Film Jumbo kini tengah menuai sukses. Ternyata, ada peran Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) dan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney di baliknya.
Jumbo adalah film animasi buatan Indonesia yang digarap Visinema Studios bersama Springboard dan Anami Films. Film yang tayang di bioskop sejak 31 Maret 2025 itu disambut dengan antusiasme tinggi masyarakat Indonesia dengan jumlah penonton yang membludak.
Sebagai sebagai IP (intellectual property) lokal karya anak bangsa di industri perfilman animasi, Jumbo disokong oleh banyak pihak untuk terus tumbuh dan berkembang di sektor industri kreatif, termasuk Kemenekraf.
“Kolaborasi menjadi salah satu cara bagi kami dalam mendorong ekonomi kreatif di Indonesia terlebih dalam upaya untuk menciptakan economic value added dan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar.
Dukungan serupa kepada Jumbo juga diberikan InJourney selaku Holding BUMN di sektor aviasi dan pariwisata yang berperan sebagai agent of development untuk senantiasa terus mendorong UMKM produk lokal, IP lokal, serta komunitas-komunitas di industri seni dan budaya dalam rangka mendorong penguatan dan pertumbuhan ekonomi kreatif.
“Dengan kekuatan ekosistem di sektor aviasi dan pariwisata yang terintegrasi dari hulu ke hilir, kami mengoptimalisasi aset-aset yang kami kelola untuk memberikan ruang dan wadah bagi industri kreatif dalam berkarya. Hal ini kami lakukan dalam rangka mendorong dan menumbuhkan potensi ekonomi kreatif di Indonesia,” jelas Direktur Utama InJourney, Maya Watono.
Lantas, seperti apa wujud kolaborasi antara Jumbo, Kemenekraf, dan InJourney? Salah satu di antaranya yakni dengan menghadirkan karakter Jumbo di Candi Prambanan pada masa libur lebaran. Karakter Jumbo tersebut juga hadir dalam bentuk balon raksasa setinggi kurang lebih 10 meter serta berbagai aktivitas permainan seru lainnya yang menghibur anak-anak.
Tak hanya itu, terdapat sajian visual penuh warna bernuansa film animasi Jumbo lengkap dengan karakter-karakternya di beberapa bandara yang dikelola InJourney Airports, seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Bandara Internasional Juanda Surabaya, dan Bandara Internasional Yogyakarta. Ada pula sarana edukasi melalui reading corner dan zona interaktif bertajuk “Gelembung Cerita”.
Industri Kreatif Indonesia Menuju Panggung Dunia
Bisa dibilang, Jumbo sukses besar di dalam negeri. Hanya dalam 2 minggu penayangannya saja, film hasil tangan-tangan kreatif 420 kreator Indonesia sejak 2019 ini mencatatkan jumlah penonton yang fantastis, yakni 3 juta.
Jumbo mencetak sejarah baru dan dinobatkan sebagai film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa, sekaligus menjadikannya barometer baru bagi film animasi Indonesia. Menurut Komisaris Utama InJourney, Triawan Munaf, pencapaian membuktiman bahwa karya anak bangsa mampu mendapatkan tempat istimewa di hati masyarakat. Bukan tidak mungkin pula, industri kreatif Tanah Air bisa melompat ke panggung dunia.
“Sebagai penggerak industri pariwisata Indonesia, kami percaya bahwa kemajuan sektor pariwisata tak bisa dilepaskan dari kekuatan cerita dan karya yang kreatif seperti film Jumbo. Untuk itu, kami berharap kesuksesan ini menjadi awal dari langkah yang lebih besar dalam membawa Indonesia ke panggung dunia melalui pariwisata dan kreativias yang tanpa batas,” tutur Triawan Munaf.
Sementara itu, Founder dan CEO Group Visinema, Angga Dwimas Sasongko, mengapresiasi langkah InJourney yang telah mewujudkan hal yang selama ini ada dalam bayangannya, yakni bandara Indonesia bisa diisi IP Lokal Indonesia.
"Selayaknya InJourney yang memajukan sektor pariwisata Indonesia, kami juga berjuang untuk Indonesia melalui cerita-cerita animasi Indonesia. Dengan capaian ini, Jumbo menjadi animasi terbesar di Asia Tenggara karena penonton Indonesia dan dukungan berbagai pihak salah satunya kolaborasi Jumbo dan InJourney,” ungkapnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News