Salah satu hal yang paling ditunggu peserta magang adalah uang saku. Selain pengalaman kerja, uang saku menjadi bentuk apresiasi dari perusahaan atas waktu dan tenaga yang telah diberikan. Meski jumlahnya berbeda-beda, uang saku magang tetap memberi nilai tambah bagi peserta untuk belajar menghargai hasil kerja sendiri.
Perhitungan Uang Saku
Flat setiap bulan
Setiap perusahaan memiliki aturan tersendiri dalam menentukan besaran uang saku magang. Ada yang menerapkan sistem pembayaran tetap setiap bulan, sesuai dengan kontrak yang telah disepakati sejak awal. Sistem ini membuat peserta magang lebih mudah mengatur keuangan karena nominal yang diterima tidak berubah, meski ada hari libur atau kegiatan di luar kantor.
Biasanya, uang saku tersebut sudah mencakup kebutuhan seperti transportasi, makan, hingga insentif harian. Jadi, tak perlu heran jika nominal yang diterima antar peserta magang berbeda-beda. Ada yang mendapat Rp500 ribu per bulan, sementara yang lain bisa mencapai Rp2 juta. Semua bergantung pada kebijakan perusahaan dan kemampuan finansial tempat magang masing-masing.
Dihitung per absen
Beberapa perusahaan memilih sistem uang saku magang yang dihitung berdasarkan absensi. Dalam sistem ini, uang saku diberikan sesuai jumlah hari kerja yang benar-benar dihadiri peserta magang. Jika tidak masuk karena izin, sakit, atau libur nasional, maka hari tersebut biasanya tidak dihitung sebagai bayaran.
Ada juga perusahaan yang menerapkan sistem kerja hybrid atau work from home (WFH) dengan perhitungan serupa. Cara ini dinilai lebih transparan dan mendorong kedisiplinan peserta magang. Selain itu, sistem absensi juga membantu perusahaan menilai keaktifan dan tanggung jawab peserta selama menjalani program magang.
Dasar Hukum Uang Saku Magang
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 36 Tahun 2016, peserta magang berhak memperoleh uang saku sebagai bagian dari hak mereka. Regulasi ini menegaskan bahwa uang saku termasuk bentuk penghargaan atas kontribusi peserta selama menjalani program pemagangan. Selain uang saku, peserta juga berhak mendapatkan perlindungan seperti asuransi dan sertifikat pelatihan setelah magang selesai.
Meski demikian, aturan tersebut tidak menetapkan besaran pasti uang saku yang harus diberikan. Nominalnya bergantung pada kebijakan dan kemampuan masing-masing perusahaan. Perusahaan besar biasanya mampu memberikan uang saku yang lebih tinggi, bahkan mendekati upah minimum, sementara perusahaan kecil atau startup umumnya memberikan uang saku yang bersifat simbolis namun tetap layak.
Aturan lain yang sering menjadi rujukan adalah Permenaker Nomor 6 Tahun 2020 Pasal 13. Dalam peraturan itu dijelaskan bahwa peserta magang berhak memperoleh sejumlah fasilitas penting, seperti bimbingan dari instruktur, hak sesuai perjanjian magang, jaminan keselamatan kerja, uang saku, hingga sertifikat setelah program berakhir. Ketentuan ini memperkuat posisi peserta magang agar mendapatkan pengalaman kerja yang aman, terarah, dan tetap dihargai secara profesional.
Manfaat Uang Saku Magang
Bentuk penghargaan terhadap peserta magang
Pemberian uang saku magang bukan hanya soal nominal, tapi juga bentuk apresiasi atas kerja keras peserta. Dengan adanya uang saku, peserta merasa kontribusinya diakui dan dihargai oleh perusahaan. Hal ini membantu menumbuhkan rasa profesionalisme dan tanggung jawab sejak awal perjalanan karir mereka.
Sarana untuk belajar mengelola keuangan
Uang saku juga menjadi kesempatan bagi peserta magang untuk belajar mengatur keuangan pribadi. Dari penghasilan yang diterima, mereka bisa mulai menabung, mengatur pengeluaran, atau menyisihkan sebagian untuk kebutuhan mendadak. Pengalaman sederhana ini menjadi pelajaran penting dalam membangun kedisiplinan finansial sebelum terjun ke dunia kerja sesungguhnya.
Agar merasakan gaji bulanan
Selain penghargaan dan pembelajaran finansial, uang saku memberi gambaran nyata tentang sistem penghasilan bulanan. Meskipun jumlahnya tidak sebesar gaji karyawan tetap, pengalaman menerima dan mengatur uang sendiri dapat meningkatkan kesadaran finansial. Bagi perusahaan, hal ini juga berdampak positif karena peserta magang menjadi lebih termotivasi dan bekerja dengan rasa tanggung jawab yang tinggi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News