Strategi pengembangan industri semikonduktor nasional kini diarahkan pada pemanfaatan pertumbuhan sektor kendaraan listrik (EV) dan hilirisasi mineral, terutama pasir silika. Pemerintah melihat peluang dalam ekosistem EV sebagai pijakan penting untuk membangun industri cip di dalam negeri.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pemerintah akan mendorong pengolahan pasir silika untuk menghasilkan bahan baku seperti silicon feedstock hingga wafer semikonduktor. Langkah ini bertujuan mengurangi impor bahan mentah dan memperkuat pasokan lokal.
“Indonesia juga akan melakukan hilirisasi dari pasir silika yang tentunya ini menjadi bahan baku,” tuturnya, Senin (1/12/2025).
Airlangga menambahkan bahwa pada tahap assembling, testing, dan packaging (ATP), kapasitas produksi di Pulau Batam sudah mencapai 9% dari total pasar domestik.
Untuk menciptakan sumber daya manusia dan pusat riset, Indonesia menjalin kolaborasi internasional, termasuk dengan West Arizona University dan Purdue University, yang akan bekerja sama dengan Universitas Indonesia dalam pengembangan chip designer.
Dorongan terhadap industri ini diperkuat oleh insentif yang telah diberikan pemerintah untuk sektor otomotif, menyusul pertumbuhan EV sebesar 18,27% sepanjang Januari-September 2025.
Komitmen investasi dari produsen EV global terus berdatangan, seperti realisasi investasi BYD (Rp11,2 triliun) dan rencana investasi tambahan dari Hyundai (Rp20 triliun) untuk pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
