dari guru biasa menjadi penggerak gerakan guru indonesia melek film - News | Good News From Indonesia 2025

Dari Guru Biasa Menjadi Penggerak Gerakan “Guru Indonesia Melek Film”

Dari Guru Biasa Menjadi Penggerak Gerakan “Guru Indonesia Melek Film”
images info

Dari Guru Biasa Menjadi Penggerak Gerakan “Guru Indonesia Melek Film”


Di era digital yang serba cepat ini, perhatian anak didik sering kali lebih tertuju pada layar gawai daripada buku pelajaran. Namun, di tengah arus tersebut, muncul sosok inspiratif bernama Anggun Piputri—seorang pendidik dari DKI Jakarta yang melihat film bukan sebagai gangguan, melainkan sebagai jembatan menuju pembelajaran yang bermakna.
Ia percaya bahwa ketika guru mampu “berbahasa layar”, maka ruang kelas bisa berubah menjadi ruang yang lebih hidup, kreatif, dan relevan dengan dunia anak-anak masa kini.

Latar belakang Anggun sebagai seorang pendidik membuatnya peka terhadap perubahan perilaku belajar siswa. Ia melihat betapa media visual kini memiliki kekuatan luar biasa dalam memengaruhi cara anak-anak berpikir dan memahami dunia.
Berangkat dari keresahan itu, pada tahun 2023, ia menggagas gerakan “Guru Indonesia Melek Film”—sebuah inisiatif yang mengajak para guru untuk memanfaatkan film sebagai media literasi, diskusi, dan refleksi di ruang kelas.

Melalui pelatihan, workshop, dan kolaborasi lintas komunitas, Anggun memperkenalkan cara-cara sederhana membuat, menonton, dan menganalisis film edukatif. Tujuannya jelas: menumbuhkan daya kritis dan empati siswa melalui kisah di layar.

baca juga

Teknologi dan Literasi Visual: Dua Sayap Pendidikan Abad 21

Gerakan yang dipelopori Anggun tidak hanya sebatas menonton film, tetapi juga mengajarkan guru untuk memproduksi karya visual sederhana dengan alat yang tersedia, bahkan hanya dengan ponsel.
Dengan dukungan platform digital seperti Sinedu.id, Anggun membuka ruang bagi para guru untuk belajar membuat film pendek edukatif, berbagi karya, dan membangun jejaring antar pendidik dari berbagai daerah.

Ia percaya bahwa teknologi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.
Film menjadi medium untuk menyampaikan nilai, mengasah empati, dan menghidupkan kembali semangat belajar di era pascapandemi, saat sistem pendidikan membutuhkan pendekatan baru yang lebih kreatif dan interaktif.

Dalam keseharian kita, layar sudah menjadi bagian dari hidup, dari ponsel, televisi, hingga bioskop mini di rumah. Anak-anak tumbuh dengan visual, bukan hanya teks. Di tengah perubahan cara belajar ini, Anggun Piputri, seorang pendidik asal DKI Jakarta, hadir membawa gagasan segar: menjadikan film sebagai bahasa baru pendidikan.

Melalui gerakannya yang bertajuk “Guru Indonesia Melek Film”, Anggun berusaha menjembatani dunia layar dengan ruang kelas, agar para guru tidak tertinggal oleh perubahan zaman. Ia percaya, film bisa membuat siswa berpikir kritis, berempati, dan belajar tanpa merasa digurui.

Mengenal Lebih Dekat Gerakan “Guru Indonesia Melek Film”

Gerakan ini lahir dari keinginan sederhana: membantu guru memahami kekuatan film sebagai media pembelajaran. Dalam setiap pelatihannya, Anggun mengajak guru untuk menonton, mendiskusikan, hingga membuat film sederhana bersama siswa.

Tujuannya bukan untuk mencetak sineas, tapi membangun kesadaran visual dan literasi digital—dua kemampuan penting bagi generasi abad ke-21.

Melalui film, siswa bisa belajar sains dari kisah penemuan, memahami nilai sosial dari film pendek lokal, atau mengasah empati lewat film dokumenter. Film bukan lagi sekadar hiburan, tapi jendela kehidupan yang sarat makna.

baca juga

SINEDU.ID: Ruang Belajar yang Menghidupkan Layar

Di balik keberhasilan gerakan ini, ada platform pendidikan yang menjadi mitra penting:Sinedu.id atau Sinema Edukasi.
Platform ini adalah inisiatif pendidikan berbasis film yang bertujuan mempertemukan pembuat film, pendidik, siswa, dan orang tua dalam satu ruang belajar digital.

