Pernahkah Kawan GNFI merasa kehilangan dan rindu, meskipun masih berada di tempat tinggalmu yang lama? Mungkin pemandangan menarik dan indah yang dahulu kamu nikmati kini berubah menjadi wilayah perkotaan, atau persawahan tempatmu bermain layangan sewaktu kecil yang hilang. Perasaan ini dikenal sebagai solastalgia, sebuah konsep yang menggambarkan tekanan emosional akibat perubahan negatif pada lingkungan tempat kita tinggal.
Solastalgia pertama kali dikenalkan oleh Glenn Albrecht, seorang filsuf lingkungan, yang mendeskripsikannya sebagai "nostalgia terbalik", ketika rasa rindu bertransformasi menjadi emosi negatif karena lingkungan yang hilang meskipun kawan masih berada di tempat yang sama.
Kondisi ini semakin relevan di era modern, di mana perubahan iklim, urbanisasi, dan eksploitasi alam terjadi secara masif. Hal ini tidak hanya berdampak pada perasaan, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang secara keseluruhan.
Dilansir dari Climate Psyciatry Alliance, seseorang yang mengalami solastalgia sering menunjukkan gejala seperti kecemasan dan kegelisahan akibat kekhawatiran terhadap masa depan lingkungan yang terus memburuk. Kesedihan mendalam yang muncul sebagai respons emosional terhadap hilangnya lanskap atau tempat yang memiliki nilai sentimental bagi kita.
Selain itu, kita mungkin akan merasa kehilangan koneksi dengan alam, sehingga tidak lagi mampu menikmati keindahan atau kenyamanan yang sebelumnya ada. Perasaan tidak berdaya juga menjadi gejala umum, di mana kita merasa kecil dan tidak mampu mengubah kerusakan yang terjadi.
Ketika gejala-gejala ini terjadi kepadamu, Kawan GNFI juga akan merasa demotivasi, kemudian membuat kita akan kehilangan semangat untuk beraktivitas di tengah perubahan drastis lingkungan.
Mengapa Solastalgia dapat terjadi?
Berdasarkan penjelasan Susi Ferrarello dalam penelitiannya “Solastalgia: Climatic Anxiety, An Emotional Geography to Find Our Way Out”, terdapat beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan seseorang mengalami solastalgia diantaranya
- Perubahan iklim. Pemanasan global yang kita rasakan saat ini telah memicu bencana banjir dan kebakaran hutan yang tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga menyebabkan mayoritas orang kehilangan tempat tinggal.
- Urbanisasi. Pembangunan wilayah perkotaan yang masif seringkali mengorbankan ruang hijau dan melupakan praktik ramah lingkungan sehingga menyebabkan koneksi masyarakat dengan alam menjadi terputus.
- Hilangnya budaya lokal. Perubahan lingkungan yang drastis, menyebabkan kita melupakan tradisi dan praktik budaya yang erat kaitannya dengan alam. Misalnya, di masa kecil sering diajari untuk bercocok tanam tetapi sekarang budaya itu sudah jarang ditemui
- Perubahan lanskap yang memiliki nilai estetika. Contohnya seperti wilayah persawahan yang digantikan oleh bangunan perumahan hingga jalan raya.
Dari sini, Kawan GNFI sudah bisa merasakan bahwa solastalgia tidak hanya berdampak pada emosi, tetapi juga secara keseluruhan berdampak bagi kesehatan mental kita. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini akan menyebabkan kecemasan berlebih, karena kita merasa ketakutan akan kerusakan lingkungan yang semakin parah.
Selain itu, hal ini juga dapat memengaruhi kesehatan fisik seperti stres kronis yang akan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, gangguan tidur, dan penurunan imun. Jadi, jangan sepelekan solastalgia ya, Kawan!
Cara Mengatasi Solastalgia
Meskipun solastalgia dapat menjadi tantangan emosional dan kesehatan mental yang berat bagi Kawan GNFI, ada banyak cara untuk mengelolanya dan membangun kembali koneksi dengan lingkungan. Berikut beberapa cara sederhana untuk mengatasinya
Kenali dan Validasi Emosimu
Kawan harus menyadari bahwa perasaan kehilangan dan cemas ini adalah reaksi yang wajar. Jangan pernah menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi di luar kendalimu. Cobalah untuk berbagi cerita dengan teman, keluarga, atau komunitas sehingga kita akan mendapatkan bantuan untuk meringankan beban emosional.
Terlibat dalam Aksi Lingkungan
Ternyata melakukan tindakan kecil dapat mengontrol dan memberi harapan bagi Kawan GNFI. Misalnya, ketika kita bergabung dalam kegiatan penghijauan, membersihkan pantai, atau mengurangi penggunaan plastik. Setiap langkah kecil yang dilakukan akan turut serta melindungi lingkungan dan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental.
Membangun Koneksi dengan Alam
Kawan GNFI harus meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan alam. Cobalah untuk pergi ke taman, mendaki gunung untuk menikmati keindahan yang masih tersisa. Kegiatan ini akan menbantumu untuk memulihkan koneksi emosional dengan lingkungan.
Dukung Kebijakan Pro-Lingkungan
Keterlibatan kawan dalam advokasi lingkungan dan mendukung kebijakan yang mendorong pelestarian alam dapat memberikan kepuasan tersendiri, karena kita akan merasa telah berkontribusi dan memaknai arti cinta lingkungan.
Latih Teknik Relaksasi
Cobalah meditasi dan yoga jika dirimu mengalami solastalgia yang berlarut-larut. Ini dapat membantu mengelola kecemasan dan stress yang muncul. Latihan-latihan ini juga akan meningkatkan keseimbangan emosional.
Perkuat Komunitas Sosial
Berpartisipasi dalam kegiatan komunitas yang peduli pada lingkungan dapat membantu mengatasi rasa keterasingan dan memberikan dukungan emosional. Perluas relasi untuk mengakomodasi rasa penyesalan karena belum bisa berkontribusi dalam aktivitas peduli lingkungan.
Edukasi dan Berbagi Informasi
Semakin banyak pribadi yang memahami dampak kerusakan lingkungan, maka akan semakin besar peluang untuk menciptakan perubahan. Edukasi diri dan orang lain tentang pentingnya menjaga lingkungan adalah langkah penting dalam menghadapi solastalgia.
Mengubah Solastalgia Menjadi Motivasi untuk Bertindak
Fenomena ini merupakan pertanda dan pengingat bahwa kita memiliki hubungan emosional yang mendalam dengan lingkungan. Sebelum semakin terjebak dalam kesedihan, gunakan perasaan ini sebagai motivasi untuk menjaga alam.
Tindakan kecil yang dilakukan, seperti menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya, dan mendukung kampanye lingkungan dapat memberikan dampak besar bagi planet kita.
Menjaga lingkungan tidak hanya tentang melindungi ekosistem, tetapi juga tentang merawat kesehatan mental kita. Yuk, mulai dari diri sendiri untuk menciptakan perubahan yang lebih baik!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News