Di tengah derasnya arus digital dan gempuran informasi yang semakin masif, ada sekelompok anak muda desa yang memilih untuk tidak sekadar menjadi penonton.
Mereka ingin bercerita, mereka ingin menunjukkan bahwa desa bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sumber inspirasi, potensi, dan semangat kebersamaan. Di samping itu, mereka memiliki keresahan dengan banyaknya tontonan yang kurang sedap di tonton apalagi oleh anak-anak.
Di era society 4.0 ini memiliki kemudahan akses pada dunia digital. Akan tetapi harus pintar memilih dan memilah apa yang kita dengar, lihat dan tiru dari objek visual itu sendiri.
Berangkat dari semangat dan keresahan itulah Gema Desa Visual (GDV) Productions lahir yang diharapkan menjadi sebuah ruang atau simpul kreatif yang menyalakan cahaya dari pelosok desa,.
GDV sendiri diinisiasi oleh Karang Taruna Desa Ciburayut yang diisi oleh para pemuda yang memang memiliki minat dan bakat dib idang visual. Mereka berdomisili di Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor.
Gema Desa Visualberdiri atas dasar kepedulian dan kecintaan terhadap potensi desa yang memiliki sumber daya manusia, alam, budaya, hingga ekonomi kreatif yang sering kali luput dari sorotan media besar.
Mereka akan mencoba berkarya lewat audio visual seperti film pendek, dokumenter, podcast, dan konten digital.

Gambar perencanaan program Gema Desa Visual | sumber: Canva / Dok. Pribadi Belgi Alhuda
Gema Desa Visual berkomitmen untuk mengangkat kisah nyata masyarakat desa kisah perjuangan, kerja keras, inovasi, dan gotong royong.
Mereka percaya bahwa setiap warga desa memiliki cerita berharga. Entah itu petani yang tak pernah menyerah menanam di tengah perubahan iklim, pemuda yang berjuang membangun usaha kreatif, atau anak muda yang menorehkan prestasi di bidang olahraga dan lingkungan.
Semua cerita itu perlu disuarakan, didokumentasikan, dan disebarluaskan agar menginspirasi banyak orang. Itulah makna dari kata “Gema” yang berarti suara yang menggema, meluas, dan menggetarkan hati.
Selain program talkshow dan film, Gema Desa Digital juga tidak luput dari sub bidang. Dengan Gema Desa Digital mereka ingin membantu komunitas, UMKM, dan pemerintahan Desa membuat konten digital kreatif. Mulai dari video reels, kampanye sosial, hingga desain grafis promosi.

Ketua Karang Taruna Desa Ciburayut (Kiri) pada saat berfoto bersama Atlet PBSI Jawa Barat, Salsa Sawitri dan Tim Gema Desa Visual setelah sesi podcast dalam Gema Desa Talk | Sumber: Dok. Pribadi Belgi Alhuda
Dalam setiap proses kreatifnya, Gema Desa Visual akan banyak melibatkan unsur masyarakat: pemuda, perangkat desa, pelaku usaha kecil, hingga komunitas seni lokal. Kolaborasi ini menjadi kunci keberlanjutan mereka. Karena, mereka percaya bahwasanya kemajuan desa tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi harus dilakukan bersama.
Kini, gema itu terus bergaung. Dari Ciburayut untuk Bogor, dari Bogor untuk Jawa Barat, dan dari Jawa Barat untuk seluruh Indonesia. Karena, dalam hati mereka memiliki keyakinan bahwasanya setiap desa punya kisah dan setiap kisah pantas untuk didengar.
Seni visual adalah salah satu cara mereka memberikan hiburan kepada masyarakat, memberikan tontonan sekaligus tuntutan. Mereka menilai visual termasuk cara komunikasi dengan masyarakat luas, pemberi pesan yang mudah dimengerti.
Visual adalah wujud yang hanya bisa dilihat mata dan segala hal yang bisa dilihat oleh indra penglihatan manusia yaitu mata. Bisa berupa gambar, lukisan, foto, video, pemandangan, benda, orang, dan objek-objek lainnya.
Mereka berharap agar dapat memberikan memberikan sumbangsih pemikiran ide dan gagasannya yang dituangkan dalam karya visual dan memberikan dampak bagi lingkungan dan berkelanjutan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News