nabung sampah nampah aplikasi bank sampah digital dari kolaka - News | Good News From Indonesia 2025

Nabung Sampah (Nampah): Aplikasi Bank Sampah Digital dari Kolaka

Nabung Sampah (Nampah): Aplikasi Bank Sampah Digital dari Kolaka
images info

Nabung Sampah (Nampah): Aplikasi Bank Sampah Digital dari Kolaka


Indonesia menghasilkan lebih dari 18 juta ton sampah setiap tahun sebagian besar berasal dari rumah tangga. Di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, tumpukan sampah rumah tangga dapat mencapai 14 ton per hari dan tidak ada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) selain milik PT ANTAM.

Sampah plastik menjadi kontributor terbesar pencemaran laut dan memengaruhi kemampuan berkembang biak biota laut. Hal ini mendorong Haerulla, seorang pemuda asal Kolaka, untuk memikirkan cara inovatif mengatasi masalah sampah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Nampah: Dari Keresahan Menjadi Aplikasi Bank Sampah Digital

Haerulla mendirikan Nampah, singkatan dari Nabung Sampah untuk mengubah cara masyarakat memandang sampah. Nampah adalah aplikasi digital yang memungkinkan warga menabung sampah terpilah dan menukarnya menjadi saldo uang yang bisa dicairkan atau digunakan untuk kebutuhan seperti pulsa dan listrik.

Aplikasi ini hadir sebagai versi digital dari bank sampah konvensional, memudahkan proses pengumpulan dan penukaran sampah melalui antarmuka berbasis smartphone.

Dalam sistem Nampah, nasabah dapat memesan penjemputan sampah yang sudah dipilah atau menyetorkannya langsung ke kantor. Semua jenis sampah diterima dengan tarif berbeda: plastik sekitar Rp 1.000/kg, minyak bekas Rp 2.500/kg, aluminium Rp 6.500/kg, dan styrofoam Rp 8.000/kg.

Setelah penjemputan, nilai sampah dikonversi menjadi saldo di aplikasi. Hingga September 2025, Nampah telah diunduh 2.103 kali, memiliki 415 nasabah, 5 mitra, dan mencatat 1.404 transaksi.

Nama “Nampah” sengaja dipilih karena mudah diingat dan menegaskan ajakan menabung sampah. Misi aplikasi ini adalah memperkenalkan konsep Reduce, Reuse, Recycle (3R) dalam pengelolaan sampah, sembari memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat.

Selain menjual sampah ke pengepul, Nampah mengolah sebagian sampah menjadi produk bernilai, seperti beanbag.

Pendidikan dan Kolaborasi untuk Kesadaran Lingkungan

Nampah tidak hanya fokus pada transaksi sampah. Program Sedekah Sampah bekerja sama dengan sekolah-sekolah di Kabupaten Kolaka untuk meningkatkan kesadaran pengelolaan sampah sejak dini.

Aplikasi ini juga terlibat dalam program Momahe (Mengelola Sampah Agar Bernilai Ekonomi) bersama PT ANTAM Unit Bisnis Pertambangan Nikel Kolaka. Momahe membentuk Kelompok Sadar Lingkungan (Pokdarling) yang melibatkan Persatuan Wanita Aneka Tambang (PWAT) dan ibu‑ibu PKK untuk mengelola sampah di Kelurahan Pomalaa.

Kolaborasi ini menunjukkan bahwa persoalan sampah dapat diatasi dengan sinergi perusahaan, pemerintah, komunitas, dan masyarakat.

Platform Nampah juga memberi edukasi tentang pentingnya memilah sampah. Sampah terpilah yang dijemput Nampah tidak berakhir di TPA, tetapi diolah kembali sehingga tumpukan sampah, bau tidak sedap, dan emisi gas berbahaya bisa berkurang. Bagi Haerulla, perubahan besar lahir dari kebiasaan sederhana yang dilakukan konsisten.

baca juga

Dampak Ekonomi dan Sosial

Nampah memberikan manfaat ekonomi langsung bagi nasabah. Masyarakat kini memiliki insentif untuk memilah dan menyetor sampah saldo yang terkumpul bisa digunakan untuk kebutuhan sehari‑hari. Secara sosial, aplikasi ini mengubah pola pikir masyarakat: sampah tak lagi dianggap beban, tetapi sumber nilai.

Kebiasaan memilah sampah berkembang menjadi budaya baru yang berdampak pada lingkungan: pengurangan tumpukan sampah, emisi gas berbahaya, dan peningkatan kualitas hidup.

Nampah juga mengolah sampah menjadi kerajinan atau barang bernilai ekonomis. Upaya ini mendorong ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah sebagai bahan baku produk kreatif. Inovasi Nampah membuktikan bahwa menjaga bumi bisa dimulai dari lingkungan sekitar, dengan niat sederhana untuk peduli dan bertindak.

baca juga

Penghargaan dan Pengakuan

Kisah inspiratif Haerulla dan Nampah telah diapresiasi secara nasional. Aplikasi ini memenangkan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 di bidang Teknologi. Pengakuan ini membuka peluang kerja sama lebih luas dengan pemerintah, komunitas, dan sektor swasta.

Penghargaan tersebut juga memotivasi Haerulla untuk terus mengembangkan Nampah. Meski layanan Nampah belum menjangkau semua daerah, Haerulla yakin bahwa dengan dukungan kolaborasi dan edukasi masyarakat, bank sampah digital dapat tumbuh menjadi gaya hidup baru.

Ia berharap Nampah dapat memperluas jaringan mitra dan diadopsi di berbagai daerah di Indonesia sehingga pengelolaan sampah menjadi lebih efisien dan berkelanjutan.

Tantangan dan Harapan Ke Depan

Meskipun inovatif, penggunaan Nampah masih terbatas pada beberapa wilayah. Tantangan utama adalah memperluas jangkauan layanan, menstabilkan harga sampah, dan meningkatkan literasi digital masyarakat. Edukasi tentang manfaat menabung sampah juga harus terus digencarkan agar lebih banyak rumah tangga yang terlibat.

Haerulla melihat peluang di balik tantangan. Jika sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat terus diperkuat, pengelolaan sampah berbasis digital dapat menjadi budaya baru yang mendorong ekonomi hijau.

baca juga

Nampah membuktikan bahwa sampah bukan akhir, melainkan awal dari sesuatu yang bermanfaat. Dengan menabung sampah, kita menabung harapan untuk bumi yang lebih bersih dan masa depan yang lebih baik.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IW
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.