Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmen kuat pemerintah untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia dengan menjadikan Maluku Utara sebagai pusat rempah dunia.
Hal ini disampaikan usai Rapat Koordinasi Hilirisasi Perkebunan Provinsi Maluku Utara di Ternate, bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.
"Saya menilai Maluku Utara memiliki potensi luar biasa sebagai episentrum pengembangan komoditas perkebunan yakni rempah seperti pala, dan cengkeh serta komoditas kelapa," ujar Menteri Amran, dikutip dari Antara.
Ia menekankan bahwa melalui hilirisasi dan industrialisasi perkebunan, Kementan bertekad mengembalikan kejayaan rempah dalam bingkai ekonomi modern.
Di hadapan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjhoanda dan para bupati, Amran menegaskan: "Maluku dan Maluku Utara harus menjadi pusat rempah dunia."
Sebagai langkah konkret, Kementan meningkatkan dukungan tanam kelapa di Maluku Utara dari 10.000 menjadi 15.000 hektare, disertai penyediaan benih, alat, dan pembinaan dari hulu hingga hilir.
Mentan juga mengungkapkan alokasi investasi sebesar Rp371 triliun untuk memperkuat hilirisasi sektor pertanian, khususnya perkebunan strategis.
"Kalau gubernur dan bupati serius, kami akan alokasikan bantuan besar. Tapi kalau hanya pusat yang bekerja keras sementara daerah diam, tidak akan ada kemajuan," tegasnya.
Amran memaparkan potensi ekonomi yang besar dari hilirisasi, dimana nilai ekspor kelapa Indonesia saat ini Rp24 triliun dapat melonjak hingga Rp2.400 triliun jika diolah menjadi produk turunan.
"Dunia kini bergeser, susu diganti coconut milk. Eropa dan Tiongkok tidak bisa tanam kelapa, hanya Indonesia dan Filipina yang bisa. Maka kita yang harus memimpin pasar dunia," pungkasnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News