Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal adanya ruang pelonggaran moneter lanjutan pada tahun 2026.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa potensi penurunan suku bunga acuan atau BI Rate terbuka, sejalan dengan komitmen bank sentral untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Ruang penurunan suku bunga tersebut terbuka lantaran BI memperkirakan inflasi akan tetap terkendali sesuai sasaran, yakni di rentang 1,5 hingga 3,5 persen pada tahun depan.
"Dengan terkendalinya inflasi, kami akan mencermati ruang penurunan suku bunga BI Rate lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, saat PTBI 2025 di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/11/2025).
Selain potensi penurunan suku bunga, BI juga memperkuat pelonggaran kebijakan makroprudensial.
Mulai Desember 2025, insentif likuiditas kepada perbankan akan dinaikkan menjadi Rp423 triliun. Insentif ini diberikan untuk mendorong penyaluran kredit perbankan ke sektor-sektor prioritas pemerintah.
Di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi, BI menyatakan kebijakan moneter pada 2026 akan tetap menjaga keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan (pro stability and growth).
Langkah-langkah intervensi di pasar valuta asing dan SBN di pasar sekunder juga akan terus dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan efektivitas transmisi moneter.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
