Indonesia adalah salah satu negara dengan pengguna media sosial terbanyak di dunia. Menurut data We Are Social per Januari 2025, ada sekitar 143 juta identitas pengguna media sosial di Indonesia, di mana, itu mencakup lebih dari 50% dari total populasi keseluruhan masyarakat di negara kita.
Selanjutnya, melansir dari situs Radio Republik Indonesia (RRI), sekitar 54% pengguna media sosial berumur 18 sampai 34 tahun. Pengguna media sosial juga menghabiskan rata-rata waktu selama 3 jam 14 menit tiap harinya, dengan aktivitas yang beragam seperti komunikasi, membaca berita, hiburan, hingga belanja online.
Angka-angka tersebut membuktikan pengaruh media sosial yang amat besar bagi masyarakat Indonesia, khususnya Generasi Z. Mereka seakan sudah hidup berdampingan dengan media sosial.
Informasi terkini tidaklah sulit untuk didapat apabila sudah berselancar di dunia maya, juga, beberapa merasa harus terus terdepan agar dapat tetap relevan.
Fenomena unik ini memberikan sudut pandang menarik tentang mengapa Generasi Z memilih media sosial sebagai tempat utama mencari berita. Melalui survei yang dilakukan sepanjang Mei 2025, sebanyak 32 responden yang semuanya adalah Generasi Z, memberikan jawaban dan pendapat mereka terhadap peran sosial media dalam kehidupan pribadi dan sosial.
Setidaknya, inilah 3 faktor yang melatarbelakangi fenomena ini.
1. Kuantitas Berita yang Melimpah
Data mengenai banyaknya informasi atau berita yang diterima Generasi Z tiap harinya. (Data pribadi)
Tidak bisa dipungkiri, hadirnya media sosial memberikan kesempatan bagi banyak orang untuk dapat memberikan informasi terkini hampir tanpa jeda. Bahkan, banyak sekali akun-akun berita independen yang lahir dan menjadi besar di era media sosial.
Templat yang unik dan dibumbui narasi ringan menjadi senjata mereka untuk menggaet pembaca. Hasilnya? Mereka berhasil mendapatkan ratusan ribu hingga jutaan pengikut yang menunggu informasi-informasi berikutnya.
2. Topik yang Beragam
Data mengenai topik yang paling sering dibagikan oleh akun-akun media di media sosial. (Data pribadi)
Media sosial merupakan sarana bagi siapa saja untuk mengekspresikan diri. Semua orang dapat menjadi apa yang mereka suka selama tak menyalahi aturan. Maka dari itu, tidaklah sulit untuk mencari apa yang kita gemari. Banyak akun di media sosial yang fokus pada kegiatan yang berbeda-beda dan kita dapat mengikutinya apabila tertarik.
Keragaman ini menciptakan ekosistem yang terus memberi media sosial napas dalam menghadapi persaingan di internet. Tak heran, Generasi Z betah dan merelakan banyak waktu mereka untuk terus menjelajah media sosial.
3. Relevansi dalam Lingkup Pertemanan
Data mengenai frekuensi sebuah berita dibicarakan dalam lingkup pertemanan. (Data pribadi)
Pada era digital ini, kita sudah semestinya harus mengetahui berbagai informasi terkini agar dapat tetap relevan. Komunikasi yang baik akan membuat lingkungan di sekitar memiliki impresi yang baik terhadap diri kita.
Hadirnya media sosial tentunya mempermudah penyerapan informasi untuk kemudian menjadi topik hangat di sela-sela sibuknya hari. Semakin banyak informasi yang kita ketahui, maka akan semakin banyak pula pembahasan yang akan tersaji. Hal ini tentunya berdampak baik pada relasi yang terbangun antara kita dan orang-orang di sekitar.
Jadi, ada alasan konkret mengenai Generasi Z dan koneksi mereka terhadap media sosial. Informasi yang terus mengalir dan format bacaan yang menarik menjadi kombinasi sempurna untuk membuat Generasi Z nyaman hinggap media sosial dalam waktu lama.
Mereka tetap dapat relevan melalui akun-akun yang senantiasa memperbarui informasi tak sampai satu hari. Hal ini kemudian menjadi efek domino yang berdampak baik pada hubungan antar individu yang terjalin di dunia nyata.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News