nusabin di piel fest 2025 saatnya melihat masa depan pengelolaan sampah pintar dari dekat - News | Good News From Indonesia 2025

Nusabin di PIEL Fest 2025, Startup Indonesia Buat Pengelolaan Sampah Pintar

Nusabin di PIEL Fest 2025, Startup Indonesia Buat Pengelolaan Sampah Pintar
images info

Nusabin di PIEL Fest 2025, Startup Indonesia Buat Pengelolaan Sampah Pintar


Jika membahas isu sampah di Indonesia, sejujurnya kita semua menyadari solusinya, tetapi pekerjaan rumahnya masih cukup banyak.

Tumpukan sampah terus meningkat, tempat pembuangan sementara kerap terisi sebelum waktu pengangkutan, dan pemilahan di sumber masih belum menjadi kebiasaan.

Di tengah kesulitan ini, startup Nusabin akan mengadakan kegiatan di Pondok Indah Eco-Living (PIEL) Fest 2025, pada tanggal 16-17 Agustus mendatang. Di sana terdapat teknologi pengelolaan sampah cerdas yang akan membawa solusi pada masalah sampah.

Mengenal Lebih Dekat, Sang Pelopor Manajemen Limbah Cerdas

Nusabin bukan hanya startup teknologi yang umum. Mereka adalah generasi muda yang berkomitmen menciptakan solusi berbasis AI (Artificial Intelligence) dan IoT (Internet of Things) untuk menjadikan pengelolaan sampah lebih efisien, bersih, dan yang utama dapat diukur.

Nusabin memiliki tujuan pada masalah pengelolaan sampah yaitu mengembangkan teknologi dengan membawa anak-anak muda sebagai ujung tombak untuk mencapai zero waste 2060.

baca juga

Acara ini tidak hanya berfokus pada pameran, tetapi juga pada pendidikan dan dorongan untuk bersama-sama mempertimbangkan kembali cara kita menangani sampah. Seperti teknologi pengelolaan sampah yang dibangun oleh Nusabin:

  • Srikandi, merupakan tempat sampah pintar yang mampu melakukan pemisahan hingga akurasi 95% serta mengolah sampah organik menjadi kompos dalam waktu 7 jam.
  • Nakula, alat canggih yang mampu mendeteksi kapasitas tempat sampah dengan tepat dan mengirimkan data secara langsung.
  • Arjuna, tempat sampah pintar untuk area publik yang dapat secara otomatis memisahkan hingga lima jenis limbah.
  • Gatotkaca, tempat sampah bertenaga surya yang mampu memadatkan limbah hingga 80% dan mengurangi frekuensi pengangkutan sebesar 70%.
  • Palapa, wadah cerdas untuk menampung minyak jelantah dengan sistem pengamanan dan pelaporan digital.

Jika semua teknologi ini diimplementasikan secara luas, permasalahan sampah di kota-kota besar dapat dikelola dengan cara yang lebih efisien.

Mengapa Harus Peduli?

Dampak masalah sampah tersebut secara langsung memengaruhi kualitas hidup kita. Sampah yang tidak dikelola dengan baik tidak hanya menciptakan pemandangan kotor, tetapi juga merusak ekosistem, mencemari sumber air, dan menjadi sarana penyebaran penyakit.

Selama ini, metode konvensional memang memberikan bantuan, namun sering kali kurang cepat dan sulit diukur. Nusabin memilih pendekatan lain dengan cara mengintegrasikan pendidikan dengan teknologi yang mengganggu.

Dengan kata lain, tidak hanya bergantung pada kampanye penyuluhan, tetapi juga mengembangkan perangkat yang dapat mempercepat perubahan perilaku masyarakat.

Menurut CEO Nusabin, Ariz Zhafir, "Teknologi tidak menggantikan pendidikan, melainkan mempercepat pengaruhnya." Namun, di zaman sekarang, kecepatan sangat penting jika kita ingin mencapai target Zero Waste 2060.

baca juga

Kalau Kawan GNFI ingin perubahan besar dalam pengelolaan sampah, semua pihak harus ikut terlibat baik pemerintah, pelaku industri, komunitas, maupun masyarakat umum.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

TR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.