Pertunjukkan sirkus saat ini tengah menjadi sorotan publik. Hal ini setelah munculnya kasus Oriental Circus Indonesia yang diduga tidak memanusiakan para pegawainya.
Sejak zaman Belanda, sirkus sudah menjadi pertunjukkan yang digemari oleh masyarakat baik Eropa maupun pribumi. Khususnya di Batavia, sirkus menjadi hiburan utama masyarakatnya.
Wildan Sena Utama menjelaskan Atraksi sirkus merupakan pentas pertunjukkan yang paling populer pada abad ke-19. Sebagai pertunjukan modern, sirkus pertama kali diadakan di pekarangan Hotel de Provence, Batavia.
Digelar dengan tenda, atraksi sirkus ini berhasil menyedot perhatian masyarakat kalangan kelas menengah pada tahun 1848. Pertunjukkan sirkus kembali di gelar pada tahun 1856 di Koningsplein, sebuah ruang publik terkenal di Batavia.
“Sejak saat itu, rombongan sirkus dunia dari berbagai kota di Eropa selalu mampir mengadakan atraksi pertunjukkan di kota-kota besar Jawa,” tulisnya dalam dalam jurnal sejarah berjudul Kehidupan Sosial-Budaya Masyarakat Tionghoa di Batavia 1900-an-1930-an.
Isi pertunjukkan
Ditulis oleh Wildan, Pasar Gambir juga pernah mengadakan pertunjukkan sirkus pada tahun 1907. Pasar Gambir memang terkenal sebagai tempat untuk menyelenggarakan berbagai macam acara.
Supaya bisa memeriahkan acara, mereka kerap menyajikan pertunjukan tambahan seperti sulap, musik hingga teater. Mereka juga memasang iklan di koran-koran terkenal berupa gambar mencolok dan tagline yang provokatif.
“Atraksi sirkus disajikan sangat menarik. Mulai dari pertunjukkan sepeda di atas kawat, hingga pertunjukkan dengan binatang buas, macan,” ucapnya.
“Sebagai selingan, turut dipertunjukan pentas komedi seperti yang sering ditemui pada sirkus modern dengan badut sirkusnya,” lanjut Wildan.
Harga tiket
Seperti halnya pertunjukkan pada umumnya, tiket dibagi dalam tiga kelas. Termasuk ada tiket kelas khusus untuk militer. Hal ini dicatat oleh Bambang Saputro yang mengenang kedatangan rombongan sirkus ke Batavia pada 30 Juli 1883.
Rombongan sirkus yang berasal dari Amerika ini memasang tenda super Jumbo yang diberi nama Mammouth (gajah purba). Tenda ini memuat lima ribu kursi sehingga penonton tidak perlu berdesakkan menyaksikan pertunjukan.
Sementara untuk tiket dipasang tarif tak kurang 1 guilder atau gulden. Sehingga pertunjukkan ini memang dikhususkan untuk masyarakat Eropa atau bangsawan pribumi.
“Tontonan para kulit putih atau pribumi kaya,” ucapnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News