Rektor IPB University, Prof Arif Satria menyebut bahwa IPB University akan mengembangkan Kitchen Laboratory & School and Community Feeding Practices untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program pengembangan tersebut diinisiasi lewat kerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Gizi Nasional (BGN) juga Unicef.
“IPB University diharapkan dapat menjadi Center of Excellence untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG),” ungkapnya saat memaparkan laporan kinerja IPB tahun 2024 pada Rabuan Bersama dan Sidang Paripurna MAjelis Wali Amanat (MWA), Kamis, 16/1 di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Kampus IPB Dramaga.
“Nantinya, Kitchen Laboratory School and Community ini akan menjadi Center of Excellence dalam pengembangan, penelitian, dan capacity building untuk ekosistem MBG,” ujar Rektor.
Melihat aspek hulu-hilir
Lanjut Prof Arif, tidak hanya persoalan makanan, tapi yang menjadi perhatian adalah ekosistem aspek dari hulu hingga hilir yang harus ditangani dengan baik. Ia juga berharap bahwa IPB University akan menjadi pelopor Ekosistem Desa Cerdas Pangan di Indonesia.
Kegiatan Rabuan Bersama ini menjadikan evaluasi kinerja dengan menghadirkan keluarga besar IPB University sebagai bentuk transparansi dan bentuk budaya komunikasi efektif untuk mewujudkan perbaikan yang berkelanjutan.
Sementara itu, Ketua MWA IPB University, Prof Hardinsyah mengumumkan penilaian kinerja rektor IPB University selama periode tahun 2024 yang mendapat penilaian 86,4 persen yang berarti sangat baik atau sama dengan unggul.
“Penilaian evaluasi kinerja secara keseluruhan tersebut berdasarkan penilaian Indeks Kinerja Utama (IKU) dan capaian lain. Penilaian ini berdasarkan delapan Indikator IKU Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan tiga indikator non-IKU, yakni sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, neraca keuangan akhir, dan zona integritas,” jelasnya.
Melibatkan perempuan dan seluruh pihak
Di sisi lain, diskusi bertajuk “Kondisi Pangan Indonesia dan Program Makan Bergizi Gratis” yang digelar di IPB University pada beberawa watu lalu berupaya memberikan edukasi kepada para aktivis perempuan yang hadir tentang gambaran program pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui Makan Bergizi Gratis dan realitas kondisi ketahanan pangan nasional.
Dalam pembukaan forum, Dr Nur Rochmah Kumalasari, dosen IPB University menyampaikan bahwa isu pangan penting dibahas mengingat IPB University adalah kampus sangat berkaitan dengan ketahanan pangan. Program Makan Bergizi Gratis adalah salah satu isu aktual dan strategis yang perlu dikaji.
“Gizi sangat esensial,” ungkap Prof Ikeu Tanziha, dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB University dalam paparannya. Tanpa gizi yang baik, seorang anak berpotensi memiliki IQ rendah.
Ia mengatakan, salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah memberi makanan bergizi pada anak (batita dan balita), juga pada ibu-ibu yang sedang hamil dan menyusui.
Program pemberian makanan bergizi adalah program strategis sehingga memerlukan kolaborasi berbagai pihak. Dalam hal ini, peran dan power pemerintah dibutuhkan.
Prof Ikeu Tanziha menjelaskan, petani, peternak, dan nelayan selaku penyedia pangan perlu dilibatkan; Bulog perlu diajak kerja sama; koperasi perlu dilatih oleh pemerintah; dan institusi pendidikan perlu dikoordinasi oleh Dinas Pendidikan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News