Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengumumkan keberhasilan produk makanan ringan dan kembang gula Indonesia yang membukukan potensi transaksi mencapai USD 2,13 juta atau setara Rp35,3 miliar pada pameran ISM Middle East di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Keikutsertaan enam pelaku usaha, dari UMKM hingga perusahaan besar, ini dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat penetrasi pasar ekspor.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Fajarini Puntodewi, menyoroti potensi besar pasar UEA.
“Pasar UEA yang besar sangatlah menjanjikan karena didorong oleh populasi multikultural, permintaan konsumen muda akan inovasi produk dan rasa, tren gaya hidup sehat, serta pesatnya pertumbuhan sektor pariwisata,” ujarnya di Jakarta, Selasa (23/9/2025), dikutip dari Antara.
Dubai, dengan posisinya sebagai hub perdagangan global, menjadi pintu gerbang ideal untuk mendistribusikan produk ke kawasan Timur Tengah dan Afrika.
Kesuksesan ini juga didukung oleh perjanjian Indonesia-UAE CEPA (IUAE CEPA) yang berlaku sejak September 2023.
Perjanjian ini menurunkan tarif masuk produk Indonesia ke UEA menjadi nol persen, meningkatkan daya saing.
Selain itu, status halal Indonesia yang telah diakui secara internasional menjadi nilai tambah yang signifikan.
Kemendag juga aktif memfasilitasi business matching untuk membangun kesadaran akan kualitas dan keanekaragaman produk makanan ringan Indonesia yang diproduksi sesuai standar global.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News