pome indonesia diakui dunia sebagai bahan bakar pesawat berkelanjutan - News | Good News From Indonesia 2025

POME Indonesia Diakui Dunia Sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan

POME Indonesia Diakui Dunia Sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
images info

Foto: Dinas Perkebunan Kaltim


International Civil Aviation Organization (ICAO) secara resmi mengakui Palm Oil Mill Effluent (POME) atau limbah cair kelapa sawit sebagai bahan baku berkelanjutan untuk produksi Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Keputusan ini tercantum dalam dokumen resmi skema Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) setelah melalui proses evaluasi teknis yang komprehensif selama satu tahun.

Pengakuan ini didasarkan pada studi Life Cycle Assessment (LCA) yang menunjukkan bahwa POME memiliki nilai emisi sebesar 18,1 gCO2e/MJ. Angka tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan emisi avtur fosil konvensional. Keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi antara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, PT Tripatra Engineering, dan Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS) yang menyajikan data lapangan dari berbagai pabrik kelapa sawit di tanah air.

Pemanfaatan POME sebagai SAF dinilai sangat strategis karena statusnya sebagai bahan bakar drop-in yang tidak memerlukan modifikasi pada infrastruktur bandara maupun mesin pesawat. Selain itu, langkah ini merupakan implementasi ekonomi sirkular yang mengubah limbah penyebab emisi metana menjadi sumber energi bernilai ekonomi tinggi sekaligus mendukung target emisi nol bersih pada 2050.

Masuknya POME Indonesia ke dalam daftar bahan baku SAF global memberikan peluang besar bagi industri kelapa sawit nasional untuk merambah pasar energi internasional. Mengingat kontribusi sektor penerbangan menyumbang sekitar 3 persen emisi karbon dunia, pengembangan SAF berbasis limbah cair ini menjadi katalis penting bagi upaya dekarbonisasi transportasi udara di masa depan.

Would you like me to research more about the current production capacity of SAF in Indonesia or the potential economic impact of this ICAO recognition?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.