Kementerian Perhubungan memproyeksikan sebanyak 119,5 juta orang akan bepergian selama masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Angka ini mencakup masyarakat yang merayakan hari besar keagamaan maupun mereka yang sekadar memanfaatkan momentum akhir tahun untuk berwisata.
Menanggapi lonjakan besar tersebut, pemerintah telah mengoperasikan Posko Angkutan Nataru selama 19 hari, mulai 18 Desember hingga 5 Januari mendatang, guna memastikan koordinasi lintas sektor berjalan tanpa kendala.
Pemerintah memberikan perhatian khusus pada beberapa wilayah yang diprediksi menjadi titik jenuh kepadatan, seperti Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Selain itu, wilayah Timur Indonesia mulai dari Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, hingga Papua dan NTT juga masuk dalam radar pengawasan ketat.
Meskipun volume kendaraan di beberapa wilayah timur mungkin tidak setinggi di Jawa, antisipasi tetap dilakukan secara maksimal mengingat tren pergerakan masyarakat yang cukup signifikan di daerah tersebut.
"Pergerakan masyarakat pada masa liburan nataru tahun ini diperkirakan akan terjadi pergerakan sekitar 119,5 juta orang," ujar Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi.
Keamanan dan keselamatan menjadi prioritas tertinggi, disusul dengan penguatan kolaborasi antarlembaga, pengawasan detail pada setiap aspek operasional, hingga kesiapsiagaan menghadapi ketidakpastian cuaca ekstrem. Mitigasi risiko kecelakaan akan dilakukan secara konsisten melalui skenario respons cepat di titik-titik rawan bencana alam.
"Seluruh jajaran wajib melakukan antisipasi dan mitigasi risiko secara konsisten untuk mencegah kejadian kecelakaan maupun fatalitas," tambah Dudy Purwagandhi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


