krisis pemikiran menggugat dominasi paradigma barat terhadap umat islam - News | Good News From Indonesia 2025

Krisis Pemikiran: Menggugat Dominasi Paradigma Barat terhadap Umat Islam

Krisis Pemikiran: Menggugat Dominasi Paradigma Barat terhadap Umat Islam
images info

Krisis Pemikiran: Menggugat Dominasi Paradigma Barat terhadap Umat Islam


Dewasa ini, salah satu tantangan besar yang harus dihadapi umat Islam adalah tantangan ilmu yang dibawa oleh peradaban Barat (Western Civilization). Peradaban tersebut mengandung ideologi sekuler yang memisahkan aspek ketuhanan dari kehidupan dunia.

Tantangan saat ini bukanlah tantangan yang bersifat lahiriah (zahir) semata seperti ekonomi atau politik. Sebaliknya, ini sering kali tidak terindra, tetapi hanya dapat dirasakan oleh hati yang peka terhadap kesalahan.

Tidak banyak orang menyadari bahwa tantangan paling mendesak saat ini adalah masalah ilmu. Jika hal ini tidak disadari, ia akan merembet ke masalah lain seperti ekonomi, politik, dan militer.

Sejatinya, masalah-masalah tersebut hanya dapat diatasi dengan pemikiran yang jernih dan cerdas. Jika pemikiran sudah teracuni, hancurlah aspek-aspek kehidupan lain yang bersifat indrawi.

Prof. Al-Attas dalam karyanya yang berjudul Islam and Secularism menegaskan bahwa tantangan terbesar umat Islam hari ini adalah: “The greatest challenge of Muslim today, is the challenge of knowledge”.

Ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu yang maknanya telah dirusak (confusion of knowledge) oleh peradaban Barat. Dalam menjalani hidup, kita memerlukan ilmu sebagai fondasi dari suatu amalan. Jika ilmunya rusak, rusak pula amalannya, dan rusak pula balasan yang akan diberikan oleh Allah di akhirat kelak.

Peradaban Barat merupakan peradaban materialisme yang cenderung menuhankan hawa nafsu. Mereka menikmati segala sesuatu hanya dengan indra (ladzatul hissi). Secara logika, posisi ini setara dengan hewan yang juga menikmati hidup sebatas pada pemuasan indrawi.

Sebaliknya, kenikmatan yang berbasis ilmu berada jauh di atas kenikmatan indrawi. Penggunaan ilmu berarti mengoptimalkan akal yang hanya dimiliki oleh manusia.

Barat menuhankan 4 hal dalam hidupnya: kekayaan (wealth), kekuasaan (power), kecantikan (beauty), dan popularitas (popularity). Keempat hal tersebut bersifat duniawi dan tidak selalu membawa kebahagiaan bagi mereka yang memujanya.

Orang yang memiliki banyak harta tidak selalu merasa bahagia setiap hari meski mampu membeli apa pun. Demikian pula dengan kekuasaan; penguasa sering kali dihantui kegelisahan dan rasa haus akan jabatan yang lebih tinggi.

Begitu juga dengan kecantikan, yang sejatinya hanyalah selapis kulit tipis yang menipu pandangan mata. Adapun popularitas, meskipun banyak orang memimpikannya, justru sering kali membuat seseorang tidak bebas dan berakhir tragis, seperti kasus bunuh diri di puncak ketenaran.

baca juga

Barat mampu menguasai dunia karena ilmu. Jika merujuk pada sejarah, kita akan menemukan masa lalu peradaban Barat yang sempat tertinggal hingga 600 tahun dari peradaban Islam yang kala itu berada di zaman keemasan. Setelah abad ke-14, Barat mulai bangkit dengan mempelajari ilmu dari para ilmuwan Islam secara cepat.

Namun, setelah mencapai kemajuan, mereka mengambil alih peradaban tersebut dan mengabaikan fakta bahwa kemajuan mereka berawal dari jasa umat Islam.

Ilmu yang mereka pelajari dari Islam awalnya mengandung aspek ketuhanan. Akan tetapi, setelah mendapatkan apa yang diperlukan, mereka membuang aspek ketuhanan tersebut dan menjadi sekuler-liberal.

Padahal, Islam adalah agama wahyu yang final dan selalu mengaitkan aspek ketuhanan serta akhirat dalam segala urusan.

Islam bukanlah "agama sejarah" atau "agama budaya" yang mengikuti budaya Arab sebagaimana dituduhkan Barat; justru budayalah yang mengikuti nilai-nilai Islam.

Paham sekuler membuang aspek ilahiyyah (ketuhanan) dan ukhrawiyyah (akhirat). Mereka hanya percaya pada kehidupan dunia saat ini, atau yang bisa disebut sebagai paham "kedisinkinian".

Hal ini menyebabkan jiwa mereka selalu merasa resah dan gelisah karena tidak memiliki tujuan hidup yang jelas serta meniadakan peran takdir Allah. Meskipun peradaban Barat tampak besar secara material dan rasional, mereka kehilangan aspek spiritual yang jauh lebih mendesak.

Umat Islam percaya bahwa di akhirat kelak setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban melalui 4 pertanyaan:

  • Tentang masa mudanya digunakan untuk apa.
  • Tentang umurnya digunakan untuk hal bermanfaat atau tidak.
  • Tentang hartanya, dari mana asalnya dan untuk apa digunakan.
  • Tentang ilmunya digunakan untuk kebaikan atau tidak.

Semakin banyak ilmu dan harta, akan semakin panjang pula hisabnya. Keyakinan inilah yang membuat seorang muslim lebih berhati-hati dalam setiap tindakan dan kepemilikan. Sebaliknya, Barat yang tidak memiliki landasan akhirat akan terjebak dalam pandangan dunia (worldview) yang menyesatkan.

baca juga

Allah memberikan dua nikmat yang sering kali disia-siakan manusia, yaitu kesehatan dan waktu. Menjadi pribadi yang baik bukan hanya dengan meninggalkan hal yang haram, tetapi juga meninggalkan hal mubah yang tidak membawa manfaat.

Sebagai umat Islam, kita tidak sepatutnya sampai terjebak oleh "racun" pemikiran dan ilmu yang telah dirusak oleh Barat. Dengan mengharap pertolongan Allah serta berikhtiar mencari guru dan ilmu yang benar, insya Allah kita akan selamat dari dampak buruk peradaban tersebut. Insya Allah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AZ
KG
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.