Industri mebel dalam negeri saat ini berada dalam posisi terjepit antara serbuan barang impor dan bunga pinjaman yang kalah saing dengan negara tetangga
Menanggapi situasi ini, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan kesiapannya untuk mendukung sektor furnitur melalui bantuan pembiayaan ekspor. Keputusan ini diambil setelah jajaran pengusaha Kadin melaporkan bahwa surplus perdagangan di sektor tersebut mulai menipis sehingga memerlukan intervensi nyata dari pemerintah.
Salah satu opsi yang sedang dikaji adalah pemanfaatan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Purbaya menegaskan akan meninjau kembali kesiapan internal lembaga tersebut sebelum menyalurkan insentif baru.
Fokus utamanya adalah memastikan LPEI dalam kondisi sehat agar dukungan dana yang diberikan efektif menambal celah suku bunga yang selama ini dikeluhkan jauh lebih mahal dibandingkan Vietnam.
"Ini industri furnitur ya, itu saya akan lihat kan kalau kita bisa bantu, kita bantu. Kalau sudah betul (LPEI), kita tambahkan insentif dukungan ke industri furnitur lewat LPEI," ujar Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa.
Tantangan ekspor juga datang dari kebijakan eksternal. Ketua Umum Kadin, Anindya Bakrie, menyoroti tarif impor Amerika Serikat yang mencapai 32 persen sebagai hambatan besar, mengingat pasar Negeri Paman Sam menyerap 54 persen ekspor mebel Indonesia.
Pengusaha kini mendesak adanya deregulasi agar produk lokal tidak hanya mampu bertahan di pasar domestik, tetapi juga memiliki daya saing yang kuat di kancah internasional.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


