Di era ketika hampir semua aktivitas manusia berpindah ke dunia digital, kesenjangan akses dan kemampuan teknologi di daerah pelosok masih menjadi tantangan besar. Namun, di Dusun Kurandak, Desa Karang Gading, Sumatera Utara, cerita berbeda sedang tumbuh. Di bawah langit desa yang masih diselimuti aroma tanah basah dan udara senja yang tenang, muncul sosok muda bernama Rafika Utami, yang menghadirkan secercah cahaya baru lewat program “Rumah Internet”.

Inisiatif ini bukan sekadar menghadirkan jaringan internet di desa, tetapi juga menjadi garda pemajuan literasi berbasis teknologi mendorong masyarakat memahami, menggunakan, dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Latar Belakang: Dari Keterbatasan ke Kesempatan
Dusun Kurandak dulunya dikenal sebagai daerah yang jauh dari akses digital. Keterbatasan jaringan dan rendahnya literasi teknologi membuat masyarakat sulit mengikuti perkembangan informasi dan peluang ekonomi berbasis digital. Rafika Utami, mahasiswi Universitas Sumatera Utara yang aktif dalam kegiatan sosial dan teknologi, menyadari bahwa transformasi digital tidak boleh hanya menjadi milik kota besar.
Berangkat dari semangat pengabdian, ia menggagas “Rumah Internet” sebuah tempat belajar, berbagi, dan berinovasi yang menyediakan fasilitas teknologi bagi masyarakat desa. Program ini hadir untuk menjembatani kesenjangan digital dan membangun masyarakat yang melek informasi.
Rumah Internet: Teknologi untuk Semua
Rumah Internet bukan hanya tempat untuk mengakses jaringan, melainkan ruang pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi, edukasi, dan pemberdayaan. Melalui kegiatan pelatihan dasar komputer, pengenalan media digital, serta kelas literasi internet, masyarakat Dusun Kurandak perlahan-lahan belajar menguasai teknologi.

Anak-anak diajarkan cara mencari informasi dan belajar daring, sementara ibu rumah tangga dan pemuda desa mendapatkan pelatihan membuat konten kreatif sederhana, memanfaatkan media sosial untuk usaha kecil, serta memahami keamanan digital.
“Internet bukan untuk sekadar hiburan, tapi alat untuk belajar dan berkembang,” ujar Rafika dalam salah satu sesi pelatihan. Visi ini menjadikan Rumah Internet bukan hanya program teknologi, tapi juga gerakan sosial yang mengubah pola pikir masyarakat terhadap dunia digital.
Dampak Nyata: Literasi Digital yang Menggerakkan
Sejak berdiri, Rumah Internet telah membawa perubahan signifikan di Dusun Kurandak.
- Anak-anak sekolah kini lebih percaya diri menggunakan perangkat digital untuk belajar.
- Pemuda desa mulai merintis usaha berbasis daring seperti penjualan produk lokal melalui media sosial.
- Masyarakat umum lebih sadar akan pentingnya keamanan data dan etika digital.
Lebih dari itu, semangat gotong royong yang menjadi ciri khas desa kembali hidup. Warga ikut menjaga fasilitas bersama, membantu pelatihan, dan mengembangkan ide baru agar Rumah Internet terus berkembang.
Program ini juga membuka kesempatan kolaborasi dengan pihak kampus, lembaga sosial, hingga pemerintah daerah untuk memperluas jaringan literasi digital ke desa-desa lain di sekitar Karang Gading.
Rafika Utami: Sosok di Balik Gerakan
Sebagai inisiator, Rafika dikenal rendah hati namun visioner. Ia percaya bahwa teknologi tidak akan bermanfaat jika tidak diimbangi dengan pemahaman dan nilai kemanusiaan.
Dengan latar belakang pendidikan di bidang teknologi dan keterlibatan aktif dalam kegiatan sosial kampus, Rafika berperan sebagai jembatan antara dunia akademik dan masyarakat desa. Ia dan timnya mengelola Rumah Internet dengan prinsip inklusivitas—bahwa setiap orang, tanpa memandang usia dan latar belakang, berhak memiliki kesempatan yang sama untuk belajar.
Baginya, literasi digital bukan hanya kemampuan teknis, tetapi kesadaran untuk menggunakan teknologi secara bijak dan produktif.
Menatap Masa Depan: Dari Kurandak untuk Indonesia
Rumah Internet di Dusun Kurandak kini menjadi contoh inspiratif bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil. Program ini tidak hanya memberdayakan masyarakat, tetapi juga membuka ruang bagi kolaborasi lintas generasi untuk menciptakan desa yang tanggap digital.
Melalui semangat Rafika Utami dan dukungan masyarakat setempat, inisiatif ini terus berkembang menjadi model keberhasilan literasi digital berbasis komunitas. Ke depan, Rafika berharap Rumah Internet dapat direplikasi di berbagai daerah di Sumatera Utara, bahkan ke seluruh Indonesia.
Di tengah derasnya arus digitalisasi, apa yang dilakukan Rafika Utami di Dusun Kurandak menjadi bukti bahwa perubahan bisa dimulai dari desa, dari hal sederhana, dan dari tangan-tangan muda yang peduli.
Rumah Internet bukan sekadar proyek, tetapi simbol harapan, bahwa di setiap sudut negeri, ada generasi yang siap menyalakan cahaya literasi digital untuk masa depan Indonesia yang lebih cerdas dan inklusif.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News