kosakata bahasa jawa orang solo - News | Good News From Indonesia 2025

50+ Kosakata Bahasa Jawa Orang Solo, Ada yang Familiar?

50+ Kosakata Bahasa Jawa Orang Solo, Ada yang Familiar?
images info

50+ Kosakata Bahasa Jawa Orang Solo, Ada yang Familiar?


Berbicara soal logat bahasa, Surakarta atau Solo memang salah satu kota di Indonesia yang kental penggunaan bahasa Jawanya. Dalam kesehariannya, warga Solo lazimnya menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek medhok, bercampur bahasa Jawa, dan sesekali menyisipkan beberapa kosakata yang unik.

Fungsinya bisa sebagai penekanan, ekspresi, hingga bentuk keakraban dengan lawan bicara.

Berikut adalah beberapa kosakata bahasa Jawa orang Solo yang sering diucapkan. Beberapa di antaranya tidak ditemukan di daerah berbahasa Jawa lainnya, lho! Apakah kamu sering mendengarnya, Kawan GNFI?

baca juga

50+ Kosakata Bahasa Jawa Orang Solo

  1. Mondok= diungkapkan ketika seseorang sakit dan menjalani rawat inap di rumah sakit.
  2. Mokmen= razia tilang dari polisi.
  3. Reting= lampu sen pada kendaraan (kanan atau kiri)
  4. Desgrip/ disgrip/ dosgrip= tempat pensil.
  5. Hik= wedangan atau tempat angkringan.
  6. Jeglokan= stapler.
  7. Ongkotan/ ongotan= alat peruncing pensil.
  8. Njeglek/ jeglek= mati lampu untuk satu atau beberapa rumah (biasanya karena pemakaian daya yang terlalu tinggi dari kapasitasnya).
  9. Oglangan= mati lampu untuk skala daerah lebih besar.
  10. Dioglang= diselang-seling.
  11. Yah mene= menunjukkan waktu, bisa saat ini atau sekarang.
  12. Bangjo= lampu lalu lintas.
  13. Protelon= pertigaan jalan.
  14. Naknu= kalau begitu.
  15. Jan tenan= benar-benar, sungguh, atau sangat (biasanya digunakan sebagai ekspresi kesungguhan).
  16. Kosek/ sek= nanti atau nanti dulu.
  17. Kolah= bak mandi.
  18. Kunduran= tertabrak sesuatu yang berjalan mundur, biasanya kendaraan.
  19. Kebeteng= terjebak hujan sehingga harus berteduh.
  20. Lengo pet= minyak tanah.
  21. Cagak ting= tiang listrik.
  22. Busak= menghapus.
  23. Lodhong= tempat atau toples (biasanya ditujukan untuk tempat kerupuk).
  24. Mlebu= masuk.
  25. Njagong/ jagong= mendatangi acara pernikahan atau hajatan.
  26. Jagongan= duduk-duduk santai.
  27. Ngeleh= lapar.
  28. Ngiras= makan di tempat.
  29. Pakpung= mandi.
  30. Iyam= mandi (biasanya untuk bahasa anak kecil).
  31. Benges= merujuk pada lipstik atau pewarna bibir.
  32. Porok= garpu.
  33. Ekrak= alat penampung kotoran yang sudah disapu agar lebih mudah dipindahkan ke tempat sampah.
  34. Kakean petingsing= kebanyakan tingkah tetapi lebih banyak digunakan untuk menggambarkan rasa angkuh.
  35. Kakean polah= kebanyakan tingkah, tetapi lebih merujuk pada fisik.
  36. Udan kethek= hujan, tetapi langitnya cerah.
  37. Tletik= hujan gerimis.
  38. Dolan= bermain atau main.
  39. Mondo= kurang gula atau less sugar.
  40. Es kampul= es lemon tea ala Solo atau teh yang diberi jeruk peras dan dibiarkan mengambang.
  41. Teng kemampul= mengambang-ambang.
  42. Jungkatan= menyisir rambut.
  43. Setut= sabuk pinggang.
  44. Gene/ geneo= mengapa, tetapi bisa juga diartikan sebagai ‘lantas’.
  45. Glegeken= bersendawa.
  46. Kebanan= ban bocor.
  47. Lindu= gempa bumi.
  48. Anjlog= jatuh dari ketinggian.
  49. Gringginen= kesemutan.
  50. Yangyangan= pacaran.
  51. Sidatan= jalan pintas.
  52. Jujul= (uang) kembalian.
  53. Gembrebeg= badan terasa tidak nyaman, panas dingin.
  54. Mari= sudah sembuh.
  55. Meteng= hamil.
baca juga

Fakta Unik tentang Solo

1. Og

Kata ini sering digunakan warga Surakarta sebagai imbuhan akhir dalam bercakapan. Mirip seperti kok, loh, atau deh dalam bahasa Indonesia. Biasa diucapkan untuk lawan bicara yang sebaya, lebih muda, atau dalam situasi yang kasual, contoh penggunaannya adalah “Iya og, aku juga baru tahu kejadiannya.”

2. Menunjukkan arah jalan dengan nama gedung atau landmark

Jika Kawan menanyakan sebuah lokasi atau arah jalan kepada warga Solo, kemungkinan banyak yang memberikan petunjuk dengan menggunakan nama gedung atau landmark yang mudah dikenali daripada arah mata angin. Sebagai contoh, “Mau ke arah Jogja? Ini dari sini lurus terus sampai ada Tugu Kartasura yang di tengah-tengah. Nanti belok kiri ke arah bangjo. Pokoknya ikuti saja bus-bus dan truk besar nanti sampai.”

Namun, tak jarang juga yang menggunakan arah mata angin untuk menunjukkan jalan, misalnya jalan ke utara, belok ke timur, dan lainnya.

3. Mengaku orang Solo, tetapi…

Kawan GNFI, dari segi luas wilayah, Solo atau Surakarta termasuk kota terkecil di Indonesia dengan luasnya 44.04 km persegi. Ia berbatasan langsung dengan beberapa kabupaten, yakni Karanganyar, Boyolali, dan Sukoharjo.

Tak ayal, lawakan di kalangan anak muda tentang “Orang kabupaten yang mengaku orang Kota Solo,” acap kali terdengar. Sebab, secara geografis, letak perbatasannya memang saling berdekatan dan banyak warga Kabupaten Karanganyar, Boyolali, dan Sukoharjo beraktivitas atau bekerja di Surakarta.

Jadi, jika Kawan GNFI bertemu dengan mereka yang mengaku orang Solo, jangan lupa tanyakan di mana rumahnya, ya.

4. Jalanan Solo ruwet, tetapi aman jika sudah menemukan Jalan Slamet Riyadi

Di media sosial, banyak pelancong Solo yang mengeluhkan rumitnya jalanan kota ini, sebab banyak jalan yang memberlakukan satu arah.

Namun, jika Kawan GNFI sudah berhasil menemukan jalan utama Solo, yakni Jl. Slamet Riyadi, bisa dikatakan kamu aman dan akan lebih mudah menemukan tujuanmu.

 

#80ceritabaikIndonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AJ
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.