Pemerintah memaparkan proyeksi ekonomi nasional dalam acara Indonesia Economic Outlook 2026: Strategic Partnerships for Business, Trade & Tourism Investment yang digelar di Jakarta pada 2 Desember. Melalui pemaparan itu, pemerintah menunjukkan optimisme bahwa pertumbuhan Indonesia pada 2026 akan tetap terjaga dan bergerak ke arah yang lebih positif.
Dalam forum tersebut, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa fondasi ekonomi Indonesia terus menguat, terlihat dari PMI Manufaktur yang naik ke level 53,3, Indeks Keyakinan Konsumen di angka 121,2, serta peningkatan pengeluaran rumah tangga hingga 312,8 pada November. Kinerja perdagangan luar negeri dengan surplus USD 35,88 miliar sepanjang Januari–Oktober 2025 yang menandai 66 bulan surplus beruntun sejak 2020.
Beberapa sektor prioritas diidentifikasi sebagai pendorong utama. Investasi—khususnya penanaman modal domestik dan asing—mencatat hasil gemilang pada 2025. Realisasi hingga September mencapai Rp 1.434,3 triliun atau USD 85 miliar, tumbuh hampir 13 % dibanding periode sebelumnya dan menyerap 1,95 juta tenaga kerja baru.
Sektor pariwisata terus menunjukkan momentum kuat dengan jumlah wisatawan mancanegara yang menembus 12,75 juta kunjungan sepanjang Januari hingga Oktober 2025. Industri MICE juga tumbuh signifikan, terlihat dari 134 event yang digelar hingga September dan menarik 10,8 juta pengunjung. Perputaran ekonomi yang mencapai Rp11,82 triliun menegaskan bahwa kegiatan wisata hingga event, kini menjadi motor penting dalam penguatan ekonomi nasional.
Pencapaian ekonomi sepanjang 2025 menjadi pijakan kuat memasuki tahun 2026, mulai dari surplus perdagangan selama 66 bulan berturut-turut hingga lonjakan investasi serta pulihnya konsumsi dan pariwisata. Prospek 2026 semakin solid dengan dukungan APBN sekitar Rp2.500 triliun. Dana yang direncanakan untuk difokuskan pada program prioritas. Belanja strategis ini diperkirakan memberi multiplier effect besar bagi pertumbuhan nasional.
Ke depan, harapannya Indonesia tidak hanya menjaga stabilitas, tapi juga memperkuat daya saing global lewat kemitraan strategis lintas sektor. Dukungan APBN untuk ketahanan pangan, energi, pendidikan, serta insentif bagi investor diharapkan memberi efek pengganda bagi kesempatan kerja, daya beli, dan pertumbuhan inklusif.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
