Potensi nilai ekonomi komoditas gambir Indonesia diproyeksikan melonjak hingga Rp516,59 triliun melalui program hilirisasi yang disiapkan Kementerian Pertanian (Kementan).
Angka ini menunjukkan peningkatan 406 kali lipat dibandingkan nilai penjualan produk mentah yang hanya sekitar Rp1,27 triliun. Gambir sendiri merupakan bahan baku utama untuk sektor farmasi, kosmetik, dan perawatan kecantikan.
Kementan mencatat, harga daun gambir mentah hanya Rp3.000 per kilogram (kg). Namun, setelah dihilirisasi menjadi bahan baku farmasi atau marker active pharmaceutical ingredient (API), harganya dapat melonjak hingga Rp250 juta per kg.
Indonesia merupakan produsen mayoritas gambir di pasar global. Produksi terbesar ada di Sumatera Barat, yang menyuplai 64 persen gambir dunia dan 80 persen kebutuhan nasional.
"Gambir itu 90% diproduksi di Sumatra Barat, dan satu-satunya sumber gambir di pasaran dunia, mayoritas dari situ," kata Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Rabu (26/11/2025).
Mulai tahun depan, Kementan berencana membangun pabrik hilirisasi gambir secara bertahap di Sumatra Barat, Sumatra Utara, hingga Fak-Fak Barat, sekaligus menargetkan Indonesia dapat menentukan harga gambir dunia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News