brigitta gunawan dan gerakan 30x30 ketika anak muda memimpin restorasi laut - News | Good News From Indonesia 2025

Brigitta Gunawan dan Gerakan 30x30: Ketika Anak Muda Memimpin Restorasi Laut

Brigitta Gunawan dan Gerakan 30x30: Ketika Anak Muda Memimpin Restorasi Laut
images info

Brigitta Gunawan dan Gerakan 30x30: Ketika Anak Muda Memimpin Restorasi Laut


"Saya meluncurkan 30x30 Indonesia pada 2021 ketika saya berusia 17 tahun. Pada dasarnya, fokus pekerjaan kami adalah mengedukasi, mengadvokasi kebijakan, dan restorasi habitat," kata Brigitta.

Brigitta Gunawan adalah pendiri gerakan 30x30 Indonesia. Ia meluncurkan 30x30 Indonesia pada 2021, saat usianya masih 17 tahun. Pada usianya yang masih remaja, ia ingin membawa semangat global 30x30 Initiative ke Indonesia.

Istilah 30x30 lahir dari Global Biodiversity Framework Kunming–Montreal, sebuah kesepakatan internasional yang diadopsi oleh 190 negara pada 19 Desember 2022. Kesepakatan itu memiliki empat tujuan utama dan 23 target yang berfokus pada pemulihan alam dan keanekaragaman hayati.

baca juga

Target utamanya adalah melindungi 30 persen daratan, air tawar, dan lautan dunia pada tahun 2030.

Untuk lautan, target ini berarti melipatgandakan luas kawasan laut yang dilindungi hingga tiga kali lipat. Artinya, setiap negara, termasuk Indonesia, harus memperkuat perlindungan ekosistem laut, memperbaiki terumbu karang, dan melibatkan masyarakat dalam proses konservasi.

“Kita terhubung dengan lautan, bahkan saat berada di kota. Tidak ada aksi yang terlalu kecil,” yakin Brigitta.

baca juga

Apa yang Dilakukan 30x30 Indonesia?

“Fokus pekerjaan kami adalah edukasi, advokasi kebijakan, dan restorasi habitat,” ujarnya.

Pekerjaan yang dilakukan 30x30 Indonesia cukup beragam, tidak hanya sebatas advokasi. Mereka juga turun ke lapangan. Mereka mendatangi sekolah-sekolah, membuat program literasi laut, menyelenggarakan webinar, dan menanam terumbu karang di Tulamben bersama komunitas penyelam lokal. Brigitta sadar bahwa pengetahuan tentang pendidikan lingkungan sejak dini adalah hal yang penting.

“Apa yang saya lakukan adalah melibatkan komunitas dan kekuatan anak muda untuk berinteraksi dengan sains dan menyuarakan dukungan mereka demi tujuan global,” katanya.

Brigitta pun telah tampil di berbagai forum internasional, seperti Konferensi Laut PBB, Kongres Taman Asia, hingga Global Innovation Lab UNLEASH. Ia juga dianugerahi National Geographic Young Explorer dan Ocean Awards Young Initiative oleh Blue Marine Foundation bersama BOAT International.

baca juga

“Saya mencoba terus memanfaatkan dukungan yang dibutuhkan untuk memulihkan lautan kita. Tidak peduli di mana kita berada, entah di kota maupun pesisir, kita semua terhubung,” ujarnya.

Ia juga membangun jaringan dengan LSM lingkungan di Australia, membuktikan bahwa konservasi bisa lintas batas dan lintas generasi.

Selain itu, sebagai anak muda, Brigitta paham betul bahwa sosial media adalah cara yang cukup efektif dalam melakukan kampanye. Ia pun memanfaatkan hal tersebut untuk menguarakan gerakan peduli lingkungan di sana.

"Saya menciptakan komunitas anak muda yang juga bersemangat, ingin belajar lebih banyak, (anggotanya) tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sebagian besar (suara gerakannya) dapat ditemukan di platfrom media sosial, seperti melalui tagar #30x30Indonesia."

baca juga

Gerakan Berbasis Komunitas

Salah satu hal menarik dari gerakan 30x30 Indonesia adalah penggunaan sains komunitas (community science). Sains komunitas (community science atau citizen science) adalah kegiatan penelitian ilmiah yang melibatkan partisipasi masyarakat umum.

Brigitta dan timnya menguji kualitas air di berbagai wilayah, baik air sungai, danau, maupun air mineral untuk memantau tingkat pencemaran. Data tersebut dipetakan untuk menemukan sumber kontaminasi.

“Ketika memiliki data sains komunitas itu, kami bisa melihat area yang tercemar dan mencari sumber potensialnya,” katanya.

baca juga

Taman Karang Berbentuk “30x30” di Dasar Laut

Salah satu inisiatif paling menarik dari gerakan ini adalah taman terumbu karang berbentuk angka 30x30 di dasar laut Tulamben, Bali. 30x30 Indonesia melakukan itu berkolaborasi dengan komunitas lain, seperti PPLH Bali dan Jaladharma (Diving Club Bali).

“Sejak tahun lalu, kami menanam taman karang berbentuk angka 30 di dasar laut, bertepatan dengan Hari Bumi 2022 bersama Jaladarma (Diving Club Bali) dan PPLH Bali, begitulah saya terhubung dengan komunitas di sini,” ujar Brigitta.

Taman terumbu karang yang dibentuk menyerupai angka 30x30 di dasar laut Tulamben dirancang agar menarik perhatian siapa pun yang menyelam, termasuk instruktur, wisatawan, maupun komunitas lokal. Pertanyaan itu bisa menjadi pintu masuk untuk berdialog tentang konservasi laut dan makna gerakan 30x30.

“Itu (taman koral) bisa membuat seseorang mengajukan pertanyaan apa itu 30x30, dan kemudian kita bisa memulai percakapan untuk mempelajari lebih lanjut," tandasnya.

baca juga

Diverseas: Laut yang Bisa Diselami dari Ruang Kelas

Brigitta juga menghadirkan Diverseas, sebuah teknologi yang memungkinkan seseorang merasakan pengalaman laut tanpa perlu benar-benar berada di laut.

Platform ini menggunakan teknologi Virtual Reality (VR) dengan simulasi 360° yang membuat pengguna seolah ikut menyelam di bawah permukaan laut.

Pendekatan berbasis VR ini disebutnya sebagai pendidikan emosional visual, yang membantu orang terhubung dengan alam melalui pengalaman. Brigitta menjelaskan, ketika seseorang melihat langsung keindahan dan kerentanan laut, kesadaran untuk melindunginya akan tumbuh lebih kuat.

Menurut penelitian Frontiers in Virtual Reality (2021), teknologi imersif seperti VR terbukti meningkatkan empati lingkungan hingga 27% dibanding metode konvensional. Hal inilah yang ingin dimanfaatkan Brigitta untuk membangun generasi baru pecinta laut.

 “Saat pertama kali snorkeling di kawasan konservasi laut dan melihat langsung keindahan terumbu karang, saya menyadari betapa pentingnya menjaga laut,” katanya.

Pengalaman itu membuatnya mengubah cara pandang terhadap waktu dari one day menjadi day one, bukan suatu hari nanti, tapi hari ini adalah awalnya.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.