Indonesia mencatatkan prestasi membanggakan di kancah maritim global. Negara kita berhasil mengamankan kembali kursi anggota Dewan IMO Kategori C untuk periode 2026–2027 setelah memperoleh dukungan solid dari 138 negara anggota International Maritime Organization (IMO).
Posisi ini sangat strategis. Sebagai negara kepulauan terbesar yang menguasai jalur pelayaran penting dunia, peran Indonesia dalam stabilitas dan keselamatan navigasi global sangat vital. Kategori C sendiri memberikan mandat bagi Indonesia—sebagai negara dengan kepentingan khusus dalam transportasi laut—untuk terlibat langsung dalam perumusan regulasi maritim internasional, meskipun bukan negara dengan armada atau muatan terbesar.
Agenda Prioritas dan Dampak Positif
Dengan kembali menjadi anggota Dewan IMO, Indonesia membawa sejumlah agenda prioritas, termasuk:
Penguatan keselamatan pelayaran dan perlindungan pelaut.
Percepatan program dekarbonisasi di sektor maritim.
Pemutakhiran sistem navigasi melalui GMDSS dan e-navigation.
Salah satu dampak nyata dari keberadaan Indonesia di Dewan IMO adalah kemampuan untuk mempromosikan praktik maritim terbaik. Rencana implementasi skema pemisahan lalu lintas kapal di Selat Sunda dan Selat Lombok diproyeksikan sebagai contoh implementasi regulasi berbasis kajian ilmiah yang diakui secara global. Selain itu, Indonesia akan terus menyoroti pengembangan fasilitas energi bersih di pelabuhan dan penguatan kapasitas pelaut sebagai fondasi ekosistem maritim jangka panjang.
Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi, menyampaikan apresiasi atas dukungan internasional ini. Dalam keterangannya, beliau menyatakan bahwa terpilihnya Indonesia merupakan buah kerja keras diplomasi maritim dan komitmen untuk mewujudkan laut yang bersih, aman, dan berdaya saing. Menhub berharap posisi ini dapat memaksimalkan potensi maritim Indonesia dan memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi negara.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News