Talent scouting PSSI, Simon Tahamata mengatakan hingga saat ini belum ada national talent map untuk mengetahui bibit-bibit pemain muda Indonesia. Hal ini yang ingin dirinya perbaiki ketika ditunjuk sebagai talent scouting PSSI.
Simon mengakui hingga sekarang terus turun ke lapangan untuk mencari pemain muda. Tetapi dirinya juga sedang mengupayakan membangun sebuah sistem pembinaan.
“Saat ini belum. Karena saya baru enam bulan bekerja sejak Mei. Intinya, kami sedang bangun sistem itu. Kami ingin punya national talent map—data yang bisa dipakai jangka panjang semua pelatih timnas, dari U13 sampai senior,” jelasnya.
Dirinya juga menyoroti Elite Pro Academy yang beberapa kali melahirkan pemain berbakat. Karena itu, dirinya tidak mempermasalahkan bila adanya kombinasi dengan pembinaan.
“Meski saya belum lihat Elite Pro Academy, saya nilai baik jika bisa dipadukan. Saya akan pergi melihat program itu. Bukan tidak mungkin di kombinasi dan bekerjasama, karena kalau usia 15/16 perlu bermain di kompetisi. Mereka berlatih harus ada pertandingan. Jika tidak ada pertandingan, maka akan hilang kemampuannya,” ucapnya.
Karena itu, dirinya berharap Indonesia mempunyai sistem scouting yang menyatu dengan akar rumput hingga elite. Sehingga bisa membangun karakter sepak bola nasional.
“Saya ingin Indonesia punya sistem scouting yang menyatu dari akar rumput hingga elite. Bukan hanya untuk mencari pemain, tapi membangun karakter nasional sepak bola Indonesia.”
“Direktur Teknik, Alex Zwiers juga sudah menekankan hal itu sebagai fondasi yang kuat untuk pembinaan yang berkelanjutan.”
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