Sinedu.id adalah platform online yang menggunakan film sebagai media belajar—baik di sekolah maupun di rumah. Di dalamnya terdapat film terkurasi, modul pembelajaran, serta ruang diskusi bagi komunitas pendidikan.
Setiap film dilengkapi dengan modul edukatif yang bisa diunduh dan digunakan guru sebagai bahan ajar.

Platform ini terbuka untuk guru, siswa, dan orang tua. Semua bisa mendaftar sebagai pengguna untuk menikmati film dan mengikuti diskusi edukatif di dalamnya.Menonton film di Sinedu tidak memerlukan biaya langsung. Namun, pengguna perlu mendaftar dan melengkapi profilnya untuk mendapatkan “credit”, yang kemudian digunakan untuk menonton film.Credit diperoleh dengan melengkapi profil, berpartisipasi dalam forum diskusi, atau aktif dalam berbagai kegiatan di situs. Sistem ini membuat pengguna tidak hanya menjadi penonton, tapi juga bagian dari komunitas belajar aktif.

Film hanya bisa ditonton secara streaming, sehingga koneksi internet dibutuhkan saat mengakses konten. Hal ini juga menjaga hak cipta pembuat film dan keberlanjutan platform. Modul di Sinedu berisi panduan pembelajaran yang bisa diunduh oleh guru dan orang tua. Modul membantu memfasilitasi diskusi setelah menonton film dan mengaitkan pesan film dengan mata pelajaran tertentu. Tim Sinedu akan memilih film yang sesuai dengan nilai edukatif dan tujuan platform.
Dengan demikian, Sinedu menjadi jembatan antara pembuat film yang peduli pendidikan dan penonton yang haus pengetahuan.

Tiga Pilar Pengguna: Guru, Orang Tua, dan Siswa

  1. Guru
    Guru dapat menggunakan film sebagai media pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
    Sinedu menyediakan film serta modul tematik berbasis kompetensi yang bisa digunakan gratis.
    Selain itu, guru juga bisa berbagi pengalaman, mengembangkan modul pembelajaran, dan berkontribusi langsung melalui fitur “Tambah Modul”.
  2. Orang Tua
    Menonton film menjadi aktivitas yang mempererat hubungan keluarga. Melalui film, anak belajar nilai-nilai kehidupan, sementara orang tua bisa memandu mereka memahami pesan moral di dalamnya. Diskusi setelah menonton menjadi sarana membangun kedekatan emosional dan pemikiran kritis anak.
  3. Siswa
    Bagi siswa, film menjadi pengalaman belajar yang alami dan menarik.
    Setiap kisah di layar mengandung pesan dan wawasan baru yang bisa memperkaya imajinasi serta memperkuat kemampuan berpikir kritis. Film membuat proses belajar lebih kontekstual dan menyenangkan.

Apa yang Dihadirkan SINEDU.ID

  • Film: Koleksi film terkurasi untuk berbagai usia, tema, dan latar belakang.
  • Modul: Materi pendukung untuk guru dan orang tua agar pembelajaran lewat film lebih terarah.
  • Diskusi: Ruang interaktif online dan offline untuk bertukar pandangan antara guru, siswa, orang tua, dan pembuat film.

Kenapa Harus Menggunakan SINEDU.ID?

  1. Edukatif:
    Menumbuhkan percakapan tentang film dan pendidikan, serta menciptakan umpan balik antarpenonton dan insan perfilman.
  2. Alternatif:
    Menjadi wadah pertama yang mengolaborasikan dunia pendidikan dan perfilman secara partisipatif.
  3. Partisipatif:
    Memberi kesempatan bagi pengguna untuk belajar, berdiskusi, dan berkontribusi, menjadikan pengalaman menonton film lebih bermakna.

Melalui kolaborasi dengan Sinedu.id, Anggun Piputri berhasil menggerakkan ratusan guru di berbagai daerah untuk berani bereksperimen dengan media film.
Ia membuktikan bahwa kreativitas dan empati bisa diajarkan, bukan hanya lewat buku, tapi juga melalui cerita dan gambar bergerak.

Gerakan “Guru Indonesia Melek Film” kini tak hanya menjadi proyek pendidikan, melainkan gerakan budaya belajar baru, di mana film menjadi ruang refleksi, percakapan, dan pertumbuhan bersama.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.