inovasi heatsing mahasiswa upi dorong pengeringan singkong ramah lingkungan - News | Good News From Indonesia 2025

Inovasi HEATSING Mahasiswa UPI Dorong Pengeringan Singkong Ramah Lingkungan

Inovasi HEATSING Mahasiswa UPI Dorong Pengeringan Singkong Ramah Lingkungan
images info

Inovasi HEATSING Mahasiswa UPI Dorong Pengeringan Singkong Ramah Lingkungan


Mahasiswa BEM Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengembangkan alat pengering singkong berbasis energi surya melalui Program Mahasiswa Berdampak (PM-BEM) 2025.

Inovasi ini ditujukan untuk membantu meningkatkan produktivitas petani di Desa Sukamelang, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Inovasi bernama HEATSING (Heating Technology for Singkong) tersebut merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat bertajuk With UPI, Cassava is Gold, yang berfokus pada penguatan ekonomi desa berbasis potensi lokal singkong.

Kegiatan ini menjadi puncak rangkaian pengabdian mahasiswa yang juga dirangkaikan dengan seminar hasil serta penyerahan invensi kepada masyarakat Desa Sukamelang sebagai aset desa.

baca juga

Dorong Kemandirian Desa lewat Inovasi Teknologi

Ketua pembimbing PM-BEM UPI, Dr. Selly Feranie, M.Si., menyampaikan bahwa HEATSING merupakan bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam menjawab permasalahan di sektor pascapanen.

Alhamdulillah, melalui program ini mahasiswa mampu menghadirkan inovasi yang aplikatif dan berdampak langsung bagi masyarakat. Harapannya, Desa Sukamelang dapat semakin mandiri dengan dukungan teknologi yang tepat guna,” ujarnya.

Ia menambahkan, keberhasilan program ini tidak terlepas dari dukungan universitas, khususnya FPMIPA UPI, serta partisipasi aktif masyarakat desa dalam seluruh rangkaian kegiatan.

Alat Pengering Berbasis Surya, Tetap Berfungsi saat Hujan

HEATSING dirancang sebagai alat pengering singkong berbasis energi surya yang tetap dapat beroperasi meski cuaca tidak menentu. Alat ini dilengkapi sistem pemanas otomatis serta baterai penyimpan daya, sehingga proses pengeringan tetap berjalan saat mendung maupun malam hari.

Pengeringan dilakukan dalam ruang tertutup dengan bantuan exhaust fan untuk menjaga sirkulasi udara dan mencegah pengembunan. Dengan sistem ini, proses pengeringan menjadi lebih stabil, higienis, dan tidak lagi bergantung sepenuhnya pada panas matahari langsung.

Pengembangan alat tersebut melibatkan mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Industri (FPTI) UPI, yang terlibat langsung dalam tahap perancangan hingga perakitan. Desainnya disesuaikan dengan kondisi lapangan agar mudah digunakan oleh petani dan berkelanjutan.

baca juga

Tingkatkan Produktivitas dan Nilai Jual Singkong

Ketua Kelompok Tani Desa Sukamelang, Usep, mengungkapkan bahwa kehadiran alat ini sangat membantu aktivitas petani.

“Kalau dulu hujan turun kami harus buru-buru mengangkat singkong. Sekarang pengeringan bisa tetap berjalan dan hasilnya lebih bersih,” ujarnya.

Selain mempercepat proses pengeringan, kualitas singkong yang dihasilkan juga meningkat sehingga berdampak pada nilai jual produk.

Dukung Pencapaian SDGs

Perwakilan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) UPI, Aep, mengapresiasi kontribusi mahasiswa dalam program ini. Menurutnya, PM-BEM UPI di Desa Sukamelang menjadi contoh pengabdian masyarakat yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Program ini berkontribusi langsung pada pencapaian SDGs, khususnya SDGs 1 tentang pengentasan kemiskinan, SDGs 2 terkait ketahanan pangan, serta SDGs 8 mengenai pertumbuhan ekonomi desa. Pemanfaatan teknologi pada HEATSING juga mendukung SDGs 9 dan SDGs 12 terkait inovasi dan produksi berkelanjutan,” jelasnya.

Selain HEATSING, program PM-BEM UPI juga melahirkan berbagai inovasi lain seperti mesin tepung singkong, produk olahan pangan berbasis singkong, serta penguatan koperasi desa. Seluruh inovasi tersebut diharapkan mampu mendorong kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal.

baca juga

Model Pengabdian Berkelanjutan

Pembimbing PM-BEM UPI, Dr. Nanang Winarno, menegaskan bahwa keberlanjutan program menjadi kunci utama keberhasilan pengabdian masyarakat.

“Keberhasilan program tidak hanya terletak pada teknologi, tetapi juga pada keterlibatan aktif masyarakat. Evaluasi dan pengembangan akan terus dilakukan agar manfaatnya benar-benar berkelanjutan,” ujarnya.

Melalui program ini, mahasiswa UPI membuktikan bahwa inovasi sederhana yang dirancang secara tepat mampu menjadi solusi nyata bagi penguatan ekonomi desa sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FR
KG
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.