Indonesia memiliki ribuan pulau kecil, banyak di antaranya dihuni oleh kurang dari 50 kepala keluarga dan belum tersambung jaringan listrik. Penduduk pesisir sering mengandalkan genset diesel yang mahal dan tidak ramah lingkungan.
Kondisi ini menghambat kegiatan ekonomi seperti pendinginan ikan tangkapan dan penerangan sekolah malam. Untuk menjawab tantangan tersebut, para inovator mulai melirik teknologi aquavoltaic gabungan panel surya terapung dan budidaya laut.
Apa itu aquavoltaic?
Aquavoltaic merupakan pemanfaatan lahan air untuk dua fungsi sekaligus: pembangkit listrik tenaga surya dan budidaya perikanan. Panel surya dipasang pada struktur terapung atau di atas pematang kolam, sementara perairan di bawahnya dimanfaatkan untuk membesarkan ikan dan udang.
Instalasi fotovoltaik terapung memiliki beberapa keunggulan, antara lain mengurangi penguapan air dan mendinginkan modul surya sehingga meningkatkan keluaran listrik hingga 20%. Evaluasi terhadap 292 instalasi aquavoltaic di China menunjukkan efisiensi sistem meningkat tajam antara 2014 - 2022, menandakan teknologi ini semakin matang secara teknis.
Proyek 42,9 MW di Tainan, Taiwan memanfaatkan 24 kolam bekas tambak: pematang kolam dipasangi panel surya, 18 kolam diisi ikan mullet dan udang, sementara kolam reservoir dihuni ikan bandeng untuk menjaga kualitas air.
Pada tahun pertama, fasilitas tersebut menghasilkan lebih dari 100 ribu kilogram hasil laut. Contoh tersebut menggambarkan potensi aquavoltaic untuk menghasilkan listrik sekaligus “panen kedua” berupa komoditas bernilai tinggi.
Implementasi di Indonesia: listrik gratis dan budidaya ikan kerapu
Dalam konteks Indonesia, teknologi aquavoltaic mulai diterapkan di wilayah pesisir sebagai solusi energi dan pemberdayaan ekonomi. Artikel Shell LiveWIRE menggambarkan inisiatif Aquavoltaic sebagai penyedia jasa listrik dengan model service to service.
Mereka memasang sistem Floating Photovoltaic di atas Karamba Jaring Apung (KJA) struktur budidaya ikan terapung dan memberikan listrik gratis kepada masyarakat. Selain memasok listrik, sistem ini dimanfaatkan untuk membudidayakan ikan kerapu (Epinephelus sp.) yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Teknologi ini merupakan bentuk offshore renewables yang terintegrasi dengan akuakultur, cocok untuk wilayah pesisir, dan keuntungannya meliputi pengembangan ekonomi pesisir serta pemenuhan kebutuhan energi.
Model bisnis service to service menempatkan masyarakat sebagai pengelola KJA dan sistem pembangkit, sehingga mereka tidak hanya menjadi konsumen listrik tetapi juga produsen komoditas perikanan.
Pendekatan ini mendorong kemandirian dan keterampilan teknis di tingkat lokal. Dengan listrik dari surya, masyarakat bisa mengoperasikan aerator, lampu malam, pendingin ikan, bahkan fasilitas pengolahan rumput laut tanpa bahan bakar fosil.
Dampak sosial dan ekonomi
Teknologi aquavoltaic memberikan beberapa dampak positif:
- Akses energi berkelanjutan Pulau kecil yang sebelumnya gelap kini mendapatkan listrik 24 jam dari panel surya terapung. Sistem ini mengurangi ketergantungan pada genset dan biaya bahan bakar.
- Pemberdayaan ekonomi Integrasi KJA memungkinkan budidaya ikan kerapu dan udang bernilai tinggi. Dengan adanya listrik, ikan dapat dibudidayakan secara intensif menggunakan aerasi, pemberian pakan otomatis, dan pendingin.
- Konservasi sumber air Panel surya yang menutupi permukaan air mengurangi evaporasi, menjaga volume air kolam, dan menurunkan suhu air. Efek pendinginan ini juga meningkatkan kinerja modul surya hingga 20%.
- Pelatihan dan kewirausahaan Karena masyarakat diberdayakan untuk mengelola sistem, mereka mendapatkan pelatihan tentang perawatan panel surya, manajemen budidaya, dan pencatatan bisnis. Hal ini menciptakan kapasitas baru dan membuka peluang jasa konsultasi.
Inovasi ini diakui secara nasional. Program “Teknologi Aquavoltaic Sebagai Solusi Akses Energi Listrik dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir” dari Kepulauan Riau, tercatat sebagai pemenang Apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2024.
Nama penggagasnya adalah Achmad Noufal, yang menggagas program ini untuk memecahkan krisis listrik dan meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir. Penghargaan ini menempatkan teknologi aquavoltaic sebagai solusi inovatif di bidang teknologi dan lingkungan.
Prospek ke depan sangat menjanjikan. Pemerintah mendorong pengembangan energi terbarukan, dan teknologi aquavoltaic dapat menjadi bagian portofolio energi nasional yang bersifat desentralisasi.
Dengan dukungan regulasi, insentif pembiayaan, dan pendidikan komunitas, teknologi ini bisa mempercepat transisi energi sekaligus membangun ekonomi biru.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News