menghubungkan desa dengan ekosistem kreatif kabupaten dan provinsi.
5. Menjadi ruang aman dan positif bagi generasi muda melalui film, fotografi, podcast, seni digital, dan kegiatan budaya.
Arah Pengembangan Kabupaten Bogor
Pengembangan ekonomi kreatif Kabupaten Bogor diprioritaskan pada peningkatan SDM, akses pemasaran digital, fasilitasi pembiayaan, perlindungan HKI, serta kolaborasi lintas sektor. Sub-sektor potensial seperti kuliner, kriya, dan fesyen terus diperkuat.
Penutup
Dengan fondasi regulasi yang kuat, dukungan kelembagaan, dan lahirnya ruang kreatif seperti Gema Desa Visual, Kabupaten Bogor bergerak menuju ekosistem kreatif yang lebih inklusif, inovatif, dan berdaya saing.
Kolaborasi seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci untuk menjadikan desa sebagai pusat kreativitas dan sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News