Nama Harley Davidson identik dengan motor gede (moge), kebebasan, dan gaya hidup eksklusif. Di Indonesia, sepeda motor asal Amerika Serikat ini bukan hanya menjadi simbol status sosial, tetapi juga menjadi pengikat persaudaraan bagi para penggemarnya.
Komunitas Harley di tanah air memiliki sejarah panjang yang mencerminkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya sejak era kolonial hingga era modern.
Harley di Era Kolonial
Keberadaan motor Harley-Davidson di Indonesia sudah bisa ditelusuri sejak awal abad ke-20, ketika Indonesia masih berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda. Pada masa itu, motor Harley digunakan oleh para pejabat pemerintah kolonial dan militer Belanda.
Menurut catatan sejarah, motor Harley mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1920-an, dan sering digunakan sebagai kendaraan dinas karena kekuatannya yang andal untuk medan tropis.
Motor-motor tua ini kemudian diwariskan atau dibeli oleh warga lokal setelah masa kemerdekaan, terutama oleh para pehobi otomotif yang tertarik dengan mesin besar dan gaya klasik motor Amerika tersebut.
Munculnya Komunitas Awal
Setelah kemerdekaan, penggemar Harley di Indonesia mulai membentuk komunitas tidak resmi. Pada tahun 1950–an hingga 1970–an, beberapa tokoh otomotif dan pengusaha mulai mengoleksi Harley antik. Salah satu yang dikenal adalah almarhum Sukardiman, tokoh motor besar asal Surabaya yang memiliki koleksi Harley WL dan EL warisan zaman perang.
Komunitas-komunitas ini awalnya bersifat eksklusif, terdiri dari kalangan militer, pejabat negara, dan pengusaha besar. Aktivitas mereka lebih banyak berupa touring dalam skala kecil dan pertemuan informal.
Lahirnya Harley Owners Group (HOG)
Tahun 1980 menjadi tonggak penting dalam sejarah komunitas Harley di Indonesia. Harley-Davidson Motor Company mendirikan Harley Owners Group (HOG) secara global, sebagai klub resmi bagi pemilik Harley. Tak lama kemudian, chapter HOG mulai muncul di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Di Jakarta, sejumlah pemilik Harley mendirikan HOG Chapter Jakarta sebagai wadah resmi bagi para pengendara Harley-Davidson. Chapter ini menjadi komunitas Harley pertama yang terafiliasi langsung dengan HOG internasional.
Era Keemasan Komunitas Harley
Era Orde Baru hingga reformasi menjadi masa keemasan bagi pertumbuhan komunitas Harley-Davidson. Ekonomi yang tumbuh dan munculnya kelas menengah-atas baru menyebabkan permintaan terhadap moge meningkat tajam.
Beberapa komunitas besar muncul, antara lain:
- Harley-Davidson Club Indonesia (HDCI) – Didirikan tahun 1990, HDCI menjadi komunitas Harley terbesar dan paling aktif di Indonesia. Organisasi ini memiliki puluhan chapter di seluruh Indonesia dan sering menggelar acara berskala nasional seperti HDCI Jambore Nasional.
- HOG Chapters – Selain Jakarta, kota-kota besar seperti Bandung, Surabaya, dan Bali juga membentuk chapter resmi HOG.
- Indonesian Big Bike Association (IMBI) – Meskipun menaungi berbagai merek moge, banyak anggota IMBI merupakan pemilik Harley.
Komunitas-komunitas ini tidak hanya fokus pada hobi berkendara, tetapi juga melakukan kegiatan sosial, bakti masyarakat, dan kampanye keselamatan berkendara.
Makin Populer Serta Makin Beragam
Memasuki era digital dan media sosial, komunitas Harley di Indonesia semakin inklusif dan dikenal luas. Tidak lagi sekadar kumpulan pria mapan, kini banyak anak muda, bahkan perempuan, yang menjadi bagian dari komunitas Harley.
Tren “modifikasi klasik” dan “vintage Harley” juga membuat kalangan kreatif seperti builder dan seniman motor ikut bergabung dalam lingkaran komunitas ini. Mereka memperkenalkan Harley sebagai bagian dari motor culture yang unik dan otentik.
Beberapa kegiatan besar yang mencerminkan semangat komunitas Harley masa kini antara lain:
- Indonesia International Bike Week di Bali
- Rolling Thunder Charity Ride oleh HDCI
- Touring lintas negara ke Malaysia, Thailand, dan bahkan ke Eropa
Citra dan Kontroversi
Meskipun komunitas Harley sering diasosiasikan dengan gaya hidup mewah dan kebebasan, mereka juga tak lepas dari sorotan negatif, mulai dari gaya ugal-ugalan di jalan, suara bising, hingga isu eksklusivitas. Namun, komunitas Harley terus berbenah, dengan banyak chapter lokal yang aktif menyuarakan pentingnya etika berkendara dan kontribusi sosial.
Dari kendaraan kolonial hingga simbol kebebasan modern, komunitas Harley di Indonesia telah mengalami perjalanan panjang. Ia mencerminkan bukan hanya kecintaan pada mesin dan jalan raya, tetapi juga semangat persaudaraan dan kebanggaan berkendara.
Dengan semakin banyaknya penggemar lintas generasi, komunitas ini diperkirakan akan terus tumbuh, menjadi bagian dari wajah budaya otomotif Indonesia yang semakin kaya dan beragam.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News