Setelah sempat kosong selama satu minggu lebih, posisi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) di Kabinet Merah Putih akhirnya terisi. Jabatan tersebut kini diemban oleh Letnan Jenderal (Purn) TNI AD Djamari Chaniago.
Pelantikan berlangsung di Istana Negara, Rabu (17/9/2025). Sebelum diisi oleh Djamari, pasca-reshuffle pada 8 September 2025 lalu, Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, menjabat sebagai Menko Polkam ad interim.
Satu ‘Lingkaran’ dengan Prabowo
Djamari bukanlah sosok yang asing bagi Prabowo. Ia adalah senior Prabowo di ABRI. Lelaki kelahiran Padang, Sumatra Barat itu merupakan jebolan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) 1971, sedangkan Prabowo adalah abituren AKABRI tahun 1974.
Ia pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) di tahun 1998. Djamari merupakan satu dari tujuh perwira yang memecat Prabowo akibat kerusuhan 1998, bersama dengan Jenderal Subagyo Hadisiswoyo, Letjen Fachrul Razi, Letjen Susilo Bambang Yudhoyono, Letjen Agum Gumelar, Letjen Yusuf Kartanegara, serta Letjen Arie J. Kumaat.
Tujuh jenderal ini bertugas untuk memeriksa dugaan pelanggaran internal yang terjadi di tahun 1998, di mana kerusuhan besar terjadi dan banyak aktivis yang diculik. Sidang DKP yang digelar saat itu menghasilkan putusan bahwa Prabowo bersalah dalam operasi penculikan sejumlah aktivis. Hasilnya, Prabowo resmi dipecat dari AKABRI di tahun 1998.
Saat ini, Djamari merapat di dunia politik. Ia bergabung dengan Gerindra yang dipimpin oleh adik tingkatnya sendiri, Prabowo.
Karier yang Mentereng
Karier Djauhari di dunia militer bisa dibilang cukup mentereng. Selama berdinas, Djamari menempati berbagai posisi strategis. Ia memulai tugasnya di satuan infanteri dan Kostrad.
Jenderal bintang tiga ini pernah ditunjuk sebagai Komandan Yonif Linud 330/Tri Dharma, Komandan Kodim 0501/Jakarta Pusat, sampai Kepala Staf Brigif Linud 18/Trisula.
Djamari tercatat pernah mengikuti operasi militer, seperti Operasi Seroja pada 1975 di Timor Leste. Operasi ini juga melibatkan Prabowo selaku juniornya di AKABRI dulu.
Pasca-reformasi, antara tahun 1998-1999, Djamari menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Jabatan dan tanggung jawabnya terus naik seiring berjalannya waktu.
Kemudian, ia menjabat sebagai Wakil Kepala Staf TNI AD di tahun 1999 hingga 2000. Tahun 2004, ia menurup karier militernya dengan jabatan Kepala Staf Umum TNI. Ini menjadi jabatan tertinggi di lingkup koordinatif Mabes TNI.
Menariknya, di tahun 1997-1998, Djamari sempat berada di dunia pemerintahan dengan menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Fraksi Utusan Daerah Jawa Barat dan Fraksi ABRI pada 1998-1999.
Di luar militer dan politik, Djamari merupakan eks Komisaris Utama PT Semen Padang tahun 2015-2016. Saat ini, Djamari menjabat sebagai anggota Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan periode 2025-2030.
Pengalaman Djamari yang moncer di dunia militer dan politik ini menjadi alasan pengangkatannya sebagai Menko Polhukam. Ia dianggap memiliki posisi yang kuat dan pengalaman yang matang di bidang politik, hukum, dan keamanan untuk menstabilkan keamanan negara.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News