theo dan inovasi briliannya selama kkn di nglipar - News | Good News From Indonesia 2024

Theo dan 3 Inovasi Briliannya selama KKN di Nglipar

Theo dan 3 Inovasi Briliannya selama KKN di Nglipar
images info

Theo dan 3 Inovasi Briliannya selama KKN di Nglipar


Theophylus Yestra Pratama, akrab disapa dengan Theo, merupakan mahasiswa UGM jurusan Teknologi Instrumentasi dan Kontrol. Ia telah menunjukkan dedikasinya dalam dunia inovasi teknologi selama masa Kuliah Kerja Nyata (KKN)-nya di Nglipar, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Dengan pengetahuan mendalam di bidangnya, Theo berhasil mengembangkan tiga alat yang tidak hanya inovatif, tetapi juga berpotensi memberikan dampak besar bagi masyarakat.

Alat-alat tersebut adalah sistem akuaponik, sensor gempa, dan deteksi hemoglobin (HB), yang masing-masing dirancang untuk menjawab kebutuhan spesifik dan tantangan lokal. Tak hanya itu, alat yang ia buat juga memanfaatkan barang-barang bekas yang mudah ditemui di sekitar.

baca juga

Permasalahan kesejahteraan dan penanganan stunting menjadi tema utama yang diangkat dalam KKN-PPM UGM di Kecamatan Nglipar.

Penanganan masalah ini turut mendukung upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan tentang pengentasan kemiskinan, kelaparan, mencapai kualitas kesehatan yang baik, berkurangnya kesenjangan, dan permukiman yang berkelanjutan.

Dengan mempertimbangkan tantangan lokal dan kombinasi ilmu pengetahuan yang dimiliki Theo, program kerjanya dalam menciptakan tiga alat inovasi dapat mencerminkan komitmen tinggi untuk diaplikasikan secara nyata di lapangan.

Alat pertama yang berhasil Theo selesaikan adalah alat deteksi hemoglobin. Di dunia kesehatan sendiri, tingkat hemoglobin dalam darah adalah salah satu indikator penting yang perlu dipantau, terutama di daerah dengan akses terbatas ke fasilitas medis.

Menyadari hal ini, Theo menciptakan alat deteksi HB yang mudah digunakan dan terjangkau. Alat ini bekerja tanpa mengeluarkan darah untuk mengeceknya.

Istilah medisnya adalah noninvasif sehingga hanya dapat mendeteksi detak jantung dan aliran oksigen dalam tubuh. Adapun tujuan lain dari sistem noninvasif ini agar tidak terlalu menyakitkan apabila pengecekan dilakukan pada balita.

Menurut Theo, kendala yang dihadapi selama pembuatan alat ini adalah hasil pengecekan tidak sepenuhnya akurat jika dibandingkan dengan alat aslinya. Beruntungnya, alat yang ia ciptakan ini cukup berdampak bagi warga karena berhasil membantu warga Desa Katongan dan Pilangrejo.

Alat kedua yang ia buat adalah sistem akuaponik. Alat ini merupakan salah satu teknologi penggabungan budi daya tanaman dengan pemeliharaan ikan dalam sebuah ekosistem yang saling menguntungkan.

Theo merancang sistem ini dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat di wilayah Katongan. Ini juga sekaligus dapat menjadi alternatif sebagai penurunan angka stunting serta meningkatkan ekonomi masyarakat.

Sistem ini tidak hanya efisien dalam penggunaan air, tetapi juga ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah ikan sebagai nutrisi bagi tanaman.

Bagi Kelompok Tani Padukuhan Klegung, sistem akuaponik merupakan terobosan yang sangat baru. Meskipun biaya awal pembuatan alatnya cukup mahal dan susah dicari, khususnya komponen pompa, mereka tetap antusias apabila suatu saat nanti akan dilakukan pengembangan dalam skala yang lebih besar.

Dengan latar belakang di bidang teknologi instrumentasi dan kontrol, Theo juga merancang sebuah alat sensor gempa yang dapat mendeteksi getaran tanah dengan akurasi tinggi di kawasan zona merah.

Alat ini dirancang untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat di daerah rawan longsor sehingga dapat mengurangi risiko dan dampak bencana.

Di sela-sela kegiatan KKN-nya, Theo juga masih menyempatkan untuk mengikuti lomba tingkat nasional di Makassar dengan mengangkat alat yang sama, yaitu sistem akuaponik dengan inovasi tambahan lainnya.

Dalam perlombaan ini, Theo dan tim berhasil membawa pulang predikat juara tiga tingkat nasional. Banyak pengalaman yang didapatkan selama mengikuti lomba ini, seperti relasi baru dari berbagai universitas Tanah Air, serta pengalaman pertama naik pesawat.

Dalam wawancara dengan Theo, ia memberikan beberapa tips agar bisa tetap fokus menjalankan kegiatannya selama KKN dan persiapan lomba.

Baginya, pandai-pandai dalam membagi waktu dan persiapan mental yang cukup matang adalah cara terbaik.

Selain itu, menurutnya, teman-teman satu unit KKN Nglipar Aryasatya yang turut memberi dukungan secara moral dan bantuan dalam mempersiapkan alat bahan lomba juga menjadi penyemangatnya.

baca juga

Dengan ketiga alat ini, Theo telah menunjukkan bagaimana ilmu dan teknologi bisa diterapkan secara langsung untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Setiap alat yang ia ciptakan adalah wujud nyata dari semangat inovasi dan kepedulian sosial yang ia bawa selama masa KKN di Nglipar.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.