Tahukah Kawan GNFI kalau Bandara Banyuwangi adalah bandar udara berkonsep ramah lingkungan pertama di Indonesia?
Terletak di Jalan Agung Wilis, Desa Blimbingsari, Kec. Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, bandara dengan kode internasional BWX tersebut memadukan arsitektur lokal, prinsip berkelanjutan, dan inovasi energi terbarukan. Bahkan, Bandara Banyuwangi menjadi green airport atau bandara hijau pertama di Indonesia yang memanfaatkan energi matahari sebagai sumber listrik.
Bandara Banyuwangi sudah diresmikan sejak 2010 dan memiliki arsitektur yang terinspirasi dari rumah adat suku asli Banyuwangi, suku Osing. Lebih dari itu, banyak tumbuhan hijau di luar dan dalam bandara, kolam ikan, dan rumput yang tumbuh subur di area bandara, membuat penumpang semakin betah saat terbang dari bandara ini.
Bandara yang sudah berstatus sebagai bandara internasional itu memiliki panjang landasan pacu sebesar 2.450 m x 45 m. Luas terminalnya adalah 10.000 m2 dan mampu melayani 500 ribu penumpang tiap tahunnya.
Kantongi Berbagai Penghargaan Bertema Ramah Lingkungan
Merangkum dari portal milik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, pada 2023 lalu, bandara ini mengantongi sertifikasi Greenship Net Zero Healthy Ready (NZH) dari Green Building Council Indonesia (GBCI)—organisasi nirlaba independen yang mempromosikan dan mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia lewat edukasi praktik bangunan hijau.
Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat tersebut karena dinilai memiliki konsep bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Rekognisi itu mengukuhkan posisi Bandara Banyuwangi sebagai bangunan berkelanjutan yang dikelola sesuai dengan standar yang ramah lingkungan, efisien dalam penggunaan energi, serta penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
Lebih lanjut, melalui @injourneyairport selaku pihak yang mengelola Bandara Banyuwangi, lapangan terbang satu ini juga pernah menerima Subroto Award 2023 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di bidang efisiensi energi bangunan tropis. Bahkan, bandara kebanggaan warga Banyuwangi itu pernah menjadi wakil Indonesia di ASEAN Energy Award.
Tak ketinggalan, di tahun 2024, predikat “Bandara Sehat” pun ikut diraih. Penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan RI itu memuji Bandara Banyuwangi karena sukses menyediakan fasilitas sanitasi yang lengkap, udara bersih, dan pengelolaan sampah yang baik.
Selain mendapatkan sertifikasi bangunan hijau, Bandara Banyuwangi pernah memenangi kompetisi arsitektur dunia, The Aga Khan Award for Architecture 2022. Bandara rancangan arsitek Tanah Air, Andra Matin, itu sukses mengalahkan 463 nominasi bangunan dengan arsitektur terbaik di dunia. Top!
Pakai PLTS untuk Operasionalnya
Berbeda dengan bandara-bandara lain yang umumnya masih full menggunakan listrik yang bersumber dari bahan bakar fosil, Bandara Banyuwangi justru memasang panel tenaga surya di bagian atapnya. Hasilnya, sebagian operasional bandara sudah tidak lagi mengeluarkan emisi karbon.
Eco Airport ini menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 35,1 kwp. Selain itu, terminalnya dilengkapi dengan skylight yang bertujuan untuk memberikan pencahayaan alami di siang hari, greenroof, serta kisi-kisi kayu untuk sirkulasi udara.
Bandara ini mengklaim, ruangan yang membutuhkan pendingin ruangan alias AC hanyalah sebesar 4,5 persen saja. Namun, meskipun tanpa AC, suasananya tetap dingin dan sejuk. Bandara Banyuwangi berkomitmen untuk mengurangi penggunaan listrik di seluruh ruangannya, membuatnya seakan bersahabat dengan alam.
Sebagai informasi, sudah ada beberapa bandara di Indonesia yang menggunakan memasang panel surya di bagian atapnya untuk mendukung operasional bandara. Selain Bandara Banyuwangi, ada juga Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Ngurah Rai, Bandara Bima, hingga Bandara Kualanamu.
Bandara Multifungsi
Bandara Banyuwangi lahir dari ide Purnomo Sidik, matan Bupati Banyuwangi. Awalnya, ide lokasi bandara bukan berada di Kecamatan Blimbingsari, tetapi di Kecamatan Glenmore.
Sebelum bernama Bandara Banyuwangi, bandara ini bernama Bandara Blimbingsari. Pergantian nama tesebut dilakukan pada tahun 2017 agar lebih dikenal masyarakat karena menggunakan nama kotanya.
Selain mengangkut penumpang, Bandara Banyuwangi turut mengangkut kargo. Di sisi lain, tak hanya berfungsi sebagai bandara komersial, BWX juga dipakai untuk keperluan pendidikan penerbangan oleh Akademi Penerbangan Indonesia (API) Banyuwangi.
Ada yang pernah singgah ke bandara cantik ini?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


